Edukasi dan Promosi Kesehatan Penyakit Radang Panggul (PID)
Edukasi dan promosi kesehatan PID/pelvic inflammatory disease atau penyakit radang panggul adalah mengenai pencegahan infeksi menular seksual (IMS) karena PID paling sering dikaitkan dengan klamidia dan gonorrhea. Pasien yang sudah didiagnosis perlu diedukasi mengenai regimen terapi dan pentingnya menyelesaikan terapi antibiotik untuk mencegah komplikasi dan kebutuhan tindakan pembedahan.
Edukasi Pasien
Edukasi yang perlu diberikan pada pasien dengan PID yaitu mengenai penyakit yang dialami, etiologi yang mendasari, pemilihan terapi yang sesuai dengan pasien, serta prognosis dan komplikasi yang mungkin terjadi pada pasien.
Infeksi Menular Seksual (IMS)
Edukasi mengenai etiologi yang mendasari (terutama apabila akibat IMS) penting dilakukan dengan benar, karena masuk ke dalam bagian upaya pencegahan dan pengendalian penyakit IMS di masa mendatang. Edukasi yang diberikan meliputi tata cara melakukan hubungan seksual yang sehat, termasuk merekomendasikan agar pasien hanya memiliki satu partner seksual, memiliki partner seksual yang juga tidak berganti-ganti partner, serta menggunakan barrier atau kondom saat melakukan hubungan seksual. Terapi pada partner seksual juga penting dilakukan untuk mengurangi angka kejadian kekambuhan IMS.[3]
Prognosis dan Komplikasi
Edukasi mengenai prognosis dan komplikasi yang mungkin terjadi pada pasien juga perlu ditekankan. Sampaikan bahwa terapi adekuat akan dapat mencegah kemungkinan kerusakan permanen pada organ dan sebagai hasilnya akan mencegah kemungkinan kehamilan ektopik dan infertilitas. Selain itu, pastikan untuk memotivasi pasien agar dapat berkomitmen untuk konsisten melakukan skrining berkala, setidaknya dua tahun sekali untuk mengurangi angka kekambuhan infeksi.[2,4]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Sekitar 85% kasus PID disebabkan oleh IMS yang mengalami ascending infection, terutama klamidia dan gonorrhea. Maka dari itu, upaya pencegahan dan pengendalian penyakit berupa sex education dan skrining rutin IMS menjadi penting.
Pada sex education, dapat direkomendasikan agar pasien menunda hubungan seks sampai di atas usia 16 tahun, tidak berganti-ganti partner seksual, serta menggunakan barrier atau kondom saat melakukan hubungan seksual. Di sisi lain, pemeriksaan skrining rutin untuk penyakit IMS umumnya ditujukkan kepada wanita berusia 25 tahun ke atas yang sudah aktif secara seksual.[4]
Penulisan pertama oleh: dr. Yelsi Khairani