Patofisiologi Penyakit Radang Panggul (PID)
Patofisiologi PID/ pelvic inflammatory disease, atau penyakit radang panggul, umumnya melibatkan infeksi asendens dari vagina atau serviks ke saluran genital atas.[6]
Tahapan Infeksi
Secara umum, patofisiologi PID dapat dibagi menjadi 2 tahap. Pada tahap pertama, yakni terjadinya infeksi pada vagina atau serviks, infeksi biasanya disebabkan oleh penyakit menular seksual, dan bersifat asimptomatik. Infeksi menular seksual (IMS), biasanya disebabkan oleh Chlamydia trachomatis dan Neisseria gonorrhoeae. Selanjutnya, bakteri tersebut naik ke saluran genitalia yang lebih atas.
Mekanisme naiknya infeksi ke saluran genital bagian atas tidak diketahui secara pasti. Berikut ini beberapa teori yang dapat menjelaskan terjadinya naiknya infeksi ke saluran genital bagian atas, sehingga menyebabkan PID.[4,6,7]
Penurunan Fungsi Lendir Serviks
Lendir serviks merupakan salah satu penghalang naiknya mikroorganisme ke saluran genitalia yang lebih atas. Namun, pada kondisi infeksi yang menyebabkan inflamasi pada vagina atau serviks, efektivitas perlindungan lendir serviks ini menjadi berkurang. Begitu juga pada saat ovulasi dan menstruasi, efektivitas perlindungan serviks menjadi berkurang diakibatkan perubahan hormonal. Selain itu, aliran darah menstruasi retrograde merupakan medium biakan yang baik untuk bakteri.[3,4,7]
Hubungan Seksual
Hubungan seksual adalah sebagai media dimana bakteri penyebab infeksi dapat terbawa melalui sperma. Diperkirakan saat orgasme, kontraksi uterus yang ritmik turut memfasilitasi naiknya bakteri ke saluran genitalia atas. Bakteri juga dapat terbawa oleh sperma ke dalam uterus dan tuba falopii.
Infeksi pada tuba falopii ini awalnya hanya mengenai mukosa, tetapi selanjutnya inflamasi dapat cepat menyebar ke transmural. Inflamasi ini dapat terus berlanjut ke struktur parametrial termasuk usus. Melalui tumpahan cairan purulen dari tuba falopii atau penyebaran limfatik, infeksi dapat berlanjut sampai melewati pelvis yang menyebabkan peritonitis akut dan perihepatitis akut (Sindrom Fitz-Hugh–Curtis).[3,4]
Faktor Lain
Faktor lain yang diduga turut terlibat dalam mekanisme terjadinya PID adalah faktor genetik. Polimorfisme pada gen Toll-Like Receptor (TLR) yang merupakan komponen penting pada sistem kekebalan tubuh bawaan diketahui meningkatkan risiko dari infeksi saluran genitalia atas. Varian gen ini juga berhubungan dengan progresivitas infeksi C. trachomatis pada PID.[4]
Penulisan pertama oleh: dr. Yelsi Khairani