Etiologi Abrasi Kornea
Etiologi abrasi kornea adalah berbagai mekanisme, seperti trauma langsung, benda asing, lensa kontak, dan erosi berulang. Luka traumatik dapat disebabkan oleh kuku jari, atau dari objek eksternal seperti alat, ranting, ataupun bahan kimia.[1]
Etiologi
Penyebab abrasi kornea dapat dibagi menjadi 4 klasifikasi, yaitu:
- Trauma eksternal, yaitu cedera mekanis dari objek luar, seperti ranting, kosmetik berupa maskara, dan jari kuku
- Benda asing, yang terletak di bawah kelopak mata atau lapisan luar kornea, seperti pecahan kaca, debu, atau karat
- Penggunaan lensa kontak
- Erosi berulang, yang menyebabkan kerusakan struktur epitelium sehingga luka terjadi secara spontan tanpa adanya trauma atau benda asing[1]
Lensa kontak yang tidak sesuai, terlalu sering dipakai, sudah mengalami dehidrasi, atau kotor dapat menyebabkan keratitis, abrasi kornea, bahkan ulkus kornea. Penggunaan lensa kontak sepanjang malam juga dapat menyebabkan terjadinya abrasi. Penggunaan lensa kontak yang terlalu lama dapat menyebabkan tidak cukupnya transmisi oksigen ke kornea sehingga terjadi deskuamasi permukaan epitelium. Akibatnya, terjadi edema pada kornea yang menyebabkan defek pada epitel.[1,3]
Faktor Risiko
Beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya abrasi kornea adalah trauma akibat berolahraga, tindakan mata terkait mata, anestesi, maupun penyakit saraf seperti Bell’s palsy. Beberapa pekerjaan, seperti tukang las, juga lebih berisiko mengalami abrasi kornea.[3]
Trauma Akibat Berolahraga
Abrasi kornea terjadi biasanya pada pemain sepak bola. Selain itu, terdapat 1 dari 10 pemain basket juga dapat terkena abrasi kornea yang disebabkan oleh trauma akibat jari lawan atau siku lawan pada mata pasien.[3]
Tindakan Medis terkait Mata
Operasi kelopak mata dapat menjadi salah satu faktor risiko terjadinya abrasi kornea melalui trauma jahitan pada permukaan kelopak bagian konjungtival atau tarsus secara tidak sengaja. Kornea dan bola mata sebaiknya harus dijaga pada saat diseksi kelopak dan saat penjahitan. Selain itu, ekstraksi benda asing konjungtiva juga dapat menyebabkan komplikasi abrasi kornea.[3]
Anestesi
Anestesi umum dapat menyebabkan abrasi kornea dengan prevalensi hingga 44%. Adanya penurunan produksi air mata selama anestesi umum dan proptosis dapat menyebabkan kekeringan pada kornea sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya abrasi kornea.[3]
Penyakit Saraf
Penyakit yang menyerang saraf kelopak mata, misalnya Bell’s palsy, akan menyebabkan air mata tidak bisa diratakan ke seluruh mata. Hal ini bisa menyebabkan mata menjadi kering dan teriritasi sehingga berisiko terkena abrasi kornea, keratitis, atau ulkus kornea.[3]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini