Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Hipermetropia annisa-meidina 2023-05-16T10:53:51+07:00 2023-05-16T10:53:51+07:00
Hipermetropia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Hipermetropia

Oleh :
dr. Novita
Share To Social Media:

Data epidemiologi oleh WHO menunjukkan bahwa gangguan refraksi seperti hipermetropia yang tidak terkoreksi adalah penyebab gangguan penglihatan derajat sedang hingga berat signifikan. Gangguan refraksi, termasuk hipermetropia, merupakan penyebab kebutaan kedua terbanyak yang dapat dicegah.[5,6]

Global

Berdasarkan WHO, gangguan refraksi termasuk hipermetropia yang tidak terkoreksi adalah penyebab gangguan penglihatan derajat sedang hingga berat di seluruh dunia dan merupakan penyebab kebutaan kedua terbanyak yang dapat dicegah.[5,6]

Tinjauan sistematik mengenai gangguan refraksi mengungkapkan bahwa prevalensi hipermetropia adalah 4%. Hipermetropia aksial merupakan jenis yang paling umum ditemukan dan biasanya muncul sejak lahir.

Prevalensi hipermetropia sedang, yaitu +2 dioptri ke atas, pada usia 6 dan 12 tahun masing-masing adalah 13,2% dan 5%. Prevalensi hipermetropia +4 dioptri ke atas adalah 3,2% pada mata yang buruk, dengan kedua mata terlibat dalam 64,4% kasus. Pada kelompok usia 15 tahun atau kurang dan kelompok usia ≥30 tahun, prevalensi hipermetropia lebih tinggi pada wanita.[2]

Indonesia

Data epidemiologi mengenai hipermetropia di Indonesia masih sangat sulit ditemukan. Berdasarkan data yang didapatkan dari Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) tahun 2018, sebanyak 0,75 % dari kasus kebutaan disebabkan oleh gangguan refraksi. Secara keseluruhan, Indonesia masuk dalam 1 dari 5 negara yang memiliki jumlah penduduk dengan gangguan penglihatan terbanyak.[7]

Mortalitas

Hipermetropia biasanya tidak berkaitan langsung dengan kematian. Walaupun begitu, gangguan refraksi seperti hipermetropia merupakan penyebab utama gangguan penglihatan dan kebutaan fungsional. Hipermetropia dapat menurunkan kualitas hidup pasien sebagai efek dari hendaya fungsional, psikosomatik, kosmetik, dan menyebabkan beban ekonomi.[1-6]

Referensi

1. American Academy of Opthalmology. Hyperopia. 2022. https://eyewiki.aao.org/Hyperopia#cite_note-prima-1
2. Majumdar S, Tripathy K. Hyperopia. StatPearls. NCBI. 2022
3. Gullanni AC. LASIK Hyperopia. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/1221098-overview#a5
4. Jiang XJ, Hornoch-Tarczy K, Stram D, et al. Prevalence, characteristics, and risk factors of moderate or high hyperopia among multiethnic children 6 to 72 months of age a pooled analysis of individual participant data. J Optha. 2019; 126(7): 989-999
5. Mukazhanova A, Aldasehva N, Iskakbayeva J, et al. Prevalence of refractive errors and risk factors for myopia among schoolchildren of Almaty, Kazakhstan: a cross sectional study. Plos One. 2022; 17(6): e0269474
6. Hashemi H, Fotouhi A, Yekta A, et al. Global and regional estimates of prevalence of refractive errors: systematic review and meta-analysis. J Curr Opthalmol. 2018; 30(1): 3 -22.
7. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Indonesia. Situasi Gangguan Penglihatan. Infodatin. 2018. https://pusdatin.kemkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/infodatin-Gangguan-penglihatan-2018.pdf

Etiologi Hipermetropia
Diagnosis Hipermetropia

Artikel Terkait

  • Memilih Lensa Kontak - Hard Lens atau Softlens
    Memilih Lensa Kontak - Hard Lens atau Softlens
  • Risiko Glaukoma Kronis Sudut Terbuka pada Myopia
    Risiko Glaukoma Kronis Sudut Terbuka pada Myopia
  • Prevalensi dan Penyebab Gangguan Tajam Penglihatan pada Populasi di Asia Tenggara
    Prevalensi dan Penyebab Gangguan Tajam Penglihatan pada Populasi di Asia Tenggara
  • Progresivitas Miopia pada Anak-Anak Usia Sekolah Selama Pandemi COVID-19
    Progresivitas Miopia pada Anak-Anak Usia Sekolah Selama Pandemi COVID-19
  • Manfaat dan Risiko Phakic IOL
    Manfaat dan Risiko Phakic IOL

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Anindita Farah Yuwana
Dibalas 06 Februari 2025, 00:10
Pitfall pada Koreksi Refraksi Anak dan Dewasa
Oleh: dr.Anindita Farah Yuwana
3 Balasan
Alo Dokter. Saya dokter iship puskesmas dan di puskesmas saya terdapat trial lens untuk koreksi refraksi. Saya ingin bertanya:1. Apakah langkah koreksi...
dr.Putu Rico Aditya Pangestu
Dibalas 25 Juli 2024, 08:37
Fakoemulsifikasi untuk penderita hipermetropia OS +5
Oleh: dr.Putu Rico Aditya Pangestu
2 Balasan
Izin diskusi dok, apakah fakoemulsifikasi pada penderita hipermetropia usia muda (24 tahun) pada salah satu mata saja merupakan solusi?Dimana pemeriksaannya...
Anonymous
Dibalas 18 Juli 2024, 09:24
Kekuatan Dioptri Softlens
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dok, maaf izin bertanya. Kalau pasien hendak menggunakan softlens apakah kekuatan lensanya perlu diturunkan dari kekuatan lensa kacamatanya atau tidak...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.