Etiologi Hipermetropia
Etiologi hipermetropia adalah gangguan kekuatan pembiasan mata yang menyebabkan sinar cahaya sejajar jauh tidak cukup dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak di belakang retina. Secara lebih khusus, hipermetropia dapat disebabkan oleh:
- Hipermetropia aksial atau sederhana: disebabkan oleh pemendekkan sumbu anterior-posterior dari bola mata, dan bersifat genetik
- Hipermetropia kurvatur: disebabkan oleh kelengkungan dari kornea atau lensa lemah sehingga bayangan difokuskan di belakang retina
- Hipermetropia indeks: disebabkan oleh perubahan indeks refraktif dari lensa kristalin, yang biasanya muncul pada pasien berusia tua atau dengan penyakit penyerta diabetes
- Hipermetropia posisional: disebabkan oleh malposisi atau absence dari lensa kristalin
Penyebab hipermetropia lainnya adalah mikrodelesi dari kromosom 16p11.2 dan mutasi myelin regulatory factor gene (MYRF). Hipermetropia juga bisa disebabkan oleh riwayat merokok pada ibu selama kehamilan, katarak kortikal, afakia, dan hiperglikemia.
Hipermetropia juga bisa terjadi berkaitan dengan prolonged space mission akibat edema pada nervus retina dan optikus, serta sindroma-sindroma seperti pachychoroid peripapillary syndrome, sindrom Heimles, dan sindrom Loeys-Dietz. Etiologi hipermetropia lain adalah hilangnya akomodasi akibat palsi nervus kranialis III, pasca injeksi minyak silikon pada mata phakic atau pseudophakic, amaurosis kongenital Leber, dan retinoskisis.[1,2]
Faktor Risiko
Faktor yang meningkatkan risiko dari hipermetropia antara lain:
- Riwayat keluarga yang memiliki hipermetropia atau strabismus
- Riwayat merokok pada ibu yang sedang mengandung
- Usia tua
Diabetes melitus dengan kadar gula darah tidak terkontrol[2-4]