Penatalaksanaan Katarak
Penatalaksanaan katarak dengan pembedahan masih menjadi satu–satunya tatalaksana kuratif dari katarak, sedangkan tata laksana medikamentosa dengan midriatikum dapat dipertimbangkan pada visus 6/24 atau lebih.
Terapi Farmakologis
Hingga saat ini belum ditemukan obat-obatan yang terbukti mampu memperlambat atau menghilangkan katarak. Beberapa agen yang diduga dapat memperlambat pertumbuhan katarak adalah penurun sorbitol, aspirin, dan vitamin C, tetapi belum ada bukti yang signifikan mengenai hal tersebut.[23]
Selain itu, penggunaan midriatrium seperti phenylephrine 2,5%, cyclopentolate, dan atropine dapat dipertimbangkan pada pasien dengan visus awal 6/24 atau lebih.[8]
Pembedahan
Operasi katarak dari waktu ke waktu semakin berkembang, baik dalam hal teknik operasi, bentuk dan panjang sayatan, arsitektur luka, dan jumlah jahitan. Hal ini ditujukan agar tercapainya prosedur operasi yang aman dan juga memiliki efektivitas yang tinggi. Parameter keberhasilannya adalah pemulihan yang cepat, efek samping dan komplikasi yang minimal, serta tajam penglihatan setelah operasi optimal dan stabil, sehingga kualitas hidup pasien dapat menjadi lebih baik.
Ekstraksi Katarak Ekstrakapsular
Ekstraksi katarak ekstrakapsular sampai saat ini merupakan metode yang paling banyak dipilih. Metode ini dilakukan dengan menyisakan bagian posterior dari kapsul lensa.
Insisi dibuat pada limbus atau kornea perifer, pada arah superior atau temporal. Kemudian dibuat celah di kapsul anterior (anterior capsulorhexis), kemudian nukleus dan korteks lensa dikeluarkan. Lensa intraokular dimasukkan kedalam kantong kapsul yang disokong oleh kapsul posterior.[24]
Ekstraksi Katarak Intrakapsular
Tidak seperti ekstraksi katarak ekstrakapsular, operasi ini membuang lensa dan kapsul secara keseluruhan tanpa meninggalkan kapsul posterior. Operasi ekstraksi katarak intrakapsuler diindikasikan untuk katarak hipermatur, intumescent cataract, katarak dengan dislokasi lensa akibat zonula yang tidak stabil, dan jika fasilitas mikroskop operasi kurang memadai. Metode ini dahulu dilakukan sebelum teknik katarak ekstrakapsuler semakin dikembangkan.
Adapun keuntungan yang dapat diperoleh dari metode ini yaitu prosedurnya relatif mudah, menggunakan peralatan yang sederhana dan pemulihan visus dapat dilakukan dengan menggunakan kacamata 10 dioptri segera setelah operasi. Sedangkan kekurangannya adalah irisan yang besar membuat penyembuhan menjadi lebih lama, dapat menimbulkan komplikasi iris dan vitreous inkarserata, ablasio retina, serta mencetuskan astigmatisma.[30]
Fakoemulsifikasi
Fakoemulsifikasi adalah teknik operasi katarak ekstrakapsular dengan mengemulsifikasikan lensa menggunakan gelombang ultrasonik 40.000 MHz. Teknik fakoemulsifikasi banyak digunakan saat ini.
Teknik ini menggunakan vibrator ultrasonik untuk memecah nukleus yang keras sehingga isi nukleus dan korteks dapat diaspirasi melalui insisi kecil berukuran 2,5–3,0 mm. Ukuran insisi yang sama juga cukup untuk memasukkan lensa intraokuler yang dilipat. Jika lensa intraokuler rigid digunakan, insisi harus diperpanjang hingga 5 mm.[29]
Small Incision Cataract Surgery (SICS)
Small incision cataract surgery (SICS) merupakan suatu teknik popular saat ini. Perbedaan yang nyata antara SICS dan ekstraksi katarak ekstrakapsular adalah irisan operasi sangat kecil sehingga sering tidak membutuhkan jahitan pada luka insisi. Metode SICS juga memungkinkan operasi dilakukan hanya dengan anestesi lokal, penyembuhan relatif lebih cepat, dan resiko astigmatisma lebih kecil.[25]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli