Epidemiologi Oklusi Arteri Retina Sentral
Secara epidemiologi, oklusi arteri retina sentral atau OARS tergolong cukup jarang terjadi, yaitu sekitar 1,9 kasus per 100.000 orang di Amerika Serikat. Insidensi oklusi arteri retina meningkat seiring bertambahnya usia. Sampai saat ini, belum ditemukan data epidemiologi oklusi arteri retina sentral di Indonesia.
Global
Data di Amerika Serikat menyebutkan bahwa insidensi terjadinya oklusi arteri retina sentral adalah sekitar 1,9 kasus per 100.000 orang. Angka ini ditemukan hampir menyerupai data yang didapatkan di Korea yaitu 1,8 kasus per 100.000 orang.
Studi yang sama juga melaporkan peningkatan insidensi terjadinya oklusi seiring usia. Angka ini dapat bertambah 2 kali lipat setiap usia bertambah 10 tahun. Angka insidensi untuk kelompok usia 50–59 tahun adalah 2,44 kasus per 100.000 orang, sedangkan untuk kelompok usia 60–69 tahun dan 70–79 tahun adalah 5,85 kasus dan 8,56 kasus per 100.000 orang.[3,4,9]
Dari jenis kelamin, terdapat predominansi ringan ke arah laki–laki dengan tingkat insidensi 1,47 kali lebih besar dibanding perempuan.[3,4,9]
Indonesia
Untuk saat ini belum ditemukan data epidemiologi terkait prevalensi oklusi arteri retina sentral di Indonesia.
Mortalitas
Pasien dengan hasil funduskopi menunjukkan emboli retina, memiliki tingkat mortalitas sebesar 56% dalam 9 tahun dibandingkan 27% pada populasi dengan usia yang sama tanpa emboli retina, tanpa perlu melihat ada tidaknya gejala obstruksi saat itu.[14]
Angka harapan hidup pasien dengan oklusi arteri retina sentral berkisar 5,5 tahun, dibandingkan dengan 15,4 tahun pada populasi usia yang sama tanpa emboli retina. Angka mortalitas dan harapan hidup ini ada hubungannya dengan risiko munculnya stroke pada pasien dengan riwayat oklusi arteri retina sebelumnya.
Studi di Korea menemukan bahwa stroke terjadi pada 15% pasien di kelompok sampel dengan oklusi arteri retina sentral dibandingkan dengan 8% pada kelompok kontrol tanpa OARS.[15]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli