Diagnosis Oklusi Vena Retina Sentral
Diagnosis oklusi vena retina sentral atau dikenal juga dengan central retinal vein occlusion (CRVO) ditegakkan dengan fluorescein angiography (FA) vena retina sentral atau optical coherence tomography angiography (OCTA). Gambaran klasik untuk oklusi vena retina sentral adalah “blood and thunder appearance” yang diidentifikasi dari gambaran funduskopi.
Oklusi vena retina sentral memiliki karakteristik keluhan berupa penurunan penglihatan mendadak yang tidak nyeri. Kondisi ini dibagi menjadi iskemik dan noniskemik, di mana keduanya dibedakan dengan ketajaman visus, adanya afferent pupillary defect (RAPD), dan gangguan lapang pandang.[1,2]
Anamnesis
Pada anamnesis, umumnya didapatkan penurunan penglihatan mendadak yang tidak nyeri. Akan tetapi, sebagian kecil pasien dengan juga dapat mengeluhkan penurunan penglihatan yang perlahan. Adanya gangguan lapang pandang biasanya dikeluhkan pada mereka dengan oklusi vena retina sentral tipe iskemik.
Faktor risiko hiperkoagulasi dan kondisi lain yang dapat mengganggu aliran darah vena retina sentral perlu ditanyakan. Penyakit kardiovaskular, seperti stroke, hipertensi, dan diabetes mellitus, merupakan kondisi yang paling sering berhubungan dengan oklusi vena retina sentral, terutama pada pasien berusia ≥50 tahun. Kontrol kondisi ini perlu dilakukan untuk mencegah perburukan gejala.[1,2]
Oklusi vena retina sentral pada usia muda (<50 tahun) secara klinis jarang ditemukan, dan biasanya berhubungan dengan kondisi sistemik yang serius. Adanya kecurigaan oklusi vena retina sentral pada usia muda memerlukan anamnesis dan pemeriksaan menyeluruh, misalnya berhubungan dengan riwayat systemic lupus erythematosus (SLE), serta infeksi dan inflamasi kronis, seperti HIV.
Pada wanita usia subur, riwayat penggunaan kontrasepsi oral perlu ditanyakan. Riwayat penggunaan obat lain, seperti antipsikotik piperidone juga perlu digali.[1,3,8,9]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik untuk mendiagnosis oklusi vena retina sentral adalah pemeriksaan oftalmoskop, dengan gambaran klasik berupa “blood and thunder appearance”. Gambaran “blood and thunder appearance” adalah adanya perdarahan intraretina peripapiler disertai vena retina yang dilatasi dan berkelok-kelok, serta dot, blot, dan flame hemorrhages intraretina. Pada oklusi vena retina sentral, gambaran ini dapat ditemukan pada keempat kuadran retina.[1]
Pada pemeriksaan fisik, pemeriksaan ketajaman visus, afferent pupillary defect, lapang pandang, dan oftalmoskop dapat membedakan antara oklusi vena retina sentral tipe iskemik dan noniskemik.[1,4]
Tabel 1. Perbedaan Tipe Iskemik dan Noniskemik Berdasarkan Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik | Tipe Iskemik | Tipe Noniskemik |
Ketajaman Visus | <20/200 | ≥20/200 |
Afferent pupillary defect | Ada | Tidak ada atau minimal |
Lapang pandang | Skotoma sentral dengan penyempitan lapang pandang perifer | Sedikit perubahan lapang pandang |
Oftalmoskop | Dilatasi vena yang jelas dengan perdarahan intraretina ekstensif. | Vena retina dilatasi dan berkelok-kelok, tetapi tidak sejelas tipe iskemik. |
Edema retina dan cotton-wool spots dalam jumlah yang bervariasi. | Perdarahan retina dengan gambaran dot- and flame-shaped pada keempat kuadran retina | |
Edema makula dan pembengkakan optic nerve head dapat ditemukan, dapat pula tidak. |
Sumber: dr. Felicia Sutarli, Alomedika, 2023[1]
Gonioskopi juga direkomendasikan pada saat diagnosis ditegakkan dan follow up untuk melihat adanya neovaskularisasi pada segmen anterior mata, seperti sudut kamera okuli anterior dan iris. Pasien dengan tipe noniskemik dapat mengalami konversi menjadi tipe iskemik dalam 4–36 bulan, sehingga follow up dengan gonioskopi juga perlu dilakukan walaupun pada tipe noniskemik.[1]
Pada pemeriksaan fisik, identifikasi kondisi umum, termasuk tanda vital tetap perlu dilakukan karena kaitan oklusi vena retina sentral dengan penyakit kardiovaskular seperti hipertensi. Identifikasi penyakit sistemik lainnya lewat pemeriksaan fisik, seperti adanya malar rash pada SLE, juga perlu dilakukan untuk identifikasi dan kontrol etiologi oklusi vena retina sentral.[1,9]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding untuk oklusi vena retina sentral adalah kondisi yang dapat menyebabkan penurunan penglihatan akibat gangguan pembuluh darah hyperviscosity retinopathy dan ocular ischaemic syndrome.
Hyperviscosity retinopathy
Hyperviscosity retinopathy adalah penyakit vaskular retina karena peningkatan viskositas darah. Kondisi ini biasanya menyebabkan gangguan visual (keluhan penglihatan buram) maupun diplopia yang sifatnya bilateral. Hyperviscosity retinopathy biasanya terjadi pada mereka dengan disproteinemia, seperti mieloma multipel dan Waldenström macroglobulinemia, serta blood dyscrasia seperti polisitemia vera.[1,13]
Adanya trombosis dan perdarahan mikrovaskular retina dapat menyebabkan gangguan visual pada hyperviscosity retinopathy. Hasil funduskopi hyperviscosity retinopathy adalah dilatasi vena retina yang membentuk segmentasi dan gambaran manik-manik yang dikenal dengan gambaran klasik "sausage link" atau "boxcar". Selain itu, dapat ditemukan pula papiledema, flame-shaped hemorrhages, serta eksudat.[13,14]
Ocular Ischaemic Syndrome
Ocular ischaemic syndrome (OIS) terjadi karena stenosis arteri karotis. OIS dapat bersifat akut maupun kronis. Pada kondisi kronis, OIS dapat memberikan gambaran retinopati. Kebanyakan pasien mengeluhkan kehilangan penglihatan gradual (dalam beberapa minggu sampai bulan) serta ocular angina (nyeri periokular).
Gambaran funduskopi OIS bervariasi, tetapi kebanyakan memberikan gambaran penyempitan arteri retina, vena retina dilatasi tetapi tidak berkelok-kelok, perdarahan retina, mikroaneurisma, serta cherry-red spot.[1,15]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis oklusi vena retina sentral adalah fluorescein angiography (FA) atau dapat pula optical coherence tomography angiography (OCTA). Keduanya dilakukan untuk melihat gambaran aliran darah pada pembuluh darah retina serta identifikasi struktur retina dan diskus optik.[1,3,8,16]
Pemeriksaan penunjang menyeluruh terutama diperlukan pada pasien usia muda, misalnya skrining HIV atau autoantibodi seperti antinuclear antibody (ANA). Sementara itu, untuk pasien berusia ≥50 tahun, pemeriksaan profil lipid dan EKG diperlukan untuk identifikasi dan kontrol etiologi.[5]
Fluorescein Angiography
Fluorescein angiography (FA) dilakukan untuk mengonfirmasi diagnosis serta membedakan oklusi vena retina sentral tipe iskemik (nonperfused) dan noniskemik (perfused). Baik oklusi vena retina sentral tipe iskemik maupun noniskemik memiliki pemanjangan waktu sirkulasi arteriovena retina pada FA.
Perbedaan keduanya dalam fluorescein angiography adalah tipe iskemik memberikan gambaran area nonperfusi pada retina ≥10 diskus dengan standar fotografi 7-field. Sebaliknya, tipe noniskemik memberikan gambaran area nonperfusi <10 diskus. Hal ini yang menyebabkan gambaran klinis oklusi vena retina sentral tipe iskemik umumnya lebih buruk.[1]
Gambar 1. Funduskopi dan Fluorescein Angiography pada Tipe Noniskemik (Kiri) dan Iskemik (Kanan). Sumber: Noma, H.; Yasuda, K, et al, 2020(17)
Pemeriksaan FA ini juga merupakan standar baku dalam mengidentifikasi neovaskularisasi, baik di retina maupun koroid. Hal ini karena kemampuannya dalam visualisasi pembuluh darah retina dan koroid. Akan tetapi, terdapat risiko ekstravasasi kontras karena adanya perdarahan retina, sehingga terdapat kemungkinan tidak teridentifikasinya patologi retina pada area yang terkena ekstravasasi tersebut.[3,16]
Optical Coherence Tomography Angiography
Optical coherence tomography angiography (OCTA) memiliki fungsi yang hampir sama dengan FA. OCTA dapat membantu membedakan tipe iskemik dan noniskemik, tetapi tidak memerlukan kontras. OCTA dapat memvisualisasi pembuluh darah retina dan koroid sampai dengan mikrovaskularnya dengan resolusi tinggi dan gambaran 3 dimensi, serta gambaran retina dan lapisan-lapisannya.
Gambaran oklusi vena retina sentral pada OCTA adalah adanya area kapiler nonperfusi yang difus dengan foveal avascular zone (FAZ) dan pembuluh darah yang mengalami telangiektasis. Gambaran retina yang dihasilkan OCTA lebih rentan untuk menghasilkan gambaran artefak dibandingkan FA. Selain itu, perdarahan retina dapat mengganggu penetrasi cahaya OCTA sehingga visualisasi pembuluh darah retina di bagian yang lebih dalam dapat terganggu.[3,16]
Akan tetapi, keuntungannya dalam visualisasi pembuluh darah retina tanpa kontras, OCTA direkomendasikan pada saat diagnosis maupun follow up terapi. Hal ini disarankan untuk evaluasi sirkulasi korioretina dan diskus optik.[1,3,4]
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium pada oklusi vena retina sentral dilakukan untuk identifikasi dan mengontrol faktor risiko, seperti kadar gula darah dan HbA1c, profil lipid, dan fungsi ginjal. Diabetes mellitus merupakan salah satu faktor risiko utama oklusi vena retina sentral. Pasien terdiagnosis oklusi vena retina tanpa diketahui riwayat diabetes mellitus dapat direkomendasikan untuk menjalankan skrining diabetes mellitus.[3,5]
Pemeriksaan lainnya, seperti hitung darah lengkap dan laju endap darah (LED) dapat dipertimbangkan, misalnya pada kecurigaan infeksi atau kelainan darah. Pada pasien berusia <50 tahun, adanya kecurigaan oklusi vena retina sentral memerlukan pemeriksaan yang menyeluruh sesuai kecurigaan etiologinya, misalnya antinuclear antibodies (ANA) serta tes HIV.[5,9]