Prognosis Oklusi Vena Retina Sentral
Prognosis oklusi vena retina sentral atau central retinal vein occlusion (CRVO) umumnya lebih baik pada tipe noniskemik. Umumnya, hanya sebagian kecil pasien dengan tipe iskemik yang mencapai perbaikan visus >20/400. Beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan prognosis visual pasien adalah keberadaan komplikasi seperti neovaskularisasi iris, area nonpefusi retina, dan perdarahan intraretina.[1,5]
Komplikasi
Komplikasi oklusi vena retina sentral yang paling sering adalah neovaskularisasi intravaskular. Neovaskularisasi terjadi karena kompensasi retina yang mengalami iskemia. Area neovaskularisasi pada oklusi vena retina sentral biasanya melibatkan bagian segmen anterior retina, serta optic nerve head. Ciri neovaskularisasi adalah adanya mikroaneurisma, telangiektasia, dan edema makula.
Komplikasi neovaskularisasi ke segmen anterior mata yang berhubungan dengan faktor prognosis buruk untuk fungsi visual pasien adalah neovaskularisasi iris. Awitan neovaskularisasi iris pada oklusi vena retina sentral iskemik yang berat dapat terjadi dalam 2 minggu sampai 6 bulan.[1]
Komplikasi lainnya yang juga dapat terjadi adalah glaukoma neovaskular. Pada kondisi ini, agen topikal penurun tekanan intraokular maupun tindakan operasi dan sikloablasi dapat dipertimbangkan sebagai terapi. Selain itu, perdarahan vitreus dan ablatio retina tipe traksional juga dapat terjadi sebagai komplikasi dari neovaskularisasi.[2,3]
Prognosis
Pada oklusi vena retina sentral tipe noniskemik, perbaikan spontan mungkin terjadi tanpa terapi anti-VEGF. Resolusi spontan seringkali terjadi dengan terbentuknya sirkulasi kolateral, tetapi tidak selalu disertai dengan perbaikan fungsi visual. Adanya optociliary shunt vessels (OSVs) dan resolusi spontan edema makula dapat menjadi penanda perbaikan klinis dan prognosis yang baik pada pasien.[1,3,22]
Rekurensi dalam beberapa tahun tetap dapat terjadi pada pasien dengan edema makula walaupun mendapat terapi anti-VEGF. Meski terdapat terapi anti-VEGF dan terapi lainnya, seperti panretinal photocoagulation (PRP), belum ada terapi definitif yang efektif untuk oklusi vena retina sentral dalam mengembalikan fungsi visual.[4]
Basis Bukti Prognosis
Arrigo et al. melakukan studi retrospektif pada 313 mata oklusi vena retina sentral dan branch retinal vein occlusion (BRVO) baru terdiagnosis dengan periode follow up selama 7 tahun. Pasien diberikan anti-VEGF ranibizumab atau aflibercept, atau kortikosteroid intravitreal dengan regimen pro renata (PRN).
Pada pasien dengan oklusi vena retina sentral, terjadi rerata perubahan visus dari baseline 20/40–20/100 menjadi 20/25–20/80 pada bulan ke 84. Central macular thickness (CMT) secara keseluruhan mengalami perbaikan dari baseline, tetapi bervariasi selama periode penelitian.
Pada bulan ke-24 observasi, ketebalan CMT menjadi 389±112 μm, tetapi menjadi 448±245 μm pada bulan ke-84. Gambaran CMT lebih buruk pada oklusi vena retina sentral iskemik. Kejadian neovaskularisasi iris pada oklusi vena retina sentral mencapai 25% dan neovaskularisasi retina mencapai 5% pada follow up di bulan ke 84.[23]