Epidemiologi Oklusi Vena Retina Sentral
Berdasarkan data epidemiologi, prevalensi oklusi vena retina sentral atau central retinal vein occlusion (CRVO) mencapai 0,8 per 1.000 populasi. Oklusi vena retina sentral adalah bagian dari retinal vein occlusion (RVO) yang merupakan penyakit vaskular retina kedua tersering setelah retinopati diabetik.[8,10]
Global
Secara global, kejadian retinal vein occlusion (RVO) mencapai sekitar 28 juta orang, dan sekitar 16,7% mengalami oklusi vena retina sentral. Kelompok usia terbanyak yang mengalami oklusi vena retina sentral adalah 70–79 tahun, dengan angka kejadian sekitar 1 kasus per 1.000.000 orang.
Mulai usia 40 tahun, risiko oklusi vena retina sentral sudah meningkat, tetapi risiko ini terus meningkat seiring dengan pertambahan usia. Pada kasus yang jarang, oklusi vena retina sentral juga dapat terjadi pada usia <50 tahun dengan insiden 0,23 per 1.000 populasi.[6,9,11]
Indonesia
Belum ada data epidemiologi khusus mengenai kejadian oklusi vena retina sentral di Indonesia.
Mortalitas
Oklusi vena retina sentral tidak berhubungan secara langsung dengan kematian. Akan tetapi, oklusi vena retina sentral, terutama dengan edema makula dan neovaskularisasi, dapat menyebabkan gangguan penglihatan sampai dengan kebutaan permanen.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Eah et al, beberapa faktor yang berhubungan dengan luaran visus yang lebih buruk adalah usia ≥50 tahun, jenis kelamin laki-laki, visus awal yang lebih rendah, dan adanya penyakit ginjal. Usia lebih muda berhubungan dengan prognosis yang lebih baik. Hal ini kemungkinan karena central retinal thickness yang lebih tipis, lebih sedikit ditemukan subretinal fluid, dan cystoid macular edema (CME).[12]