Patofisiologi Perdarahan Vitreus
Patofisiologi perdarahan vitreus berasal dari ruptur neovaskular retina yang rapuh, ruptur pembuluh darah normal, atau breakthrough bleeding dari sumber perdarahan lain di bola mata. Darah pada vitreus akan mengalami pembekuan dan dapat menghilang dengan kecepatan 1% per hari. Sel darah di vitreus kemudian dapat keluar melalui anyaman trabekular, mengalami hemolisis dan fagositosis, atau menetap di vitreus.[3]
Sel darah merah di vitreus ini tidak menimbulkan respon inflamasi oleh sel polimorfonuklear sebagaimana biasanya, sehingga meminimalkan kerusakan jaringan okular serta memungkinkan aksis penglihatan kembali jernih.[3]
Vitreus memiliki volume 4 mL dan membentuk 80% volume bola mata. Vitreus terbentuk sebagian besar dari air (99%) dan sisanya adalah kolagen dan asam hialuronat (1%). Vitreus melekat erat di 3 bagian, yakni di bagian anterior terhadap ora serata, di bagian nervus optikus, dan pembuluh darah retina. Vitreus memiliki ruang-ruang potensial yang mana perdarahan akan cenderung mengumpul di area tersebut.[1,4,5]
Perdarahan vitreus dapat timbul melalui beberapa mekanisme berbeda seperti dijelaskan selengkapnya di bawah ini.
Ruptur Neovaskular Retina
Mekanisme perdarahan vitreus yang cukup sering ditemukan adalah akibat ruptur neovaskular retina. Kondisi iskemik retina menyebabkan pelepasan faktor-faktor angiogenik vasoaktif seperti VEGF (vascular endothelial growth factor), bFGF (basic fibroblast growth factors), dan IGF (insulin-like growth factor) yang memicu neovaskularisasi. Pembuluh darah baru yang terbentuk ini mudah ruptur saat terjadi tarikan pada vitreus atau kontraksi fibrovaskular. Ruptur spontan bahkan dapat terjadi saat pergerakan bola mata biasa.
Etiologi perdarahan vitreus yang terkait mekanisme ini contohnya retinopati diabetik proliferatif, oklusi vena retina, dan retinopati sel sabit proliferatif.[1,3,4]
Kelainan Pembuluh Darah Retina Noniskemik
Mekanisme perdarahan vitreus juga bisa berasal dari ruptur kelainan pembuluh darah retina noniskemik, misalnya pada kasus makroaneurisma arteriole sekunder akibat hipertensi sistemik. Kelainan pembuluh darah lain seperti congenital peripalliary arterial loops dan angioma retina juga bisa menimbulkan perdarahan vitreus melalui mekanisme ini.[1]
Ruptur Pembuluh Darah Normal Retina
Perdarahan vitreus akibat ruptur pembuluh darah normal retina terjadi ketika ada tarikan di area perlekatan vitreus misalnya pada kasus posterior vitreous detachment, break retina, atau pada kasus trauma tumpul bola mata. Etiologi lain yang menimbulkan perdarahan dengan mekanisme ini adalah sindrom Terson dan retinoschisis. Perdarahan vitreus pada sindroma Terson timbul dari cabang vena retina atau dari vena sentral retina.[1,3,4]
Breakthrough Bleeding
Perdarahan vitreus juga bisa berasal dari breakthrough bleeding di bagian lain seperti perdarahan subretina, iris, dan badan siliar. Etiologi yang masuk mekanisme ini contohnya degenerasi makula eksudatif, melanoma koroid maligna, oklusi vena retina, hifema akibat trauma okular, dan vaskulopati koroid polipoidal idiopatik.[1,4]