Prognosis Perdarahan Vitreus
Prognosis perdarahan vitreus bergantung pada penyakit yang menjadi etiologinya. Perdarahan vitreus dapat menjadi faktor penentu prognosis yang lebih buruk pada kasus tertentu, misalnya retinopati diabetik dan retinoblastoma.[10]
Komplikasi
Komplikasi perdarahan vitreus adalah:
- Hemosiderosis bulbi yang menyebabkan toksisitas fotoreseptor
Glaukoma ghost cell atau glaukoma hemolitik
- Floaters
- Perubahan refraksi menjadi miopia pada bayi[4]
Prognosis
Perdarahan vitreus akibat break retina, posterior vitreous detachment, dan oklusi cabang vena retina memiliki prognosis yang relatif baik dibandingkan perdarahan retina yang terjadi akibat retinopati diabetik proliferatif dan degenerasi makula eksudatif. Perdarahan vitreus nontraumatik pada anak-anak usia muda memiliki prognosis yang lebih buruk karena tingginya insidensi ablatio retina dan tindakan enukleasi atau eksenterasi akibat penyakit yang mendasarinya seperti retinoblastoma dan penyakit herediter.[9,10]
Prognosis Tajam Penglihatan
Tajam penglihatan pasien umumnya dapat kembali menjadi seperti sebelum terjadi perdarahan vitreus apabila seluruh darah telah terserap dan aksis penglihatan jernih.
Pada penelitian Kim et al, karakteristik pasien perdarahan vitreus yang tajam penglihatannya buruk pasca vitrektomi (etiologi preoperatif tidak diketahui) adalah pasien dengan usia lanjut, tajam penglihatan preoperatif yang buruk di kedua mata, dan degenerasi makula pada mata yang tidak dioperasi. Namun pada kasus perdarahan vitreus lain misalnya sindrom Terson, tajam penglihatan awal saat pemeriksaan yang buruk tidak selalu memberikan prognosis yang buruk, selama tidak ada trauma pada jaras penglihatan.[9,13,16,17]
Hasil penelitian AlHarkan et al menunjukkan untuk kasus perdarahan vitreus anak-anak, tajam penglihatan awal saat pemeriksaan yang lebih baik sama dengan 6/60 merupakan faktor prognosis lebih baik. Tajam penglihatan kurang sama dengan 1/300 (lambaian tangan) berkaitan dengan prognosis penglihatan yang buruk.
Perbaikan tajam penglihatan pada anak-anak usia <8 tahun dengan perdarahan vitreus dipengaruhi oleh faktor durasi perdarahan vitreus, deteksi dini dan penatalaksanaan ambliopia, tingkat kejernihan aksis penglihatan, dan kepatuhan orang tua atau pengasuh terhadap penatalaksanaan ambliopia untuk anak.[17]
Prognosis Vitrektomi Dini
Vitrektomi yang dilakukan dalam durasi 90 hari pasca kejadian perdarahan vitreus memberikan hasil akhir best corrected visual acuity (BCVA) yang lebih baik. Perdarahan vitreus ulang dapat ditemukan pada 3 dari 10 pasien yang menjalani vitrektomi. Perdarahan vitreus pasca vitrektomi dapat berasal dari residu darah atau perdarahan baru yang terjadi 2-6 bulan kemudian.[11,18]