Epidemiologi Xanthelasma
Secara epidemiologi, prevalensi xanthelasma lebih tinggi pada orang yang berusia 35‒55 tahun dan perempuan. Xanthelasma merupakan lesi kulit yang cukup jarang terjadi bila dibandingkan dengan lesi kulit lain, tetapi merupakan bentuk xanthoma yang paling sering terjadi.[6,8]
Global
Secara global, insidens xanthelasma adalah sebesar 1,2% dengan rata-rata pasien berusia 20‒70 tahun. Kejadian terbanyak ditemukan pada usia 35‒55 tahun. Xanthelasma lebih banyak ditemukan pada wanita daripada pria, dengan perbandingan persentase sekitar 32% pada wanita dan 17,4% pada pria.[8,11,12]
Indonesia
Data epidemiologi xanthelasma di Indonesia saat ini belum tersedia.
Mortalitas
Xanthelasma tidak mengganggu fungsi organ dan tidak memiliki potensi berkembang menjadi keganasan sehingga morbiditas dan mortalitasnya tidak signifikan. Saat ini belum terdapat angka mortalitas yang pasti dari data penelitian, tetapi belum pernah dilaporkan kematian yang terkait langsung dengan kejadian xanthelasma.
Namun, xanthelasma dapat menjadi prediktor risiko infark miokard, penyakit jantung iskemik, aterosklerosis berat, dan risiko kardiovaskular lain.[12,13]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini