Penatalaksanaan Xanthelasma
Penatalaksanaan xanthelasma belum ada yang paling efektif, hingga saat ini. Namun, beberapa modalitas yang dapat digunakan adalah bedah eksisi, terapi laser, pembedahan beku (cryotherapy), dan terapi kimiawi dengan asam trikloroasetat. Bila xanthelasma disertai dengan kondisi hiperlipidemia, perubahan gaya hidup dengan mengurangi konsumsi makanan tinggi lemak serta konsumsi obat untuk menurunkan kadar lemak dalam darah penting untuk disarankan.[6,7]
Modalitas terapi xanthelasma palpebrarum secara umum serupa dengan xanthelasma di lokasi lain di tubuh. Modalitas terapi yang paling banyak digunakan untuk xanthelasma palpebrarum adalah asam trikloroasetat topikal (TCA), ablasi laser, dan eksisi bedah.
Terapi Kauterisasi Kimiawi
Terapi pilihan pertama untuk xanthelasma adalah kauterisasi kimiawi dengan asam trikloroasetat berkonsentrasi tinggi. Penggunaan dengan cara aplikasi langsung pada lesi dan kemudian dinetralisasi dengan natrium bikarbonat.
Mekanisme kerja asam trikloroasetat adalah dengan mengendapkan protein dan melarutkan lemak. Keuntungan dari terapi ini adalah teknik yang mudah, biaya yang terjangkau, dan terapinya dapat dilakukan pada fasilitas sederhana.
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah timbulnya rasa nyeri, iritasi kulit, atrofi dan hiperpigmentasi kulit.[16,17]
Pembedahan
Beberapa modalitas pembedahan yang dapat digunakan sebagai penatalaksanaan xanthelasma adalah bedah eksisi, terapi laser, dan bedah beku (cryotherapy).
Bedah Eksisi
Bedah eksisi adalah terapi yang paling sering dilakukan khususnya untuk lesi yang berukuran kecil. Bedah eksisi dimulai dengan membuat sayatan pada lesi kemudian melakukan rekonstruksi dengan flap atau graft. Modalitas terapi ini menjadi pilihan untuk lesi yang berukuran kecil dan linear.
Namun, bedah eksisi sebaiknya dihindari pada xanthelasma dengan riwayat eksisi berulang atau pada xanthelasma yang melibatkan daerah luas sebab kondisi ini berisiko menimbulkan komplikasi berupa ektropion dan depigmentasi.[16,18]
Terapi Laser
Terapi laser semakin dikembangkan dengan beberapa pilihan seperti penggunaan laser argon, laser karbondioksida, pulsed dye laser (PDL), dan laser inverted resurfacing. Mekanisme kerja laser meliputi destruksi foam cells perivaskular menggunakan energi panas.
Modalitas terapi laser biasanya digunakan untuk xanthelasma dengan letak superfisial. Beberapa kelebihannya yaitu proses yang cepat dan cukup mudah, serta sedikitnya kerusakan jaringan yang terjadi. Kemungkinan komplikasi terapi laser adalah depigmentasi kulit, eritema persisten, dan ektropion.[16,18,19]
Bedah Beku (Cryotherapy)
Bedah beku merupakan salah satu modalitas terapi modern dengan menggunakan alat cryojet dengan gas nitrous oxide. Kelebihan dari cryotherapy adalah rasa nyeri yang ringan selama prosedur berlangsung dan efektivitas yang cukup baik. Namun, pada beberapa kejadian dilaporkan komplikasi berupa hipopigmentasi pasca inflamasi.[18,19]
Terapi Suportif
Sebagian besar xanthelasma berkaitan dengan kondisi hiperlipidemia sehingga pemberian terapi suportif berupa perubahan pola hidup yang sehat merupakan hal yang penting. Beberapa hal yang perlu diterapkan adalah konsumsi makanan rendah lemak dan kaya serat, berolahraga secara rutin, dan menghindari kebiasaan merokok.
Dokter dapat mempertimbangkan penggunaan obat untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah seperti golongan statin, asam nikotinat, fibrat, atau cholesterol absorption inhibitors. Pada kondisi hiperlipidemia sekunder, perlu dilakukan pengobatan bagi penyakit dasarnya.[20,21]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini