Pendahuluan Kanker Lambung
Kanker lambung termasuk dalam lima besar jenis kanker tersering dengan mortalitas terbanyak ketiga di seluruh dunia. Penyebab kanker lambung adalah multifaktorial, di mana dipengaruhi oleh faktor lingkungan, genetik, serta infeksi bakteri Helicobacter pylori dan virus Epstein-barr. Risiko kanker lambung ditemukan lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan perempuan.
Umumnya, pasien dengan kanker lambung baru menunjukkan gejala pada stadium lanjut. Tanda klinis juga biasanya baru ditemukan pada stadium akhir, di mana penatalaksanaan kuratif cukup sulit dilakukan. Gejala dan tanda yang ditunjukkan dapat berupa nyeri perut regio epigastrium, perut membesar, terabanya massa, hematemesis, melena, serta penurunan berat badan.[1–3]
Gambar 1. Kanker Lambung.
Diagnosis kanker lambung ditegakkan dengan biopsi dari spesimen lesi ulseratif. Ultrasonografi endoskopi juga diperlukan guna penentuan stadium penyakit. Pemeriksaan penunjang seperti rontgen toraks, MRI, atau CT scan toraks, abdomen, dan pelvis bermanfaat untuk mengevaluasi lesi metastasis.
Penatalaksanaan kanker lambung tergantung pada lokasi, ukuran, dan karakteristik tumor. Pembedahan merupakan terapi kuratif untuk kanker lambung yang teridentifikasi pada stadium awal. Kemoterapi dan radioterapi menggunakan kombinasi agen neoplastik dapat dilakukan sebagai lini pertama atau adjuvan dalam penatalaksanaan kanker lambung. Radioterapi adjuvan juga dapat dilakukan intraoperatif.
Pada kanker lambung stadium lanjut atau metastasis, terapi yang dapat diberikan antara lain kemoterapi, terapi biologis atau targeted therapy.[1–3]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli