Epidemiologi Kanker Lambung
Data epidemiologi menunjukkan insidens kanker lambung mencapai 1 juta dalam kurun tahun 2020, dengan lebih dari 700.000 kematian. Hal ini berkaitan dengan meningkatnya populasi usia tua dan faktor risiko, seperti diet tinggi garam dan gaya hidup. Kanker lambung masih menjadi masalah serius di negara berkembang karena kualitas air dan proses penyimpanan makanan kurang baik.[4,14,21]
Global
Terdapat lebih dari 1 juta kasus kanker lambung terdiagnosis setiap tahunnya di seluruh dunia. Insidensi kanker lambung pada pria lebih tinggi 2 hingga 3 kali lipat jika dibandingkan dengan perempuan. Risiko kanker lambung meningkat seiring dengan bertambahnya usia, di mana median usia diagnosis kanker lambung adalah 68 tahun.[1,8,12]
Secara geografis, insidensi kanker lambung lebih umum terjadi di negara berkembang. Insidensinya cukup rendah di Amerika dan Eropa Utara, tetapi cukup tinggi di negara Asia Timur dan Asia Tengah, seperti Jepang, Korea, dan Mongolia.
Rerata insidensi kanker lambung di Asia Timur adalah sekitar 32 kasus per 100.000 laki-laki dan 13 kasus per 100.000 perempuan. Afrika Utara dan Afrika Timur memiliki insidensi terendah dengan 4,7 kasus per 100.000 laki-laki.[1,8,12]
Indonesia
Berdasarkan data Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) 2020, Indonesia merupakan negara yang memiliki risiko kanker lambung cukup rendah dengan age-standardized rates (ASR) 1,1/100.000.
Insidensi kanker lambung di Indonesia diperkirakan sebanyak 3.484 kasus dengan mortalitas 2.946 kasus. Pada populasi tertentu di Indonesia, seperti etnis Timur, Papua, Bugis, dan Batak dikatakan memiliki risiko kanker lambung yang lebih tinggi.[15–17]
Mortalitas
Angka mortalitas kanker lambung secara global dapat mencapai 783.000 kematian per tahun. The American Cancer Society’s memperkirakan terdapat 26.560 kasus baru dan 11.180 kematian akibat kanker lambung di Amerika Serikat pada tahun 2021. Mortalitas kanker lambung dilaporkan lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan perempuan.
Angka kematian akibat kanker lambung ditemukan cukup tinggi di Amerika Latin, Asia Timur, dan Asia Tengah, di mana mortalitas tertinggi berada di negara Iran, Turkmenistan, dan Kyrgyzstan.[1,12,18]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli