Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Kolangiokarsinoma general_alomedika 2021-03-30T15:04:03+07:00 2021-03-30T15:04:03+07:00
Kolangiokarsinoma
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Kolangiokarsinoma

Oleh :
dr. Evelyn Ongkodjojo
Share To Social Media:

Etiologi kolangiokarsinoma hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti. Namun, terdapat beberapa faktor risiko yang telah dilaporkan berperan dalam terjadinya kolangiokarsinoma, yaitu adanya peningkatan jalur inflamasi dan turnover sel yang berkaitan dengan kerusakan DNA dan perkembangan kanker.[1]

Infeksi dan Inflamasi

Di Asia Tenggara yang memiliki insidensi kolangiokarsionoma cukup tinggi, infeksi hepar kronis berkaitan dengan parasit yang menginfeksi hepar (hepatobiliary flukes), seperti Clonorchis sinensis dan Opisthorchis viverrini akibat konsumsi ikan yang terkontaminasi. Kedua parasit tersebut berkaitan dengan kondisi inflamasi kronis dan diduga merupakan karsinogen. [3,5,6] Infeksi parasit lain yang berkaitan adalah Ascaris lumbricoides. Selain itu, infeksi bakteri Helicobacter sp juga diduga dapat menjadi faktor timbulnya kolangiokarsinoma.[6]

Hepatolitiasis

Hepatolitiasis merupakan faktor risiko lain terjadinya kolangiokarsinoma, terutama intrahepatik. Inflamasi kronis bilier sekunder akibat adanya batu intrahepatik meningkatkan risiko terjadinya kolangiokarsinoma. Selain itu, terjadinya hepatobiliary flukes lebih sering pada pasien dengan hepatolitiasis.[5,7]

Paparan Bahan Kimia

Beberapa paparan bahan kimia berkaitan dengan berkembangnya keganasan duktus biliaris, terutama pada pekerja di bidang penerbangan, karet, dan kayu. [6] Selain itu, peningkatan risiko kolangiokarsinoma juga ditemukan pada penggunaan bahan kontras radiologi berupa kombinasi antara thorium dioxide dan dekstrin yang sempat digunakan antara tahun 1930-1950.[3,5,7]

Kista Duktus Biliaris dan Hepar

Insidensi kista duktus biliaris cenderung tinggi di Asia. Kista koledokus, termasuk Caroli’s disease, merupakan abnormalitas kongenital pada duktus pankreatikus dan bilier yang jarang terjadi. Kondisi ini dapat menyebabkan dilatasi segmental dari duktus biliaris sehingga berisiko tinggi mengalami inflamasi kronis dan deposit fibrosis luas, sehingga dapat terjadi steatosis biliaris, kolangiolitiasis, dan kolangitis asenden. Kista dapat ditemukan intrahepatik maupun ekstrahepatik. Kista yang tidak ditangani dengan baik dapat meningkatkan insidensi keganasan hingga 28%.[5,7]

Primary Sclerosing Cholangitis

Primary Sclerosing Cholangitis (PSC) merupakan inflamasi kronis pada traktus biliaris yang menyebabkan fibrosis dan oklusi duktus biliaris intra dan ekstrahepatik. PSC meningkatkan risiko terjadinya kolangiokarsinoma intrahepatik sebesar 9-20% dengan risiko yang terus meningkat 0,5%-1,5% setiap tahun setelah diagnosis.[5,7]

Faktor Risiko

Faktor risiko kolangiokarsinoma meliputi hepatitis B, hepatitis C, dan sirosis hepatis yang ketiganya berkaitan terutama dengan kejadian kolangiokarsinoma intrahepatik.

Faktor lain seperti inflammatory bowel disease (IBD), diabetes, obesitas, polimorfisme genetik, serta kebiasaan mengonsumsi alkohol dan merokok masih memerlukan studi lebih lanjut untuk membuktikan keterlibatan dalam meningkatkan risiko kolangiokarsinoma.[4,5,6]

 

Referensi

1. Pramono LA, Kurniawan J, Lesmana RA, dkk. Kolangiokarsinoma dan Infeksi Virus Hepatitis. Indonesian Journal of Cancer. 2015:9(1):37-43.
3. Dondossola D, Ghidini M, Grossi F, et al. Practical review for diagnosis and clinical management of perihilar cholangiocarcinoma. World Journal of Gastroenterology. 2020:26(25):3542-61
4. Obiekwe SR, Roca NSDL, Saric J. Cholangiocarcinoma. IntechOpen, 2018. DOI: 10.5772/intechopen.81326. https://www.intechopen.com/books/surgical-challenges-in-the-management-of-liver-disease/cholangiocarcinoma
5. Rizvi S, Gores GJ. Pathogenesis, Diagnosis, and Management of Cholangiocarcinoma. Reviews in Basic and Clinical Gastroenterology and Hepatology. 2013:145:1215-29.
6. Darwin PE. Cholangiocarcinoma. Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/277393-overview#a5
7. Habboush Y, Daoud N. The Pathophysiology of Cholangiocarcinoma, a Review about Possible Involved Risk Factors. Novel Approaches in Drug Designing & Development. 2018:4(2):1-7

Patofisiologi Kolangiokarsinoma
Epidemiologi Kolangiokarsinoma
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 4 jam yang lalu
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 4 jam yang lalu
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 5 jam yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
1 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.