Etiologi Fraktur Leher Femur
Etiologi fraktur leher femur atau fraktur collum femoris adalah trauma, yang dapat dibedakan berdasarkan jenis fraktur, yaitu fraktur stress, akut, dan insufisiensi. Sementara, faktor risiko fraktur leher femur tergantung trauma pada populasi lansia atau populasi usia muda.[1-5]
Etiologi
Leher femur merupakan area yang cukup terlindungi oleh otot. Penyebab fraktur pada leher femur adalah trauma yang dibedakan menjadi stress, akut, dan insufisiensi.
Fraktur Stress
Pada stress fracture, fraktur disebabkan oleh tekanan repetitif berulang pada collum femur, umumnya terjadi pada pelari, terutama pada pelari wanita. Tekanan repetitif ini akan menyebabkan terjadinya fraktur mikroskopis yang jika tidak teridentifikasi dan ditangani akan menyebabkan stress fracture.[1-3]
Fraktur Akut
Pada fraktur leher femur akut, penyebab fraktur adalah trauma high impact yang seringkali terjadi akibat kecelakaan kendaraan, terutama kecelakaan sepeda motor.[1-3]
Fraktur Insufisiensi
Fraktur insufisiensi merupakan patah tulang akibat kondisi pasien yang abnormal, umumnya terjadi pada populasi lansia. Penyebab kondisi abnormal ini di antaranya adalah osteoporosis dan penggunaan obat-obatan yang mempengaruhi metabolisme tulang. Kondisi abnormal ini akan menyebabkan terjadinya fraktur pada stres ringan yang seharusnya tidak menyebabkan fraktur.[1-3]
Faktor Risiko
Faktor risiko terbesar untuk fraktur panggul pada pasien lansia adalah osteoporosis dan jatuh. Sekitar 90% fraktur panggul pada usia lanjut terjadi karena jatuh dari posisi berdiri. Wanita mengalami fraktur lebih banyak karena osteoporosis, dengan angka kejadian hingga 3 kali lipat lebih banyak pada wanita dibandingkan dengan pria.[1,4]
Faktor risiko lainnya mencakup status ekonomi rendah, penyakit kardiovaskular, gangguan sistem endokrin (seperti diabetes mellitus dan hipertiroid), dan beberapa obat-obatan. Beberapa jenis obat-obatan yang mempengaruhi metabolisme tulang adalah heparin, warfarin, cyclosporine, glucocorticoid, medroxyprogesterone acetate, obat kanker, dan obat hormon tiroid.[1,5]
Faktor risiko terbanyak pada populasi muda adalah perubahan dalam kuantitas atau intensitas aktivitas fisik atau aktivitas yang baru. Faktor risiko lainnya termasuk densitas tulang yang rendah, komposisi tubuh yang abnormal, gangguan diet, abnormalitas biomekanik dan menstruasi yang ireguler.[2]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini