Patofisiologi Fraktur Leher Femur
Patofisiologi fraktur leher femur atau fraktur collum femoris adalah akibat trauma. Pada populasi usia muda, fraktur lebih sering terjadi pada individu yang aktif, terutama aktivitas fisik berat yang baru atau perubahan pada aktivitas. Sementara pada populasi lansia, fraktur lebih sering terjadi akibat osteoporosis, yang memiliki prognosis lebih buruk.[2]
Patofisiologi Fraktur Leher Femur pada Populasi Lansia
Fraktur leher femur pada pasien lansia dapat terjadi karena mekanisme berikut:
- Jatuh dan secara langsung mengenai bagian lateral panggul
- Badan berputar tetap kaki pasien kokoh di tanah (mekanisme berputar atau twist)
- Pengalihan beban ke leher femur, karena muscle fatigue sehingga tidak mampu menyerap beban (ketidakseimbangan otot yang menyebabkan gangguan pada fisiologi normal otot dan tulang dalam menahan beban)[1]
Patofisiologi Fraktur Leher Femur pada Populasi Usia Muda
Berbeda dengan populasi lanjut usia, trauma yang menyebabkan fraktur leher femur pada populasi usia muda bersifat high impact, seperti kecelakaan kendaraan terutama sepeda motor atau jatuh dari ketinggian. Trauma juga dapat disebabkan oleh peningkatan intensitas dan kuantitas aktivitas fisik atau aktivitas baru pada pasien aktif.[1,2]
Jika panggul pada posisi abduksi saat kejadian, fraktur leher femur yang terjadi. Bila panggul pada posisi adduksi, akan ditemukan fraktur-dislokasi leher femur.[1,3]
Pertimbangan Anatomis terhadap Penyembuhan Leher Femur dan Risiko Nonunion
Vaskularisasi di bagian panggul terdiri dari 3 bagian utama, yaitu:
- Cincin arteri ekstrakapsular di dasar leher femur
- Cabang-cabang servikal dari cincin arteri di permukaan leher femur
- Arteri ligamentum teres
Gangguan pada vaskularisasi ini dapat menyebabkan komplikasi dan kondisi klinis yang berbahaya, seperti osteonecrosis dan nonunion. Hal penting yang perlu diketahui adalah collum femur terdiri dari periosteum yang tipis, cancellous bone yang sedikit, dan memiliki vaskularisasi yang buruk, di mana kondisi ini akan mempengaruhi fraktur.[1,2]
Terlebih lagi, fraktur leher femur sering kali intrakapsular sehingga cairan sinovial dapat menghambat proses penyembuhan. Cairan synovial memiliki faktor angiogenic-inhibiting yang berperan dalam menghambat penyembuhan fraktur. Adanya cairan synovial, vaskularisasi yang buruk, periosteum yang tipis, dan cancellous bone yang sedikit membuat penyembuhan fraktur leher femur sulit dan sering ditemukan nonunion.[1,2]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini