Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Fraktur Pelvis general_alomedika 2025-02-03T11:14:04+07:00 2025-02-03T11:14:04+07:00
Fraktur Pelvis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Fraktur Pelvis

Oleh :
dr.Eva Naomi Oretla
Share To Social Media:

Etiologi fraktur pelvis atau fraktur tulang panggul berupa terjadinya trauma, baik dengan energi rendah maupun energi tinggi, serta penyakit seperti osteoporosis. Faktor risiko fraktur pelvis adalah usia 65 tahun atau lebih, riwayat penyakit dahulu, seperti kanker dengan metastasis ke tulang, dan gaya hidup, misalnya kurang memperhatikan keselamatan saat berkendara.[3,6,12]

Trauma Energi Rendah dan Energi Tinggi

Penyebab fraktur pelvis adalah trauma dengan energi rendah maupun energi tinggi. Fraktur pelvis yang disebabkan oleh energi rendah sering terjadi pada kelompok pasien remaja dan lanjut usia.[17]

Pasien usia remaja biasanya datang dengan fraktur avulsi pada spina iliaka superior atau inferior, atau fraktur avulsi apofiseal pada sayap iliaka atau tuberositas iskia yang disebabkan oleh cedera karena olahraga.[7,10,17]

Fraktur pelvis energi rendah pada orang tua sering terjadi akibat terjatuh, dan ditandai dengan fraktur cincin pelvis yang stabil. Fraktur pelvis energi tinggi paling sering terjadi akibat kecelakaan lalu lintas, kecelakaan industri, maupun kecelakaan lain seperti jatuh dari pohon atau bangunan. Di Indonesia, kemungkinan penyebab tersering fraktur pelvis berhubungan dengan kecelakaan mobil dan sepeda motor, serta pejalan kaki yang tertabrak kendaraan bermotor.[6,12,17]

Kondisi Patologis

Beberapa kondisi patologis yang menyebabkan kerapuhan tulang sehingga dapat menyebabkan fraktur pelvis antara lain osteoporosis, osteomalasia, dan penyakit Paget. Individu dengan kanker genital, kanker prostat, kanker rektal maupun kanker lainnya yang telah mengalami metastasis ke tulang, terutama pelvis dapat menyebabkan terjadinya fraktur patologis.[3,12,14-17]

Klasifikasi Fraktur Pelvis

Klasifikasi fraktur pelvis menurut Young-Burgess membagi fraktur pelvis berdasarkan anatomi yang terlibat. Sedangkan klasifikasi fraktur pelvis menurut The World Society of Emergency Surgery (WSES) membagi fraktur pelvis tidak hanya berdasarkan anatomi, tetapi juga keadaan hemodinamik.[7,12,30]

Klasifikasi Young-Burgess

Berdasarkan Young dan Burgess, kategori fraktur pelvis dibagi menjadi lateral compression, anteroposterior compression, vertical shear, dan combined mechanism.

Lateral Compression:

Cedera lateral compression (LC), terbagi atas 3 kategori, yaitu:

  • LC 1: fraktur transversal atau oblique pada ramus pubis dan fraktur kompresi pada ala sakrum di anterior ipsilateral
  • LC 2: fraktur ramus pubis dan fraktur dislokasi pada posterior ipsilateral (crescent fracture)
  • LC 3: fraktur kompresi lateral ipsilateral dan open book fracture kontralateral[7,12,17,30]

Anteroposterior Compression:

Cedera kompresi anteroposterior (anteroposterior compression/APC) terbagi atas 3 kategori, yaitu:

  • APC 1: pelebaran pada simfisis pubis kurang dari 2,5 cm
  • APC 2: pelebaran pada simfisis pubis lebih dari 2,5 cm, diastasis sendi sacroiliac (SI) anterior, ligamen SI posterior utuh, ada kerusakan pada ligamen sacrospinous dan sacrotuberous

  • APC 3: dislokasi ligamen SI. Kerusakan pada ligamen sacrospinous dan sacrotuberous[7,12,30]

Vertical Shear:

Pada vertical shear (VS) terjadi diastasis simfisis pubis atau pergeseran ke arah anterior maupun posterior. Pergeseran dapat terjadi melalui sendi SI, tetapi bisa juga terjadi melalui sayap sacrum atau iliac.[7,12,30]

Combined Mechanism:

Combined mechanism (CM) merupakan klasifikasi yang digunakan pada gabungan dua klasifikasi cedera. Paling sering terjadi lateral compression atau vertical shear.[7,12,30]

Klasifikasi World Society of Emergency Surgery  

World Society of Emergency Surgery (WSES) membagi fraktur pelvis berdasarkan keadaan hemodinamik pasien. Selain itu, WSES juga memasukkan klasifikasi dari Young-Burgess pada kategori mereka.[12]

Kategori Minor:

Kategori minor disebut juga WSES grade 1. Pada kategori ini fraktur stabil, yaitu komponen fraktur berada pada lokasi anatomis yang seharusnya, dan hemodinamik pasien juga stabil. Klasifikasi APC 1 dan LC 1 dari Young-Burgess termasuk ke dalam kategori ini.[7,12]

Kategori Menengah:

Kategori menengah disebut juga WSES grade 2 dan 3. Termasuk pada kategori ini adalah fraktur tidak stabil, tetapi keadaan hemodinamik stabil. Grade 2 adalah fraktur APC 2 dan 3, serta fraktur LC 2 dan 3. Grade 3 adalah fraktur VS dan CM.[7,12]

Kategori Berat:

Kategori berat disebut juga sebagai WSES grade 4. Keadaan fraktur dapat stabil ataupun tidak stabil, disertai dengan hemodinamik yang tidak stabil. Seluruh klasifikasi Young-Burgess dengan ketidakstabilan hemodinamik masuk ke dalam kategori ini.[7,12]

Faktor Risiko

Terdapat beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami fraktur pelvis, antara lain:

  • Usia 65 tahun atau lebih
  • Riwayat penyakit dahulu, seperti fraktur pelvis sebelumnya, osteoporosis, kanker dengan metastasis ke tulang, rheumatoid arthritis, multiple myeloma, dan penyakit Paget
  • Penggunaan glukokortikoid dan radiasi, terutama pada panggul
  • Gaya hidup, seperti merokok, kebiasaan minum alkohol, diet tidak seimbang
  • Kebiasaan kurang memperhatikan keamanan saat mengendarai kendaraan bermotor, misalnya tidak ada fasilitas airbag di mobil, tidak menggunakan sabuk pengaman dan berkendara dengan kecepatan tinggi
  • Bahaya keselamatan kerja/occupational hazard, seperti pada pekerja konstruksi gedung tinggi dengan alat pelindung diri atau alat kerja yang kurang memadai sehingga berisiko jatuh dari ketinggian[1,3,12,14-17]

Referensi

1. Mostafa A, Kyriacou H, et al. An overview of the key principles and guidelines in the management of pelvic fractures. Journal of Perioperative Practice. 2021;31(9):341–348 DOI: 10.1177/1750458920947358
3. Smith CT, Barton DW, et al. Pelvic Fragility Fractures. J Bone Joint Surg Am. 2021;103:213-8 DOI: http://dx.doi.org/10.2106/JBJS.20.00738
6. Mann SM, Banaszek D, Lajkosz K, et al. High-energy trauma patients with pelvic fractures: management trends in Ontario, Canada. Injury. 2018;49(10):1830-1840 DOI: https://doi.org/10.1016/j.injury.2018.06.044
7. Coccolini F, Stahel PF, Montori G, et al. Pelvic trauma: WSES classification and guidelines. World Journal of Emergency Surgery. 2017;12(5):1-18 DOI:10.1186/s13017-017-0117-6
10. Moliere S, et al. Pelvic, acetabular and hip fractures: What the surgeon should expect from the radiologist. Diagnostic and Interventional Imaging.2016;97:709-723
11. Lu Y, Uppal HS. Hip Fractures: Relevant Anatomy, Classification, and Biomechanics of Fracture and Fixation. Geriatric Orthopaedic Surgery & Rehabilitation. 2019;10:1-10
DOI: 10.1177/2151459319859139journals.sagepub.com/home/gos
12. Tullington J. Pelvic Trauma. StatPearls. 2021.
14. Peh W CG. Pelvic Insufficiency Fracture Imaging. Medscape. 2020.
15. Razavian N, Laucis A, et al. Radiation-Induced Insufficiency Fractures After Pelvic Irradiation for Gynecologic Malignancies: A Systematic Review. International Journal of Radiation Oncology • Biology • Physics. 2020;108(3):620-634 DOI:https://doi.org/10.1016/j.ijrobp.2020.05.013
16. Salcedo MP, Sood AK, et al. Pelvic Fractures and Changes in Bone Mineral Density After Radiotherapy for Cervical, Endometrial, and Vaginal Cancer: A Prospective Study of 239 Women. Cancer. 2020;126:2607-2613 DOI: https://doi.org/10.1002/cncr.32807
17. Russell G V. Pelvic Fracture. Medscape. 2020.
30. Cheung J, Wong C K K, et al. Young–Burgess classification: Inter-observer and intermethod agreement between pelvic radiograph and computed tomography in emergency polytrauma management. Hong Kong Journal of Emergency Medicine. 2021;28(3):143–151 DOI: 10.1177/1024907919857008

Patofisiologi Fraktur Pelvis
Epidemiologi Fraktur Pelvis

Artikel Terkait

  • Suplementasi Kalsium dan Vitamin D Terbukti Tidak Menurunkan Insidensi Fraktur Pada Lansia
    Suplementasi Kalsium dan Vitamin D Terbukti Tidak Menurunkan Insidensi Fraktur Pada Lansia
  • Pengaruh Rokok terhadap Penyembuhan Fraktur Tulang
    Pengaruh Rokok terhadap Penyembuhan Fraktur Tulang
  • Red Flags Nyeri Panggul
    Red Flags Nyeri Panggul
  • Anestesi Spinal VS Umum Untuk Operasi Panggul pada Pasien Geriatri – Telaah Jurnal Alomedika
    Anestesi Spinal VS Umum Untuk Operasi Panggul pada Pasien Geriatri – Telaah Jurnal Alomedika
  • Intervensi untuk Mencegah Lansia Terjatuh
    Intervensi untuk Mencegah Lansia Terjatuh

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Karina Sutanto
Dibalas 13 Oktober 2021, 15:02
Kriteria diperbolehkan operasi pada fraktur panggul pada lansia - Orthopedi Ask Expert
Oleh: dr. Karina Sutanto
2 Balasan
Alo dokter, izin tanya apa kriteria diperbolehkannya operasi pada fraktur panggul pada usia lansia dengan komorbid gagal ginjal? Atau sebaiknya tidak...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.