Prognosis Fraktur Pelvis
Prognosis fraktur pelvis atau fraktur tulang panggul secara umum kurang baik, terutama jika disertai dengan syok hemoragik. Komplikasi akibat fraktur pelvis dapat berupa nyeri pelvis kronis yang mengganggu pasien untuk beraktivitas sehari-hari.[2,8,17,18]
Selain itu, komplikasi juga dapat terjadi akibat tindakan operasi yang dilakukan, misalnya perdarahan, cedera organ visceral, kerusakan sistem saraf, dan malunion pelvis.[2,8,17,18]
Komplikasi
Nyeri panggul kronis, ansietas, dan depresi juga merupakan komplikasi yang dapat terjadi pada pasien fraktur pelvis. Hal tersebut menyebabkan penurunan kualitas hidup dan fungsi fisik jangka panjang, kesulitan dalam aktivitas sehari-hari, serta kesehatan mental yang buruk.[2,8,17,25,27]
Komplikasi lain seperti inkontinensia urin, disfungsi seksual, ruptur uretra, ruptur vesika, dan striktur uretra dapat terjadi pada pasien fraktur pelvis dengan cedera urogenital.[2,8,17,25,27]
Sekitar 25% komplikasi pada fraktur pelvis disebabkan oleh tindakan operasi, dan bukan akibat fraktur itu sendiri. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi, antara lain perdarahan, cedera organ visceral, kerusakan sistem saraf, kerusakan jaringan lunak, nekrosis, sepsis, infeksi, serta malunion pelvis dan nonunion.[1,2,8,17]
Studi melaporkan bahwa 2,9% pasien dengan fiksasi bedah mengalami infeksi luka dalam (deep wound) setelah operasi. Risiko infeksi luka didapatkan lebih tinggi pada pasien yang menerima angioembolisasi atau memiliki indeks massa tubuh (IMT) lebih 30 kg/m2. Faktor risiko lain adalah diabetes, waktu operasi yang lama, perawatan yang lama di ICU, dan cedera urogenital atau abdominal.[1]
Selain itu, imobilisasi yang berkepanjangan akibat tindakan operasi dan trauma endotel vaskular menyebabkan pasien dengan fraktur pelvis memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi seperti deep vein thrombosis (DVT), emboli paru, dan tromboemboli vena. Terapi antikoagulan, seperti warfarin, harus dimulai dalam waktu 24 jam setelah cedera atau setelah stabilitas hemodinamik tercapai.[2,8,17,25]
Prognosis
Prognosis fraktur pelvis secara umum kurang baik, pasien melaporkan adanya penurunan kualitas hidup, tidak hanya secara fisik, tetapi juga mental. Prognosis yang lebih buruk, bahkan menyebabkan kematian, ditemukan pada pasien fraktur pelvis dengan syok hemoragik.[2,7,12]
Sebanyak 20% pasien fraktur pelvis tidak stabil mengalami gangguan neurologis permanen. Pasien fraktur pelvis yang disertai dengan cedera ortopedi lainnya berisiko lebih besar untuk mengalami disabilitas, serta luaran sosial, psikologis, dan kemampuan bekerja yang lebih buruk.[12,17]
Faktor-faktor yang memperburuk prognosis fraktur pelvis, antara lain usia yang lebih tua, terutama di atas 85 tahun, adanya penyakit penyerta, misalnya diabetes atau penyakit kronis lainnya, adanya gangguan kognitif, dan demensia.[40]