Patofisiologi Fraktur Pelvis
Patofisiologi fraktur pelvis atau fraktur tulang panggul dapat dibedakan menjadi fraktur traumatik, misalnya karena kecelakaan lalu lintas, dan fraktur akibat penyebab lain, misalnya karena osteoporosis atau akibat olahraga high impact.[1,7,10,12]
Fraktur Pelvis Traumatik
Klasifikasi Young-Burgess untuk fraktur pelvis menjelaskan jenis mekanisme trauma yang dapat menyebabkan patah pada pelvis.[1,8,12]
Mekanisme trauma pelvis dari arah lateral, seperti pejalan kaki yang tertabrak kendaraan bermotor dari samping, dapat menimbulkan cedera lateral compression (LC) pada pelvis. Kompresi lateral merupakan fraktur pelvis yang paling umum, bersifat stabil, tetapi sering terjadi bersamaan dengan ruptur vesika urinaria.[1,8,12]
Cedera tipe vertical shear (VS) pada pelvis sering disebabkan oleh mekanisme trauma energi tinggi, seperti jatuh atau melompat dari ketinggian, dan tertimpa pohon tumbang. Pada tipe VS, terjadi cedera ligamen secara komplit dan biasanya memiliki luaran yang kurang baik.[1,8,10,12]
Fraktur anteroposterior compression (APC) pada pelvis seringkali tidak stabil dan merupakan fraktur pelvis terbuka/open book yang disertai dengan perdarahan pada pelvis dan retroperitoneal. Jenis fraktur APC merupakan fraktur dengan luaran yang buruk. Gabungan dari beberapa mekanisme, disebut combined mechanism, juga merupakan jenis cedera pada fraktur pelvis.[1,8,10,12]
Fraktur Pelvis Penyebab Lain
Fraktur pelvis karena penyebab lain dapat disebabkan oleh proses patologis yang terjadi pada tulang pelvis. Penurunan massa tulang, misalnya karena osteoporosis, sering menjadi penyebab fraktur pelvis pada usia lanjut.[3,10,11,16]
Tidak hanya itu, konsumsi kortikosteroid jangka panjang, penyakit kronis, seperti diabetes dan gagal ginjal, serta riwayat radioterapi pada kanker ginekologi atau kanker rektal juga dapat meningkatkan risiko terjadinya fraktur pelvis.[14]
Selain itu, fraktur pelvis dapat juga disebabkan oleh stres pada tulang sehat akibat tekanan abnormal dengan intensitas sedang hingga tinggi, yang berlangsung secara berkesinambungan. Tekanan yang berulang pada pelvis dapat terjadi pada olahraga high impact, seperti berlari atau melompat.[10,11,13,16]