Penatalaksanaan Campak
Penatalaksanaan untuk infeksi campak atau measles atau rubeola terdiri dari terapi suportif pemberian nutrisi dan cairan untuk mencegah dehidrasi, pemberian vitamin A dan pemberian nutrisi yang adekuat sangat penting dalam infeksi campak.[2]
Berobat Jalan
Pasien dengan infeksi campak tanpa komplikasi dapat berobat jalan dengan mengutamakan terapi suportif, pengobatan simtomatis misalnya paracetamol untuk menurunkan demam, dan pemberian vitamin A. Pasien campak juga harus diisolasi dan disarankan untuk menggunakan masker sampai dengan 4 hari timbulnya ruam agar mengurangi risiko penularan.[3,20,21,25]
World Health Organization (WHO) merekomendasikan setiap anak yang terdiagnosis campak harus mendapatkan 2 dosis vitamin A yang diberikan dengan jeda 24 jam. Pemberian vitamin A tersebut bertujuan untuk mencegah kerusakan pada mata ataupun kebutaan akibat campak dan juga untuk menurunkan angka kematian akibat campak.
Dosis vitamin A yang direkomendasikan yaitu:
- 200.000 IU untuk anak 12 bulan ke atas
- 100.000 IU untuk anak usia 6-11 bulan
- 50.000 IU untuk anak di bawah usia 6 bulan
Dosis tambahan diberikan dalam waktu 2-4 minggu pada anak yang sebelumnya mengalami defisiensi vitamin A atau anak yang mengalami komplikasi pada mata akibat campak.[3,20,21]
Pada bayi dan anak yang tidak mengalami dehidrasi, orang tua harus tetap diedukasi untuk mempertahankan status rehidrasi anak dengan minum atau menyusui dan mendorong anak untuk tetap makan.[21]
Persiapan Rujukan
Persiapan rujukan untuk campak dari fasilitas kesehatan primer terutama dilakukan pada mereka yang memenuhi indikasi untuk dirawat di Rumah Sakit, yaitu:
- Kejang, letargi, atau penurunan kesadaran
Respiratory distress, adanya grunting dan retraksi dinding dada
- Tidak dapat makan dan minum atau menyusui atau muntah saat makan, sehingga intake buruk
- Kornea tampak keruh seperti berawan
- Ulserasi mulut yang ekstensif
-
Dehidrasi atau malnutrisi
Stridor karena measles croup[21]
Selain hal-hal tersebut, ada pula kelompok berisiko yang diindikasikan rawat untuk monitoring klinis lebih lanjut, yaitu sebagai berikut:
- Bayi atau orang dewasa berusia di atas 20 tahun
- Ibu hamil
- Anak dengan gizi buruk, terutama yang mengalami defisiensi vitamin A
- Pasien imunokompromais, misalnya kanker, mendapatkan pengobatan imunosupresif, atau HIV[21]
Medikamentosa
Terapi medikamentosa yang diberikan kepada pasien dengan infeksi campak berupa pengobatan simtomatis berdasarkan gejala yang dirasakan pasien misalnya antipiretik, seperti paracetamol, untuk mengatasi demam.
Pemberian antibiotik dapat dipertimbangkan apabila terdapat kecurigaan infeksi sekunder bakteri seperti pneumonia dan otitis media. Pemberian antibiotik ini oleh WHO dapat disarankan diberikan empiris untuk gram positif dan Staphylococcus aureus, seperti ampicillin, bila tidak terdapat fasilitas untuk melakukan kultur atau sesuai kultur bila dapat dilakukan.[2,21]
Terapi Suportif
Terapi suportif yang dapat dilakukan terhadap pasien dengan infeksi campak antara lain pemberian cairan yang cukup untuk menghindari dehidrasi. Rekomendasi WHO adalah pemberian ORS sebagai pengganti cairan yang hilang melalui diare dan muntah.[3,21,22]
Kecukupan nutrisi, baik dengan makanan dan ASI yang adekuat juga perlu diperhatikan. Berat badan dan asupan nutrisi anak dipantau setiap hari. Selain itu, pasien juga dapat dikonsultasikan pada ahli gizi, terutama pada keadaan malnutrisi atau kurang gizi.[3,21,22]
Kebutuhan Cairan pada Anak Muntah atau Diare tanpa Dehidrasi
Terapi suportif terutama rehidrasi sangat diperlukan pada campak, baik dengan rehidrasi oral bila pasien masih dapat makan dan minum, maupun parenteral. Cairan rehidrasi yang disarankan WHO pada anak dehidrasi adalah oral rehydration salts (ORS) yang mengandung glukosa 13,5 g/L, natrium klorida 2,6 g/L, kalium klorida 1,5 g/L, trisodium citrate dihydrate 2.9 g/L, dengan total osmolaritas 245 mOsm/L.[21]
Pada keadaan muntah atau diare dengan atau tanpa dehidrasi, anak harus diberikan cairan ORS dalam 4 jam pertama dengan dosis sebagai berikut:
Tabel 1. Pemberian ORS dalam 4 Jam Pertama
Berat Badan | <5kg | 5-8kg | 8-11kg | 11-16kg | 16-30kg | >30kg |
ORS dalam mL | 200-400mL | 400-600mL | 600-800mL | 800-1200mL | 1200-2200mL | 2200-4000mL |
Sumber: WHO, 2022.[21]
Berat badan yang digunakan adalah berat badan estimasi untuk usia 1 sampai 10 tahun, yaitu usia dalam tahun ditambah 4, kemudian dikalikan 2. Pada terapi rehidrasi ini, anak harus terus dipantau klinis, tanda vital, dan status hidrasi.[21]
Kebutuhan Cairan pada Dehidrasi Berat
Pemberian cairan pada anak dengan dehidrasi berat adalah dengan memberikan ORS sambil menunggu pemasangan infus. Kemudian, setelah infus terpasang, anak dapat diterapi dengan larutan isotonik, seperti normal salin (NS) atau NaCl 0,9% dan ringer laktat (RL) ditambah dengan cairan dekstrosa 10% atau 5% dengan jumlah 100 mL/kgBB.[21]
Pemberian cairan ini harus disertai dengan pemantauan klinis dan status hidrasi setiap 15 sampai 30 menit. Cara pemberian cairan pada anak yang mengalami dehidrasi pada campak adalah sebagai berikut.
Tabel 2. Pemberian Cairan pada Dehidrasi Berat
Usia | Bolus Pertama, 30mL/kg | Bolus Kedua, 70mL/kg | Komposisi Cairan |
Bayi <12 bulan | 1 jam | 5 jam | RL atau NS + Dextrosa 10% |
12 bulan sampai 5 tahun | 30 menit | 2,5 jam | RL + Dextrosa 5% atau NS + Dextrosa 10% |
Sumber: WHO, 2022.[21]
Penulisan pertama oleh: dr. Amanda Sonia Arliesta