Diagnosis Berat Badan Lahir Rendah
Diagnosis berat badan lahir rendah (BBLR) dengan menimbang berat badan neonatus, dalam waktu 1 jam pasca kelahiran. Anamnesis dilakukan untuk mendukung pemeriksaan fisik serta mencari etiologi. Pemeriksaan penunjang hanya dilakukan sesuai indikasi, terutama pada bayi prematur.[2,4,6]
Anamnesis
Anamnesis biasanya fokus kepada ibu hamil, yang diduga memiliki janin berisiko BBLR. Pertanyaan berkaitan dengan faktor risiko BBLR.
Usia Ibu
Menurut sebuah studi, prevalensi tertinggi bayi dengan BBLR lahir dari ibu yang berusia di bawah 18 tahun dan di atas 35 tahun.[4-6,11]
Hari Pertama Haid Terakhir
Hari pertama haid terakhir (HPHT) perlu ditanyakan agar dokter dapat mengetahui dengan jelas usia kehamilan bayi, apakah masuk ke dalam kategori prematur (di bawah usia 37 minggu) atau cukup bulan. Mengetahui HPHT juga dapat membantu dokter untuk mengetahui hari perkiraan lahir.[4-6,11]
Riwayat Kehamilan Sebelumnya
Riwayat kehamilan sebelumnya perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah terdapat komplikasi selama masa kehamilan, riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah sebelumnya, riwayat penyakit yang diderita selama masa kehamilan sebelumnya (seperti hipertensi, diabetes, anemia), dan riwayat keguguran.
Sebuah studi menyatakan bahwa jumlah paritas tidak ada hubungan dengan BBLR, tetapi wanita primipara lebih sering melahirkan bayi BBLR.[4-6,11]
Status Nutrisi Ibu selama Masa Kehamilan
Status nutrisi ibu selama masa kehamilan sangat penting untuk ditanyakan, terutama terkait peningkatan berat badan selama kehamilan dan pola makan ibu. Peningkatan berat badan yang direkomendasikan oleh WHO dan Institute of Medicine pada ibu hamil dengan indeks massa tubuh normal sebesar 11‒15 kg selama masa kehamilan.
Peningkatan berat badan yang tidak tercapai selama masa kehamilan, atau kurang dari rekomendasi dapat meningkatkan risiko untuk melahirkan bayi BBLR.[4-6,11]
Aktivitas atau Gaya Hidup Ibu
Merokok dan penggunaan obat-obatan (psikoaktif, antidepresan) selama masa kehamilan meningkatkan risiko untuk melahirkan bayi BBLR. Ibu yang merokok menurunkan rata-rata berat badan bayi sebanyak 150‒200 gram. Ibu yang sering kelelahan dalam bekerja atau memiliki riwayat trauma fisik juga berisiko melahirkan bayi BBLR.[4-6,11]
Pemeriksaan Fisik
Menimbang berat badan bayi dalam waktu 1 jam pasca kelahiran merupakan pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosis BBLR . Berat badan bayi baru lahir rendah di bagi menjadi:
- Berat Badan Lahir Rendah (BBLR): <2500 gram
- Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR ): <1500 gram
- Berat Badan Lahir Amat Sangat Rendah (BBLASR): <1000 gram[1-3]
Setelah mengukur berat badan bayi, perlu dilakukan pemeriksaan fisik lainnya untuk mengetahui apakah bayi masuk ke dalam kategori cukup bulan atau prematur. Hal ini karena BBLR dapat diklasifikasikan berdasarkan usia gestasi, yaitu bayi cukup bulan (37‒42 minggu) dan bayi kurang bulan (<37 minggu).[2,12]
Tanda-tanda Prematuritas
Tanda prematuritas dapat ditemui melalui pemeriksaan fisik dasar pada bayi, yakni meliputi pemeriksaan pada telinga, telapak kaki, payudara, dan alat genital. Telinga bayi prematur memiliki bentuk pina yang mendatar, lentur, dan memiliki kartilago yang rendah. Telapak kaki pada bayi prematur hanya memiliki garis-garis pada sisi anterior saja, atau cenderung halus.[2,12]
Bayi prematur tidak memiliki jaringan payudara dan areola tidak terlalu tampak. Sedangkan pada alat genital, pada laki-laki diperhatikan pada bagian skrotum dan testis, sedangkan pada perempuan diperhatikan bagian klitoris dan labia mayor maupun minor. Pada bayi prematur laki-laki, memiliki skrotum yang mendatar dan tidak ada rugae, sedangkan pada bayi perempuan klitoris tampak besar dan labia datar atau kecil.[2,12]
Skor Ballard
Skor Ballard digunakan untuk menilai atau menentukan usia gestasi bayi baru lahir. Ada dua hal yang perlu dinilai dalam skor Ballard, yakni maturitas dari fisik bayi dan maturitas dari neuromuskular. Pada pemeriksaan maturitas dari fisik bayi, komponen-komponen yang perlu dilihat yakni kulit, lanugo, permukaan plantar, dada atau payudara, telinga, genital.[2,12]
Sedangkan pada pemeriksaan maturitas dari neuromuskular bayi, komponen yang perlu dinilai yakni postur bayi, perlu dilakukan gerakan pada pergelangan tangan untuk menilai square window, arm recoil, sudut popliteal, scarf sign, dan gerakan tumit ke telinga. Setelah melakukan seluruh pemeriksaan, akan didapatkan skor dengan rentang -10 hingga 50. Skor akan dicocokkan dengan usia bayi.[2,12]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang mutlak dilakukan apabila bayi BBLR merupakan bayi prematur. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan tes kocok atau gastric shake test, foto rontgen toraks, dan USG kepala (bayi <35 minggu).[2,3,12]
Tes Kocok
Tes kocok atau gastric shake test bertujuan untuk menilai surfaktan yang ada pada paru-paru bayi atau secara garis besar menilai tingkat kematangan paru pada bayi. Tes ini memiliki sensitivitas sebesar 100% dan spesifisitas sebesar 92%. Kadar surfaktan yang kurang pada bayi berkaitan dengan penyakit Hyaline Membrane Disease (HMD).[12,14]
Foto Rontgen Toraks
Pemeriksaan foto rontgen toraks dilakukan untuk menilai parenkim paru dan bentuk atau ukuran jantung pada bayi yang dicurigai mengalami gangguan pernapasan. Gambaran radiologi yang biasanya ditemukan berupa corakan retikulogranular dengan air bronchogram.[3,12]
USG Kepala
Pemeriksaan USG kepala dilakukan terutama pada bayi di bawah usia 35 minggu untuk mendeteksi adanya perdarahan intrakranial pada bayi prematur.[3,12]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini