Epidemiologi Berat Badan Lahir Rendah
Epidemiologi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah 15,5% dari seluruh kelahiran di dunia. Di Indonesia, sebanyak 6,2% bayi lahir dengan BBLR berdasarkan Riskesdas tahun 2018.
Global
Berdasarkan data WHO tahun 2016, prevalensi global BBLR mencapai 15,5%, yang berarti bahwa +20,6 juta bayi lahir setiap tahun menderita BBLR. Dari prevalensi tersebut, 96,5% di antaranya terjadi di negara berkembang.[6]
Insiden tertinggi terjadi di Asia south-central, yaitu 27,1% bayi lahir dengan BBLR. Insiden di Asia bagian lain berkisar 5,9‒15,4%.[5]
Penyebab utama BBLR di negara maju adalah persalinan preterm atau bayi prematur. Akan tetapi, di negara berkembang kebanyakan bayi BBLR disebabkan kondisi kecil untuk usia kehamilan (small for gestational age / SGA). SGA umumnya disebabkan oleh intrauterine growth restriction (IUGR).[5]
Hampir 75% dari semua bayi SGA cukup bulan di dunia lahir di Asia, dan 20% lahir di Afrika. Hal ini karena pedoman pemberian makan yang tidak praktis dan miskin sumber daya.[5]
Indonesia
Berdasarkan data yang dilaporkan oleh 25 provinsi ke Direktorat Gizi Masyarakat tahun 2019, dari neonatus yang dilaporkan ditimbang berat badannya, didapatkan 111.827 bayi (3,4%) memiliki BBLR. Sedangkan menurut hasil Riskesdas tahun 2018, dari 56,6% balita yang memiliki catatan berat lahir, sebanyak 6,2% lahir dengan BBLR.[10]
Mortalitas
Berat badan lahir rendah merupakan penyebab kematian pada 70% bayi baru lahir di negara berkembang.[4]
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2020, penyebab kematian neonatal terbanyak adalah kondisi BBLR. Walaupun bayi BBLR tanpa komplikasi dapat mengejar ketertinggalan berat badannya dengan penanganan yang tepat, tetapi bayi BBLR berisiko mengalami stunting dan mengalami penyakit tidak menular saat dewasa, seperti diabetes melitus, hipertensi, dan penyakit jantung.[10]
Perlu diketahui bahwa bayi prematur dengan BBLR memiliki risiko kematian lebih tinggi, hingga 20 kali lipat dibandingkan dengan bayi cukup bulan.[9,10]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini