Edukasi dan Promosi Kesehatan Berat Badan Lahir Rendah
Edukasi dan promosi kesehatan ditujukan ke orang tua yang memiliki bayi berat badan lahir rendah (BBLR), termasuk penjelasan bahwa perawatan bayi yang tepat dibutuhkan waktu yang cukup panjang, bahkan hingga anak beranjak dewasa. Hal ini karena kemungkinan komplikasi yang mungkin terjadi di masa mendatang.
Edukasi Pasien
Edukasi yang diberikan terutama mengenai masalah-masalah jangka panjang yang mungkin saja timbul, pemantauan tumbuh kembang bayi yang lebih lanjut, dan komplikasi yang sering terjadi pada bayi dengan BBLR.
Orang tua bayi BBLR juga perlu mengerti mengenai dampak buruk yang dapat muncul di masa mendatang. Bayi dapat mengalami gangguan perkembangan dan pertumbuhan, gangguan pendengaran, gangguan retina (retinopathy of prematurity), dan risiko tinggi untuk mengidap penyakit kronis, seperti penyakit kardiovaskular dan diabetes melitus.
Pemantauan pada bayi BBLR juga perlu dilakukan pada kunjungan ke dokter di hari ke-2, 10, 20, dan 30 setelah pulang dari rumah sakit. Following kemudian dilanjutkan setiap bulan, untuk menilai pertumbuhan bayi, yang meliputi berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala. Selain itu, perlu dilakukan skrining perkembangan dengan menggunakan Denver development screening test (DDST) dan tetap mengawasi adanya kelainan bawaan.[2,4,10,13]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
BBLR dapat disebabkan oleh bayi prematur, intrauterine growth restriction (IUGR), atau keduanya. Oleh karena itu, cara pencegahan BBLR adalah upaya mencegah persalinan preterm dan semua kondisi yang dapat mengganggu pertumbuhan janin.
Selain itu, upaya menghindari faktor risiko juga dapat berperan dalam pengendalian angka kejadian bayi BBLR, di antaranya mencegah malnutrisi selama masa kehamilan, komplikasi selama masa kehamilan, penggunaan alkohol, merokok, dan obat-obatan terlarang.
Pemberian suplemen zat besi bermanfaat untuk mencegah hemoglobin dan hematokrit ibu rendah selama masa kehamilan. Beberapa penelitian juga menyebutkan kehamilan pada wanita usia muda berisiko BBLR, sehingga edukasi pra pernikahan mungkin dapat diterapkan.[5,6,9,13]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini