Patofisiologi Berat Badan Lahir Rendah
Patofisiologi berat badan lahir rendah (BBLR) terdiri dari kelahiran prematur, intrauterine growth restriction (IUGR), atau kombinasi keduanya. Bayi prematur adalah persalinan pada usia gestasi kurang dari 37 minggu.[2,7,8]
Kelahiran Prematur
Bayi prematur disebabkan oleh banyak faktor yang berkaitan erat dengan hubungan yang kompleks antara fetus, plasenta, uterus, dan faktor maternal. Apabila terjadi suatu gangguan atau kelainan pada salah satu faktor di atas, maka akan timbul akibat seperti ketidakmampuan uterus untuk mempertahankan fetus, terganggunya jalan lahir, dan kontraksi uterus sebelum waktunya, sehingga terjadilah kelahiran prematur.[2,7,8]
Berikut ini adalah faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya persalinan preterm:
- Fetus: gawat janin, kehamilan ganda, eritroblastosis, dan hidrops non-imun
- Plasenta: disfungsi plasenta, plasenta previa, solusio plasenta
- Uterus: bentuk uterus bikornis, serviks inkompeten (dilatasi prematur)
- Maternal: preeklampsia, penyakit kronis (ginjal, jantung), infeksi (infeksi saluran kemih, bakterial vaginosis, korioamnionitis, group B streptococcus, Listeria monocytogenes)
- Lain-lain: ketuban pecah dini, polihidramnion, iatrogenik dan trauma[2,3,7,8]
Selain faktor-faktor di atas, peran progesteron dalam mempertahankan kehamilan juga harus dipertimbangkan. Hal ini dikarenakan progesteron mempengaruhi miometrium, desidua, serviks, dan selaput janin.[2,7,8]
Progesteron dapat mempengaruhi respon sitokin, inhibisi prostaglandin, sintesis nitric oxide, mengurangi sintesis corticotropin-releasing hormone, degradasi stromal dari serviks, dan meningkatkan sekresi matriks protein dari stromal serviks. Dengan mengganggu fungsi serviks dari segi mekanik dan fisiologis, kinerja dari serviks meningkat, sehingga dapat menyebabkan dilatasi serviks sebelum waktunya.[2,7,8]
Selain itu, selama masa kehamilan (minggu ke-7 hingga ke-37), progesteron akan memicu limfosit untuk melepaskan protein yang bernama progesterone induced blocking factor (PIBF). PIBF memiliki efek antiabortus pada kehamilan. Pada minggu ke-41 masa kehamilan kadar PIBF akan menurun drastis.[2,7,8]
Umumnya, bayi prematur akan memiliki berat badan lahir rendah. Selain itu, perkembangan beberapa organ seperti paru-paru juga belum sempurna.[2,7,8]
Intrauterine Growth Restriction (IUGR)
Faktor-faktor penyebab intrauterine growth restriction (IUGR) tidak jauh berbeda dengan kelahiran prematur, yakni adanya gangguan pada faktor ibu, janin, dan plasenta. Meskipun etiologi dari masing-masing faktor berbeda, tetapi gangguan-gangguan tersebut akan menyebabkan gangguan perfusi uterus-plasenta dan nutrisi janin.[2,7,8]
Perfusi yang tidak baik, letak plasenta yang abnormal, hipertensi dalam kehamilan, merokok, kehamilan ganda, infeksi intrauterin (termasuk HIV dan malaria), karakteristik dari maternal (pola hidup, tinggi badan ibu (bertubuh pendek), malnutrisi pada ibu, indeks massa tubuh ibu yang rendah), dan masih banyak faktor lain yang dapat menyebabkan IUGR.[2,7,8]
Sebuah teori yang diyakini juga menjadi penyebab dari IUGR adalah penurunan produksi hormon insulin atau gangguan pada level reseptor insulin (Insulin-like growth factor / IGF).[2,7,8]
Hal ini terjadi terutama pada bayi yang memiliki defek pada reseptor IGF-1, hipoplasia pankreas, dan diabetes neonatus sementara. Defek pada reseptor IGF-1 disebabkan oleh mutasi genetik yang mengganggu mekanisme pengenalan glukosa oleh sel islet pankreas sehingga menyebabkan penurunan pelepasan insulin.[2,7,8]
IUGR terbagi menjadi dua, yakni IUGR simetris dan IUGR asimetris. IUGR simetris mempengaruhi seluruh pertumbuhan dimulai dari lingkar kepala, panjang, dan berat badan bayi. Sedangkan pada IUGR asimetris, lingkar kepala bayi dalam batas normal, namun ukuran panjang dan berat badan bayi yang terganggu. IUGR asimetris adalah tipe yang paling sering ditemukan. Tipe ini memiliki persentase kasus sebesar 70‒80%.[2,7,8]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini