Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Splenomegali general_alomedika 2024-12-06T15:14:06+07:00 2024-12-06T15:14:06+07:00
Splenomegali
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Splenomegali

Oleh :
dr. Luthfi Saiful Arif
Share To Social Media:

Diagnosis splenomegali dapat dicurigai berdasarkan keluhan nyeri abdominal pada regio kiri atas disertai dengan nyeri menjalar pada bahu kiri yang dialami oleh pasien. Penegakan diagnosis dapat dikonfirmasi dengan menyesuaikan tanda dan gejala penyakit yang mendasari dengan hasil pemeriksaan penunjang seperti USG atau CT-scan.

Anamnesis

Pasien umumnya datang dengan keluhan perasaan tidak nyaman pada regio abdominal. Pasien juga dapat mengeluhkan nyeri abdominal pada regio kiri atas disertai dengan nyeri menjalar pada bahu kiri. Keluhan perut kembung, distensi abdomen, anoreksia, kakeksia dan perasaan cepat kenyang dapat ditemukan pada pasien dengan splenomegali.[1,5]

Selain keluhan pada regio abdomen, dokter juga dapat menanyakan beberapa tanda dan gejala yang dapat membantu untuk menentukan penyebab yang mendasari terjadinya splenomegali, antara lain:

  • Keluhan mudah lelah, turun berat badan yang cepat dan keringat dingin di malam hari dapat mengarahkan anamnesis pada berbagai penyakit malignansi
  • Keluhan demam, malaise, dan infeksi fokal dapat menunjukan bahwa pasien sedang mengalami infeksi akut.
  • Pasien dengan penyakit hepatik seperti hepatitis dan sirosis dapat mengeluhkan berbagai keluhan seperti asites, ikterus
  • Keluhan anemia (pandangan kabur, pusing, dispnea, mudah lelah), mudah terjadi lebam, perdarahan ataupun petekie dapat mengindikasikan terjadinya proses hemolitik. Pada penyakit sel sabit, splenomegali dapat ditemukan pada 50-60% pasien dewasa dan 34% pada pasien pediatri
  • Riwayat alkohol, riwayat perjalanan, trauma serta aktivitas fisik (terutama olahraga dengan kontak fisik) dapat membantu dokter untuk mengarahkan diagnosis[20–22]

Pemeriksaan Fisik

Limpa berada pada kavitas abdominal kiri dan berada antara costa 9 dan costa 11. Pemeriksaan fisik pada limpa dilakukan dengan menggunakan teknik palpasi dan perkusi. Pada umumnya limpa tidak akan teraba, namun pada 3% individu, limpa dapat diraba pada kondisi normal. Kemampuan untuk menghubungkan berbagai tanda dan gejala serta riwayat kebiasaan pasien dapat membantu dokter untuk menentukan penyebab utama terjadinya splenomegali.[1,22]

Berikut cara melakukan pemeriksaan palpasi pada kasus splenomegali:

  • Pemeriksaan limpa dilakukan pada posisi supinasi dan left lateral dekubitus dengan leher, pinggul dan lutut difleksikan. Posisi ini akan membantu untuk merelaksasikan otot otot pada dinding abdomen dan merotasi limpa agar lebih terletak lebih anterior
  • Tekan perlahan di bawah batas costa kiri pada saat inspirasi dalam untuk menentukan batas dan ukuran limpa. Umumnya limpa tidak dapat teraba, namun pada 3% orang dewasa limpa dapat teraba
  • Pemeriksaan dapat dinyatakan abnormal jika limpa terpalpasi lebih dari 2 cm dibawah batas bawah costa kiri
  • Pada kondisi splenomegali masif, limpa dapat terpalpasi melewati batas tengah abdomen hingga mendekati pelvis[1]

Ukuran limpa dapat dikategorikan menggunakan sistem Hackett yang bernilai antara 0 (tidak teraba) hingga 5 (pembesaran masif yang melebihi umbilikus).[23]

pemeriksaan limpa

Gambar: Laman et al. 2015.[23]

Pemeriksaan perkusi dilakukan pada ruang Traube, dengan metode Castell maupun metode Nixon. Metode Castell ini memiliki sensitivitas hingga 25%-85% dan spesifisitas 32%-94% sedangkan metode Nixon memiliki sensitivitas 25%-66% dan spesifisitas 68%-95%.[24]

Pemeriksaan dengan metode Castell dapat dilakukan dengan cara berikut:

  • Lakukan perkusi pada ruang instercosta terbawah pada linea aksilaris anterior
  • Bunyi akan terdengar sonor pada saat inspirasi penuh
  • Perubahan bunyi perkusi pada saat inspirasi penuh menandakan adanya pembesaran limpa (tanda Castell positif)[24]

Pemeriksaan dengan metode Nixon dapat dilakukan dengan cara berikut:

  • Posisikan pasien pada posisi Right lateral decubitus
  • Lakukan perkusi ke arah tengah sepanjang batas costa kiri
  • Lanjutkan perkusi secara tegak lurus dengan batas costa kiri
  • Jika terjadi perubahan suara pada batas atas melebihi 8 cm diatas batas costa kiri, dapat diindikasikan pasien mengalami splenomegali[24]

Pemeriksaan fisik tambahan dapat dilakukan untuk menentukan penyakit yang mendasari terjadinya splenomegali. Ikterus, hepatomegali, asites, spider angiomata dapat ditemukan pada pasien dengan penyakit hepatik. Petekie, perdarahan mukosa, dan pewarnaan pucat pada kulit dapat menjadi tanda terjadinya penyakit hematologis. Pasien dengan penyakit reumatologi akan menunjukan adanya nyeri pada sendi, pembengkakan, rash dan juga hasil pemeriksaan paru yang abnormal.

Diagnosis Banding

Diagnosis banding splenomegali dapat didasarkan pada berbagai manifestasi dari gangguan fungsi limpa, seperti hipersplenisme. Definisi splenomegali dan hipersplenisme sebaiknya tidak dicampur adukkan: splenomegali mengacu pada pembesaran limpa, sedangkan hipersplenisme mengacu pada fungsi organ limpa yang overaktif, walaupun ukuran limpa normal. Pada hipersplenisme, ukuran limpa mungkin bertambah karena adanya kongesti oleh darah, namun hipersplenisme dan splenomegali tidak selalu muncul bersamaan.[13]

Kondisi hipersplenisme dapat disebabkan oleh penyakit pada hepar seperti sirosis dan trombosis vena porta atau vena hepatika dengan hipertensi porta. Penyebab lain sitopenia yang terkait dengan hipersplenisme adalah destruksi autoimun, defisiensi zat besi, vitamin B12 atau folat.[13]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada splenomegali ditujukan untuk menyingkirkan diagnosis banding dan menentukan penyakit yang mendasari terjadinya splenomegali.

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan hitung jenis dan morfologi darah (leukosit, eritrosit dan platelet) akan menunjukan hasil yang bervariasi, sesuai dengan penyakit yang mendasari terjadinya splenomegali. Pemeriksaan fungsi hepar, lipase, panel reumatologi dan pemeriksaan spesifik pada infeksi dapat membantu menegakkan diagnosis penyebab. Hipersplenisme dapat pula disertai dengan leukopenia, anemia dan trombositopenia. Skrining infeksi dan autoimun dapat menyingkirkan diagnosis banding.[1,25]

Pencitraan

Diagnosis splenomegali dan penyebab yang mendasarinya dapat dilakukan dengan pencitraan. Limpa memiliki gambaran yang serupa dengan hepar pada pemeriksaan CT. Selain menentukan kondisi splenomegali, CT abdomen dapat mendeteksi adanya abses limpa, massa, abnormalitas vaskular, kista, pembesaran akibat inflamasi, kerusakan akibat trauma, limfadenopati intraabdominal dan abnormalitas hepar.[4]

Pemeriksaan dengan menggunakan USG dapat digunakan untuk meninjau ukuran limpa. Ukuran normal limpa adalah,13 cm pada aksis superior hingga inferior, 6-7 cm pada aksis medial ke lateral dan 5-6 cm dari plana anterior ke posterior.[1] Penelitian lain menyatakan ukuran normal limpa dari craniocaudal adalah 9.8 cm dengan volume lebih dari 314.5 cm3. Beberapa sumber menyatakan bahwa diameter >13 cm dapat dinyatakan abnormal.[4,26]

Pemeriksaan dengan menggunakan MRI, pencitraan PET dan koloid hepar limpa, splenektomi dan biopsi limpa dapat diindikasikan pada kondisi keganasan.[4,27]

 

Direvisi oleh: dr. Qanita Andari

Referensi

1. Chapman J, Bansai P, Goyal A, Azevedo AM. Splenomegaly. StatPearls: Treasure Island. 2023. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430907/
4. Sjoberg BP, Menias CO, Lubner MG, Mellnick VM, Pickhardt PJ. Splenomegaly - A Combined Clinical and Radiologic Approach to the Differential Diagnosis. Gastroenterol Clin N Am. 2018; 47(3): 643-666. https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0889-8553(18)30037-2
5. Zaorksky NG, Williams GR, Barta S, Esnaola N, Kropf PL, Hayes SB, Meyer JE. Splenic irradiation for splenomegaly: a systematic review and meta-analysis. Cancer Treat Rev. 2017 Feb; 53: 47–52. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC7537354/
13. Bona R. Evaluation of splenomegaly and other splenic disorders in adults. Uptodate. 2024. https://www.uptodate.com/contents/splenomegaly-and-other-splenic-disorders-in-adults
20. Sharma B, John S. Hepatic Cirrhosis. StatPearlsTreasure Island. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482419/
21. Hoss SE, Brousse V. Considering the spleen in sickle cell disease. Expert Rev Hematol. 2019. https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/17474086.2019.1627192
22. Cessford T, Mencilly GS. Arishenkoff S, Eddy C, Chen LYC, Kim DJ, M IWY. Comparing Physical Examination With Sonographic Versions of the Same Examination Techniques for Splenomegaly. J Ultrasound Med. 2018. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1002/jum.14506
23. Laman M, Siba P, Alpit S, Robinson L. Ultrasonographic assessment of splenic volume at presentation and after anti-malarial therapy in children with malarial anaemia. Malar J. 2015. https://malariajournal.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12936-015-0741-0
24. Rastogi V, Singh D, Tekiner H, Ye F, Mazza JJ et al. Abdominal Physical Signs and Medical Eponyms: Part II. Percussion and Auscultation, 1924–1980. Clin Med Res. 2020. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC7428204/
25. Patel PU, Sastry P, Jawad M. Splenomegaly in the returning traveller: a diagnostic workup. BMJ Case Rep. 2017. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC5256085/
27. Huo Y, Liu J, Xu Z, Harrigan RL, Assad et al. Robust Multi-contrast MRI Spleen Segmentation for Splenomegaly using Multi-atlas Segmentation. IEEE Trans Biomed Eng. 2018 Feb; 65(2): 336–343. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC5826563/

Epidemiologi Splenomegali
Penatalaksanaan Splenomegali

Artikel Terkait

  • Profilaksis Malaria
    Profilaksis Malaria
  • Waktu Inisiasi Farmakoterapi Hepatitis B Kronis
    Waktu Inisiasi Farmakoterapi Hepatitis B Kronis
  • Penggunaan Child-Pugh Score pada Penyakit Hati Kronis
    Penggunaan Child-Pugh Score pada Penyakit Hati Kronis
  • Keamanan dan Efikasi Vaksin Malaria R21/Matrix-M – Telaah Jurnal Alomedika
    Keamanan dan Efikasi Vaksin Malaria R21/Matrix-M – Telaah Jurnal Alomedika
  • Rasionalisasi Pemberian Albumin Intravena
    Rasionalisasi Pemberian Albumin Intravena

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 11 November 2024, 08:12
Pemberian profilaksis malaria maksimal?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo sejawat, saya ingin bertanya, apakah sejawat mengetahui untuk orang yang hendak bekerja di papua/daerah endemis malaria sekitar 1 tahun, berapa lama dok...
dr. Nabilah salsabila
Dibalas 18 November 2024, 11:53
Obat malaria alternatif dari dihidroartemisinin-piperakuin
Oleh: dr. Nabilah salsabila
1 Balasan
Alodok, izin bertanya dok, jika tidak ada obat DHP atau ACT di faskes maupun di provinsi, hanya ada primakuin, apakah ada alternatif lain yang dapat diberikan?
Anonymous
Dibalas 31 Juli 2024, 07:45
Terminologi Diagnosis Malaria Plus
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat malam dokter sekalian, mohon izin bertanya dan berdiskusi mengenai terminologi diagnosis Malaria, saya menemukan terminologi Malaria Plus 4, namun...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.