Etiologi Splenomegali
Etiologi splenomegali memiliki spektrum yang sangat luas. Splenomegali dapat disebabkan oleh penyakit pada hepar (Sirosis, hepatitis), keganasan hematologis (limfoma, leukemia), kongesti limpa (trombosis vena, hipertensi porta), sitopenia (Immune thrombocytopenic purpura, sindrom Felty), sekuestrasi limpa (anemia hemolitik, talasemia), infeksi akut maupun kronis (malaria, HIV), penyakit infiltratif (sarkoidosis, amiloidosis) dan lesi fokal pada limpa (kista, abses dan metastasis).[1,2]
Hepatitis dan Sirosis
Hepatitis merupakan peradangan pada organ hepar sedangkan pada sirosis hepatis terbentuk jaringan parut dan nodul regeneratif sebagai bentuk akhir perkembangan penyakit hepar. Kondisi hepatitis dan sirosis hepatis dapat menimbulkan penurunan aliran darah vena hepatis dan meningkatkan tekanan vena porta yang mengakibatkan terjadinya splenomegali.[10] Pada kasus splenomegali yang diakibatkan oleh hepatitis dan sirosis hepatis terdapat ciri khas berupa peningkatan ukuran pulpa merah dengan fibrosis dan akumulasi makrofag berisi hemosiderin.[7]
Rheumatoid Arthritis
Rheumatoid arthritis merupakan penyakit autoimun sistemik yang diagnosisnya dapat ditegakkan melalui pemeriksaan faktor reumatoid dan pencitraan. Sindrom Felty adalah kasus rheumatoid arthritis dengan durasi yang panjang yang memiliki ciri khas terjadinya splenomegali dan neutropenia.[11]
Systemic Lupus Erythematosus
Systemic Lupus Erythematosus (SLE) dapat mempengaruhi berbagai organ tubuh. Perubahan pada vaskular merupakan tanda utama pada kasus SLE. Pada SLE terjadi peningkatan produksi antinuclear antibodies (ANA). Splenomegali dapat terjadi akibat respon sel stem dan berhubungan dengan peningkatan serum G-CSF.[12]
Keganasan Hematologis
Splenomegali dapat ditemukan pada pasien dengan keganasan hematologis. Lesi fokal atau infiltrasi difusa oleh sel neoplastik dapat mengubah struktur dan ukuran organ limpa. Berikut adalah beberapa contoh keganasan hematologis yang dapat menyebabkan splenomegali:
- Leukemia sel berabut atau hairy cell leukemia
- Leukemia limfosit granular
- Limfoma splenika zona marginal
- Limfoma sel T hepatosplenik
- Leukemia limfoblastik akut
- Leukemia limfotik kronik
- Polisitemia vera
- Mielofibrosis primer
- Leukemia mieloid kronik[39]
Malaria
Splenomegali dapat terjadi pada kasus malaria di negara negara endemik, termasuk Indonesia. Kondisi ini dapat terjadi akibat parasitemia. Makroglobulinemia dengan produksi imunoglobulin yang berlebihan menjadi ciri khas utama pada kasus ini.[13]
Infeksi lainnya
Infeksi yang terkait dengan splenomegali yaitu:
- Babesiosis
- Bartonellosis
- Brucellosis
- Virus epstein-Barr (mononucleosis infeksius)
- Histoplasmosis
- HIV/ AIDS
- Leptospirosis
- Mycobacteria
- Schistosomiasis
Faktor Risiko
Hingga saat ini belum ada laporan yang menyatakan bahwa usia dan jenis kelamin mempengaruhi angka kejadian splenomegali. Namun terdapat beberapa yang dapat menjadi pemicu pada kasus yang mendasari terjadinya splenomegali yaitu:
- Lokasi tinggal dan riwayat perjalanan ke daerah endemis malaria
- Higienitas yang buruk
- Konsumsi alcohol (alcohol use disorder)
- Konsumsi obat-obatan[10,13,14,15]