Edukasi dan Promosi Kesehatan Anthrax
Edukasi dan promosi kesehatan penting untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai anthrax, baik penularan maupun pencegahannya. Dengan adanya edukasi dan promosi kesehatan, diharapkan masyarakat dapat ikut serta dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit anthrax.[1,6]
Edukasi Pasien
Pasien anthrax perlu diedukasi bahwa penanganan segera sebelum gejala timbul akan sangat meningkatkan luaran klinis. Sampaikan pada pasien bahwa pemberian antibiotik pasca pajanan sebelum timbul gejala harus dilakukan selama 60 hari. Minta pasien untuk menyelesaikan terapi. Sampaikan mengenai risiko komplikasi yang bisa timbul jika anthrax berkembang dan minta pasien mengawasi timbulnya tanda dan gejala anthrax.
Pada pasien dengan manifestasi anthrax yang sudah muncul, sampaikan tindakan dan terapi yang diperlukan. Jelaskan bahwa kebanyakan anthrax kulit memiliki luaran yang baik dengan terapi. Jelaskan pula bahwa fatalitas anthrax cukup tinggi jika pasien tidak menjalani terapi, termasuk dapat menyebabkan meningitis dan kematian.[1,6]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Masyarakat perlu diedukasi mengenai kewaspadaan faktor risiko, antara lain:
- Menghindari kontak langsung dengan hewan yang diduga terinfeksi anthrax
- Membeli dan mengonsumsi daging yang disembelih di Rumah Potong Hewan (RPH) bersertifikat resmi
- Tidak menyembelih atau mengonsumsi daging hewan sakit terutama jika hewan telah menunjukkan gejala anthrax
- Mengonsumsi daging hewan sehat dan dimasak matang sempurna
- Mencuci tangan dengan sabun antiseptik setelah mengolah dan memasak produk hewan[1,6]
Pencegahan pada Hewan Ternak
Edukasi pada pekerja peternakan juga perlu dilakukan mengingat hewan ternak merupakan sumber utama penularan anthrax ke manusia. Edukasi pada pekerja peternakan diharapkan dapat mencegah penyebaran dan memutus rantai transmisi ke manusia. Pekerja peternakan perlu mewaspadai gejala dan tanda hewan ternak yang terinfeksi anthrax seperti penggembungan atau pembengkakan badan, suhu tubuh tinggi, kejang, lemah otot, pendarahan, hilangnya nafsu makan, serta kematian mendadak pada ternak.
Jika ditemukan gejala dan tanda anthrax pada hewan ternak, pekerja peternakan dianjurkan untuk memisahkan ternak yang sakit dari ternak yang sehat, serta tidak membawa hewan sakit ke luar wilayah untuk mencegah penyebaran ke wilayah lain. Sampaikan untuk tidak melakukan autopsi atau pemotongan pada bangkai hewan yang mati akibat anthrax. Jika pekerja terpapar, segera bersihkan diri dengan sabun atau disinfektan dan melapor ke petugas peternakan atau pusat kesehatan hewan.
Hewan yang menunjukkan gejala dan tanda anthrax harus dikarantina dengan pengobatan penisilin dosis tinggi, sedangkan hewan yang mati harus dibakar (tanpa penyembelihan), atau dikubur sedalam minimal 2 meter dan dilakukan disinfeksi di sekitar area penguburan untuk
Vaksinasi PrEP
Vaksin anthrax diberikan sebagai pre-exposure prophylaxis (PrEP) pada populasi yang berisiko tinggi terkena anthrax, yaitu pekerja laboratorium yang menangani sampel anthrax, pekerja pengolah produk hewan, individu yang menangani hewan yang berpotensi terinfeksi, dan anggota militer. Sebagai PrEP, vaksin tidak diberikan pada wanita hamil, atau individu dengan riwayat reaksi alergi serius terhadap vaksin anthrax atau komponennya.[2-4]
Vaksin (Anthrax Vaccine Adsorbed/AVA) diberikan sebanyak 3 dosis primer dan 2 dosis booster. Dosis primer diberikan 0,5 ml intramuskuler (deltoid) pada bulan ke-0, 1, dan 6. Selanjutnya, dosis booster 0,5 ml intramuskuler diberikan 6 dan 12 bulan setelah selesai dosis primer.
Pada individu yang dikarenakan pekerjaannya tetap berisiko, direkomendasikan untuk melanjutkan vaksin booster setiap tahunnya. Pada individu yang berisiko mengalami hematoma pasca injeksi intramuskuler, vaksin dapat diinjeksikan subkutan dengan 4 dosis primer pada minggu ke-0, 2, 4, dan bulan ke-6.[1,3,4]
Penulisan pertama oleh: dr. Alexandra Francesca Chandra