Edukasi dan Promosi Kesehatan Aspergillosis
Edukasi dan promosi kesehatan aspergillosis utamanya dilakukan pada populasi berisiko, yakni mereka dengan gangguan imun atau penyakit struktural paru. Secara garis besar, aspergillosis jarang terjadi pada individu imunokompeten. Risiko akan meningkat pada resipien transplantasi organ, pasien luka bakar, pasien kanker, dan pasien dengan penyakit saluran napas seperti asma dan cystic fibrosis.
Edukasi Pasien
Sampaikan pada pasien bahwa rata-rata individu imunokompeten menghirup spora Aspergillus tanpa menjadi sakit. Jelaskan aspergillosis umumnya terjadi pada pasien dengan gangguan sistem imun atau gangguan saluran napas.
Jelaskan bahwa terdapat berbagai jenis aspergillosis dan sampaikan mengenai jenis yang diderita pasien. Allergic bronchopulmonary aspergillosis (ABPA) paling sering dialami pasien asma dan cystic fibrosis. Aspergilloma biasanya dialami pasien dengan kavitas paru, misalnya akibat tuberkulosis.
Chronic pulmonary aspergillosis biasanya dialami pasien dengan penyakit paru seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Sementara itu, aspergillosis invasif umumnya dialami pasien dengan imunodefisiensi, seperti pasien yang menjalani transplantasi sumsum tulang.
Jelaskan pada pasien mengenai pendekatan terapi yang bisa dilakukan. Jelaskan juga potensi komplikasi, terutama pada pasien dengan aspergillosis invasif.[16]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Karena aspergillosis invasif bersifat fatal, cara terbaik untuk menurunkan angka mortalitas dan morbiditas adalah dengan menggunakan HEPA filters, yang dapat menurunkan konsentrasi jamur di rumah sakit. Pada pasien transplantasi dapat diberikan terapi antijamur profilaksis untuk menurunkan risiko terinfeksi jamur.
Sulit untuk menghindari menghirup spora Aspergillus karena jamur ini sangat umum ditemukan di lingkungan. Bagi orang yang memiliki imunodefisiensi, beberapa langkah pencegahan dapat dilakukan, misalnya dengan menghindari area dengan banyak debu, seperti lokasi konstruksi atau penggalian. Jika tidak dapat menghindari area ini, individu dapat mengenakan respirator N95.
Langkah lain yang dapat dilakukan adalah menghindari aktivitas yang melibatkan kontak dekat dengan tanah atau debu, seperti pekerjaan pekarangan atau berkebun. Jika tidak memungkinkan, kenakan sepatu, celana panjang, dan kemeja lengan panjang saat melakukan aktivitas di luar ruangan seperti berkebun atau mengunjungi area hutan.[5,16]