Patofisiologi Aspergillosis
Patofisiologi aspergillosis melibatkan infeksi akibat jamur Aspergillus spp pada berbagai sistem organ, tetapi utamanya mempengaruhi sistem pernapasan. Aspergillosis jarang ditemukan pada individu yang imunokompeten. Infeksi invasif hampir selalu terjadi pada pasien imunodefisiensi.[4]
Peran Imunodefisiensi atau Imunosupresi pada Aspergillosis
Sebetulnya, manusia memiliki pertahanan terhadap spora yang terinhalasi, dimulai dengan lapisan mukus dan kerja silia pada saluran pernapasan. Makrofag dan neutrofil saluran napas juga akan menjaring, menelan, dan mengeradikasi fungi yang masuk. Meski demikian, banyak spesies Aspergillus spp memproduksi toksin metabolit yang menghambat fagositosis oleh makrofag dan neutrofil. Pada pasien yang menggunakan kortikosteroid, kerja makrofag dan neutrofil juga akan terganggu.[4,5]
Kondisi imunosupresi, seperti HIV dan penyakit granulomatosa kronis, juga berkontribusi langsung dalam disfungsi neutrofil atau menurunkan jumlah neutrofil. Pada pasien imunosupresi, invasi vaskular lebih sering ditemukan dan dapat menyebabkan infark, perdarahan, atau nekrosis dari jaringan paru.[4]
Allergic Bronchopulmonary Aspergillosis (ABPA)
Aspergillosis bronkopulmoner alergi (allergic bronchopulmonary aspergillosis/ABPA) adalah inflamasi paru yang ditandai dengan infiltrat dan bronkiektasis. Kondisi ini terutama diamati pada pasien dengan asma dan cystic fibrosis.
Pada ABPA, Aspergillus spp yang dihirup masuk ke paru, menghindari sistem imun bawaan dan memicu respon limfosit, dengan aktivasi kaskade sitokin inflamasi yang mengakibatkan sensitisasi. Patomekanisme utama dari ABPA adalah reaksi hipersensitivitas langsung terhadap Aspergillus.[1-5]
Chronic Necrotizing Pulmonary Aspergillosis (CNPA) dan Aspergilloma
Chronic necrotizing pulmonary aspergillosis (CNPA) dapat mempengaruhi pasien imunokompeten yang sudah memiliki perubahan struktural paru sebelumnya, misalnya penyakit paru obstruktif kronik. Pada CNPA, terjadi pembentukan granuloma dan konsolidasi alveolar yang menyebabkan batuk produktif kronis, hemoptisis, dan kavitas pada paru.
Sementara itu, aspergilloma dapat disebut sebagai bentuk lebih ringan dari CNPA. Pada aspergilloma, kavitas yang sudah terbentuk sebelumnya akan berisi hifa dengan fibrin yang terlokalisir. Aspergilloma terjadi sebagai akibat kolonisasi kavitas oleh Aspergillus spp.[1-5]
Aspergillosis Invasif
Aspergillosis invasif umumnya terjadi pada pasien dengan neutropenia berkepanjangan atau imunosupresi. Pasien biasanya digambarkan mengalami imunoparalisis yang menyebabkan infeksi Aspergillus spp menjadi mudah bermanifestasi cepat, progresif, dan sulit dikendalikan.[1-5]