Etiologi Aspergillosis
Etiologi aspergillosis adalah jamur Aspergillus spp yang dapat ditemukan di manapun pada lingkungan dan tidak dapat dihindari. Aspergillus spp paling sering ditemukan pada tanah dan material vegetatif yang membusuk serta mensekresikan enzim proteolitik untuk mencerna sumber makanan.[1]
Mayoritas infeksi disebabkan oleh Aspergillus fumigatus. Aspergillosis juga bisa disebabkan oleh Aspergillus flavus, Aspergillus nidulans, Aspergillus niger, Aspergillus terreus dan Aspergillus versicolor.[3]
Faktor Risiko
Faktor risiko terpenting dari aspergillosis adalah kondisi imunosupresi atau imunodefisiensi. Ini mencakup pasien dengan penyakit kritis, pasien kanker, HIV, ataupun pasien yang mendapat terapi imunosupresan.
Perawatan di Intensive Care Unit (ICU)
Pasien dalam perawatan di ICU merupakan populasi berisiko. Pasien ini umumnya mengalami disfungsi sistem imun dan menggunakan alat bantu medis pada saluran napas yang memudahkan masuknya jamur Aspergillus spp. Pasien ICU juga sering mengalami gangguan pembersihan mukosilier pada saluran napas.[1]
Penyakit Saluran Napas
Penyakit saluran napas seperti penyakit paru obstruktif kronik, penyakit paru struktural, acute respiratory distress syndrome (ARDS), asma dan cystic fibrosis akan meningkatkan risiko aspergillosis, terutama jika pasien menggunakan kortikosteroid yang menyebabkan imunosupresi.[1]
Infeksi
Infeksi virus pada saluran napas seperti influenza, respiratory syncytial virus, dan severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) telah dikaitkan dengan aspergillosis pulmoner invasif. Ini terjadi sebagai efek sekunder dari kerusakan epitel saluran napas, disregulasi sistem imun, dan gangguan pembersihan silier yang memungkinkan invasi kolonisasi Aspergillus spp.[1]
Imunomodulator dan Imunosupresan
Imunomodulator dan imunosupresan yang digunakan untuk penyakit reumatologi, keganasan, serta pencegahan penolakan transplantasi organ juga meningkatkan risiko aspergillosis. Ini mencakup obat golongan tumor necrosis factor alpha blockers seperti infliximab dan adalimumab, serta tyrosine kinase inhibitor seperti ibrutinib.[1]