Patofisiologi Cacar Monyet
Cacar monyet atau mpox (monkeypox) memiliki patofisiologi yang mirip dengan cacar atau smallpox. Transmisi virus cacar monyet umumnya terjadi secara zoonosis tetapi juga dapat terjadi antar manusia. Setelah virus masuk ke dalam tubuh, virus akan bereplikasi secara terlokalisir di kelenjar limfa lalu menyebar via sirkulasi untuk mencapai organ lain seperti kulit, lien, dan tonsil. Virus lalu menyebabkan degenerasi dan nekrosis.[5,6]
Virus monkeypox dapat menular melalui kontak langsung dengan lesi kulit hewan, lesi mukosa hewan, cairan tubuh, dan darah hewan. Virus ini pertama kali ditemukan pada monyet, tetapi reservoir utamanya adalah hewan pengerat (rodents) yang tinggal di hutan hujan tropis, seperti tikus, tupai, dan dormice.[5,6]
Selain melalui kontak langsung, virus juga dapat menular melalui konsumsi daging hewan terinfeksi yang tidak matang sempurna. Penularan antar manusia terjadi melalui kontak langsung dengan lesi kulit atau mukosa orang yang terinfeksi, melalui droplet respirasi, dan melalui objek.[5,6]
Saat virus telah masuk ke jaringan, virus akan melakukan replikasi di jaringan limfa dan menyebabkan limfadenopati. Awalnya, virus ini akan terlokalisir di sel fagosit. Namun, virus kemudian menyebar melalui sirkulasi darah dan sebagian besar akan terlokalisir di sel kulit. Virus lalu menimbulkan degenerasi dan nekrosis jaringan.[5,6]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur