Prognosis Cacar Monyet
Prognosis cacar monyet atau mpox (monkeypox) tergantung pada beberapa aspek seperti status kesehatan pasien secara umum, usia pasien, respons imun pasien, jumlah paparan terhadap virus, status vaksinasi, komorbiditas, dan komplikasi yang dialami. Prognosis juga ditentukan oleh tipe virus dan tingkat virulensinya yang berbeda.[2]
Komplikasi
Kasus cacar monyet yang fatal di Afrika sebagian besar ditemukan pada anak-anak yang berusia <15 tahun dan pada orang-orang yang tidak menerima vaksinasi cacar sebelumnya. Beberapa komplikasi yang ditemukan pada pasien-pasien di Afrika antara lain:
- Pada kulit ditemukan deformitas dan infeksi sekunder oleh bakteri
- Pada sistem respirasi dapat ditemukan bronkopneumonia dan acute respiratory distress syndrome (ARDS)
- Pada mata dapat terjadi keratitis, ulkus kornea, dan kebutaan
- Pada sistem saraf dapat terjadi ensefalitis
- Pasien juga dapat mengalami sepsis[14]
Prognosis
Cacar monyet merupakan penyakit self-limiting yang umumnya akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 2–4 minggu. Penyakit ini umumnya bersifat ringan dan jarang membutuhkan rawat inap di rumah sakit.
Namun, prognosis cacar monyet akan sangat tergantung pada status kesehatan pasien secara umum, usia pasien, respons imun pasien, komorbiditas, dan komplikasi yang dialami. Pada pasien anak, kasus cacar monyet yang dialami cenderung lebih berat.
Pemberian vaksin cacar (smallpox) dapat memberikan proteksi terhadap penyakit cacar monyet (efektif pada 85% kasus), sehingga ketika terkena cacar monyet, gejala yang muncul dilaporkan lebih ringan dengan risiko komplikasi lebih rendah. Pada kasus yang terjadi di Afrika, mortalitas dilaporkan lebih tinggi pada pasien yang tidak menjalani vaksinasi smallpox.[2,14,15]
Sekuensi genomik di Amerika Serikat menunjukkan adanya dua tipe virus monkeypox dengan virulensi yang berbeda. Kedua tipe virus tersebut adalah tipe yang berasal dari Afrika Barat dan dari Afrika Tengah. Tipe yang berasal dari Afrika Tengah dilaporkan memiliki virulensi yang lebih tinggi.[2]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur