Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Panduan E-Prescription Alomedika Demam pada Bayi annisa-meidina 2023-12-29T11:15:47+07:00 2023-12-29T11:15:47+07:00
Demam pada Bayi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription Alomedika

Panduan E-Prescription Alomedika Demam pada Bayi

Oleh :
dr. Felicia
Share To Social Media:

Panduan e-Prescription untuk demam pada bayi untuk usia 2–12 bulan ini dapat digunakan oleh Dokter saat hendak memberikan terapi medikamentosa secara online.

Suhu bayi bervariatif sampai dengan 37,8°C, terutama setelah makan, sehingga peningkatan suhu ≥38,0°C baru dianggap patologis. Kondisi ini dapat menjadi tanda adanya infeksi bakteri serius (IBS) dan berisiko sepsis.[1–3]

Demam tidak sama dengan hipertermia, di mana peningkatan suhu tubuh terjadi karena kegagalan termoregulasi. Sedangkan demam terjadi karena peningkatan set point hipotalamus oleh paparan pirogen endogen.[1–3]

Demam yang sifatnya akut pada bayi seringkali disebabkan karena infeksi, umumnya infeksi saluran pernapasan atas atau ISPA viral, dan juga pneumonia, infeksi saluran kemih (ISK), meningitis, sampai dengan sepsis. Demam juga dapat terjadi pada bayi pascavaksinasi, maupun keganasan. Dengan demikian, identifikasi etiologi demam sebelum memutuskan pemberian antipiretik maupun antibiotik sangat penting karena mungkin pemberian keduanya tidak diperlukan pada beberapa kondisi, misalnya ISPA viral.[4]

Tanda dan Gejala

Demam pada bayi adalah kondisi di mana suhu tubuh bayi ≥38,0°C. Pengukuran suhu dengan termometer via oral dan rektal pada usia ini tidak dianjurkan karena berisiko kontaminasi.

Suhu bayi dapat diukur dengan termometer elektronik lewat axilla atau termometer infrared lewat membran timpani untuk usia >6 bulan. Pengukuran suhu lewat membran timpani tidak direkomendasikan pada usia <3 bulan karena tidak akurat. Pengukuran suhu dengan perabaan tangan orang tua memiliki sensitivitas tinggi dan spesifisitas rendah, sehingga dapat menjadi perhatian tetapi bukan sebagai acuan terapi.[1,3,5,6]

Durasi demam, tingginya suhu saat demam, dan respons terhadap pemberian antipiretik saat demam tidak menunjukkan perbedaan antara penyakit yang ringan atau berat maupun infeksi bakteri atau virus. Akan tetapi, bila durasi demam >5 hari, penyakit Kawasaki dapat dicurigai.[1,6]

Peringatan

Pada dasarnya, demam pada bayi, terutama <3 bulan, termasuk dalam kegawatdaruratan, karena dapat disebabkan oleh infeksi bakteri serius (IBS). Risiko IBS terutama lebih tinggi pada bayi berusia ≤3 bulan dengan suhu axilla ≥38,0°C atau ≥39,0°C pada bayi berusia >3 bulan.[1,4,5]

Tanda bahaya demam pada bayi meliputi:

  • Toxic appearing
  • Perubahan status mental, seperti kesulitan untuk melakukan interaksi sosial, cenderung mengantuk, atau bayi menjadi tidak aktif
  • Letargi
  • Iritabilitas, ditunjukkan dengan menangis yang sifatnya inconsolable atau sulit untuk ditenangkan
  • Takipnea, peningkatan usaha napas, nasal flaring, retraksi otot pernapasan, grunting atau tangisan yang lemah
  • Takikardia persisten atau takikardia menetap walaupun sudah terjadi penurunan suhu
  • Dehidrasi sedang sampai berat, akibat sulit memberi asupan sehingga intake oral buruk
  • Perfusi buruk, yang dilihat dari perabaan kulit perifer yang dingin, mottled skin, CRT melambat, poor feeding

  • Kejang yang tidak dapat diatribusikan kepada kejang demam, seperti usia <6 bulan, kejang kompleks, kejang berulang, dan kejang berkepanjangan (>5 menit)
  • Demam >5 hari[6,7]

Tanda dehidrasi meliputi penurunan urine output (UO) yang dapat dilihat dari popok bayi, fontanel ataupun mata cekung, mukosa oral kering, menangis tanpa air mata dan keadaan umum lemas. Tanda penurunan UO dapat dilihat dengan <4 popok basah dalam 24 jam. Bayi dengan tanda bahaya harus segera dirujuk ke fasilitas kesehatan dalam 2 jam.[1,4,5,9]

Bayi dengan tanda bahaya harus segera dirujuk ke fasilitas kesehatan dalam 2 jam. Identifikasi tanda bahaya juga dapat dilakukan dengan penilaian berdasarkan the Pediatric Assessment Triangle (PAT). Penilaian ini berdasarkan 3 poin penting, yaitu appearance (penampilan anak), work of breathing (usaha napas), dan circulation to skin (sirkulasi). Adanya abnormalitas pada penilaian PAT dapat mengindikasikan diperlukannya penanganan segera, seperti resusitasi.[7]

Peringatan Medikamentosa

Penggunaan aspirin, tidak direkomendasikan pada kelompok usia 2–12 bulan, karena berisiko menyebabkan sindrom Reye. Efek toksik pada pemberian dosis toksik paracetamol adalah gagal hati.

Sementara itu, efek samping pemberian ibuprofen adalah perdarahan saluran cerna dan gagal ginjal akut. Kedua antipiretik ini umumnya cukup aman. Efek samping seringkali terjadi karena dosis maupun frekuensi pemberian yang tidak tepat.[3,4]

Edukasi Orang Tua

Bila pasien dirawat di rumah, orang tua harus diedukasi untuk melakukan monitoring mandiri dan segera membawa bayi ke rumah sakit (dalam waktu 2 jam) apabila ditemukan gejala sebagai berikut:

  • Tanda bahaya demam yang sudah dijelaskan sebelumnya
  • Perubahan perilaku, seperti inconsolable crying, iritabilitas, dan letargi
  • Sulit makan dan muntah
  • Tanda dehidrasi, dilihat dari jumlah popok basah <4 popok/24 jam, ubun-ubun maupun mata cekung, mukosa oral kering, menangis tanpa air mata dan keadaan umum lemas
  • Perubahan warna kulit, seperti eritema yang tidak memudar apabila dilakukan penekanan (non-blanching rash)
  • Demam terus menerus sampai >5 hari[1,4,5]

Selain itu, beri edukasi bahwa demam bukanlah sesuatu yang berbahaya, tetapi merupakan tanda bahwa sistem imun tubuh berfungsi akibat infeksi. Obat diberikan untuk membuat anak lebih nyaman, bukan untuk mengurangi angka yang terukur pada termometer. Oleh karena itu, cukup untuk mengulang pengukuran demam hanya jika anak terlihat semakin tidak sehat atau sebanyak dua kali sehari.

Selanjutnya, perlu diinformasikan pula bahwa baju berlapis-lapis maupun baju yang terlalu tipis tidak direkomendasikan untuk bayi demam. Pakaian harus cukup nyaman untuk membuat bayi merasa hangat sampai ke ujung kaki. Ketika berkeringat, pakaian dapat dibuka sesuai keperluan.[5,11]

Terapi Suportif

Terapi suportif untuk demam pada bayi berusia 2–12 bulan meliputi:

1. Diet dan cairan

Bayi perlu diberikan cairan yang cukup. Kondisi demam berisiko menyebabkan dehidrasi. Untuk bayi yang masih menyusui, dapat diberikan ASI. Bila sesuai indikasi, bayi dapat diberikan susu formula maupun makanan cair seperti sup untuk mereka yang sudah mendapatkan MPASI (>6 bulan). Asupan nutrisi untuk bayi tetap dijaga, dengan pemberian makanan sedikit demi sedikit tetapi sering. Tidak direkomendasikan untuk memaksa bayi makan banyak

2. Pengasuhan anak

Bayi yang sudah mulai dititipkan tempat penitipan, disarankan untuk istirahat dan dapat masuk kembali setelah 24 jam bebas demam

3. Kompres, sponging, dan pendinginan

Belum terdapat bukti yang cukup mengenai kompres maupun tepid sponging (menyeka tubuh dengan handuk yang sudah diberikan air hangat) untuk menurunkan demam pada bayi. Perlu diingatkan bahwa teknik ini dapat menyebabkan bayi menggigil dan merasa tidak nyaman setelahnya.

Kompres dan tepid sponging hanya membuat permukaan kulit menjadi lebih dingin sementara. Kedua metode ini lebih tinggi risiko daripada keuntungannya, sehingga tidak direkomendasikan. Tidak direkomendasikan pula untuk membuat suhu ruangan lebih dingin dengan tujuan menurunkan demam.[4,5,10,11]

Medikamentosa

Tata laksana medikamentosa untuk bayi dengan demam dapat meliputi antipiretik dan antibiotik. Kekhawatiran orang tua dapat menjadi salah satu perhatian dalam penilaian klinis, tetapi tidak menjadi indikasi utama pemberian antipiretik maupun antibiotik.

Antipiretik

Antipiretik tidak diberikan sebagai bentuk pencegahan kejang demam. Antipiretik pada usia ini dapat diberikan bila bayi demam dengan gejala distress, seperti inconsolable crying maupun letargi. Antipiretik yang direkomendasikan adalah:

  • Paracetamol 15 mg/kgBB per kali pemberian dengan maksimal pemberian 1 gram/dosis, dapat diberikan maksimal per 4 jam

  • Ibuprofen 10 mg/kgBB per kali pemberian dengan maksimal pemberian 400 mg/dosis, dapat diberikan maksimal per 6 jam, tidak disarankan untuk usia <3 bulan atau dehidrasi[5,6,12]

Antibiotik

Berdasarkan pedoman American Academy of Pediatrics (AAP) untuk demam pada bayi sampai usia 60 hari, antibiotik oral dapat dipertimbangkan pada kondisi di mana terdapat peningkatan marker inflamasi, tetapi hasil urinalisis bayi normal. Antibiotik yang dapat diberikan pada bayi sampai usia 60 hari adalah:

  • Cephalexin 100 mg/kgBB/hari per oral (PO) dibagi menjadi 4 dosis, atau

  • Cefixime 8 mg/kgBB/hari PO satu dosis per hari[1]

Setelah 24 jam pemberian antibiotik, pasien harus kontrol kembali untuk penilaian kondisi klinis dan evaluasi.[1]

Infeksi Saluran Kemih (ISK):

Pada bayi kelompok usia sampai dengan usia 3 bulan dengan ISK yang diputuskan untuk rawat jalan, antibiotik yang dapat dipertimbangkan meliputi:

  • Cefixime 8 mg/kgBB/hari PO satu dosis per hari selama 7 hari
  • Amoxicillin/clavulanate dengan dosis amoxicillin 30 mg/kgBB/hari PO, dosis dibagi menjadi 2 dosis dan diberikan per 12 jam selama 7 hari[8,13]

Pada bayi berusia >3 bulan dengan dengan ISK yang diputuskan untuk rawat jalan, antibiotik yang dapat dipertimbangkan meliputi:

  • Cefixime 8 mg/kgBB/hari PO satu dosis per hari selama 7 hari
  • Amoxicillin/clavulanate dengan dosis amoxicillin 40 mg/kgBB/hari PO, dosis dibagi menjadi 2 dosis dan diberikan per 12 jam selama 7 hari
  • Trimethoprim/sulfamethoxazole dengan dosis trimethoprim 12 mg/kgBB/hari PO, dibagi menjadi 2 dosis dan diberikan per 12 jam selama 7 hari[8,13]

Pneumonia Bakterial:

Pada bayi kelompok usia sampai dengan 3 bulan dengan pneumonia bakterial yang disarankan untuk rawat jalan, antibiotik yang dapat dipertimbangkan meliputi:

  • Amoxicillin 90 mg/kgBB/hari PO, dosis dibagi menjadi 2 dosis dan diberikan per 12 jam selama 10 hari
  • Azithromycin 10 mg/kgBB PO satu dosis per hari selama 5 hari[8,14]

Pada bayi berusia >3 bulan dengan pneumonia bakterial yang disarankan untuk dirawat jalan, antibiotik yang dapat dipertimbangkan meliputi:

  • Amoxicillin 90 mg/kgBB/hari PO, dosis dibagi menjadi 2 dosis dan diberikan per 12 jam, dosis maksimal 500 mg/dosis, selama 10 hari
  • Azithromycin 10 mg/kgBB PO satu dosis per hari selama 5 hari[8,14]

Referensi

1. Pantell RH, Roberts KB, Adams WG, Dreyer BP, Kuppermann N, O’Leary ST, et al. Clinical Practice Guideline: Evaluation and Management of Well-Appearing Febrile Infants 8 to 60 Days Old. Pediatrics. 2021 Aug 1;148(2):e2021052228.
2. The National Institute for Health and Care Excellence’s (NICE). Recommendations | Sepsis: recognition, diagnosis and early management | Guidance | NICE. NICE; 2016 https://www.nice.org.uk/guidance/ng51/chapter/Recommendations
3. Barbi E, Marzuillo P, Neri E, Naviglio S, Krauss BS. Fever in Children: Pearls and Pitfalls. Children. 2017 Sep;4(9):81.
4. Fever in children: Overview. In: InformedHealth.org. Institute for Quality and Efficiency in Health Care (IQWiG); 2019. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK279455/
5. The National Institute for Health and Care Excellence’s (NICE). Recommendations | Fever in under 5s: assessment and initial management | Guidance | NICE. NICE; 2019. https://www.nice.org.uk/guidance/ng143/chapter/Recommendations
6. Queensland CH. Children’s Health Queensland. 2023. Febrile illness – Emergency management in children. https://www.childrens.health.qld.gov.au/for-health-professionals/queensland-paediatric-emergency-care-qpec/queensland-paediatric-clinical-guidelines/febrile-illness
7. Fuchs S, Terry M, Adelgais K, Bokholdt M, Brice J, Brown KM, et al. Definitions and Assessment Approaches for Emergency Medical Services for Children. Pediatrics. 2016 Dec 1;138(6):e20161073.
8. Hamilton JL, Evans SG, Bakshi M. Management of Fever in Infants and Young Children. Am Fam Physician. 2020 Jun 15;101(12):721–9.
9. Dehydration and diarrhea. Paediatr Child Health. 2003 Sep;8(7):459–60.
10. Ward MA. Patient education: Fever in children (Beyond the Basics). Wolters Kluwer. 2023 Oct; https://www.uptodate.com/contents/fever-in-children-beyond-the-basics
11. Green C, Krafft H, Guyatt G, Martin D. Symptomatic fever management in children: A systematic review of national and international guidelines. PLOS ONE. 2021 Jun 17;16(6):e0245815.
12. Government of South Australia. SA Health. Fever in Children aged 1-2 months.
13. Kenneth B. Roberts, Subcommittee on Urinary Tract Infection, Steering Committee on Quality Improvement and Management; Urinary Tract Infection: Clinical Practice Guideline for the Diagnosis and Management of the Initial UTI in Febrile Infants and Children 2 to 24 Months. Pediatrics September 2011; 128 (3): 595–610. https://doi.org/10.1542/peds.2011-1330
14. Bradley, J. S., Byington, C. L., Shah, S. S., Alverson, B., Carter, E. R., et al. 2011. The Management of Community-Acquired Pneumonia in Infants and Children Older Than 3 Months of Age: Clinical Practice Guidelines by the Pediatric Infectious Diseases Society and the Infectious Diseases Society of America. Clin Infect Dis, 53(7), e25–e76. https://doi.org/10.1093/cid/cir531

Edukasi dan Promosi Kesehatan De...

Artikel Terkait

  • Dispepsia – Panduan E-Prescription Alomedika
    Dispepsia – Panduan E-Prescription Alomedika
  • Batuk Kering pada Dewasa – Panduan e-Prescription Alomedika
    Batuk Kering pada Dewasa – Panduan e-Prescription Alomedika
  • Batuk Berdahak pada Anak – Panduan e-Prescription Alomedika
    Batuk Berdahak pada Anak – Panduan e-Prescription Alomedika
  • Pilek pada Anak – Panduan e-Prescription Alomedika
    Pilek pada Anak – Panduan e-Prescription Alomedika
  • Demam pada Anak (1–5 Tahun) – Panduan E-Prescription Alomedika
    Demam pada Anak (1–5 Tahun) – Panduan E-Prescription Alomedika

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Nabel
Dibalas 11 April 2025, 15:05
Pseudoefedrin sudah bisa diresepkan dari My Patient Alomedika?
Oleh: dr.Nabel
1 Balasan
Alo Dokter, kupikir resep pseudoefedrin tidak bisa diberikan secara online. Tetapi, kemarin saat saya coba kirim resep dari My Patient Alomedika, saya bisa...
dr.Meidina
Dibalas 08 April 2025, 15:50
Pengalaman tulis resep di fitur My Patient Alomedika
Oleh: dr.Meidina
2 Balasan
Gak nyangka bakal semudah ini buat bantu saudara saat lebaran di Bandung kemarin. Hari ke-2 lebaran kemarin, ada saudara yang mengeluh batuk pilek dan...
Anonymous
Dibalas 27 Maret 2025, 07:20
Untuk meresepkan obat di fitur My Patient, apakah harus punya SIP?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin bertanya Alo dokter,Saya mau mengirim resep obat asma rutin adek saya yang ada di Bandung. Apakah bisa melalui Alomedika - My Patient? Apa saja...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.