Etiologi Demam pada Bayi
Etiologi demam pada bayi usia 0–60 hari yang mengancam nyawa adalah infeksi bakterial serius. Secara garis besar, etiologi demam pada bayi berusia 0–60 hari dibedakan menjadi infeksi dan non infeksi.
Kemudian dapat pula dibedakan berdasarkan durasi demam dan usia, dimana pada usia ≤7 hari biasanya terjadi karena infeksi maternal atau saat persalinan. Pada bayi usia 0–7 hari demam dapat berasal dari infeksi saat kehamilan dan persalinan ibu.
Pada usia 8–28 hari demam seringkali disebabkan oleh infeksi. Pada usia 29–60 hari demam dapat disebabkan karena infeksi dan malignansi, serta vaksinasi. Berdasarkan durasi demam dibedakan menjadi akut yaitu ≤14 hari dan kronik, yaitu >14 hari.[2,5,6,8–10]
Infeksi
Infeksi merupakan penyebab demam yang paling sering ditemukan pada bayi berusia 0–60 hari dan biasanya memiliki onset akut. Infeksi dapat disebabkan oleh virus, bakteri, jamur atau parasit. Bayi prematur lebih mudah terserang infeksi daripada bayi yang lahir cukup bulan.[23–25]
Infeksi Bakteri
Penyakit ISK dan pneumonia paling sering ditemukan dalam IBS. Selain IBS, terdapat infeksi bakteri invasif (IBI) yang meliputi bakteremia dengan/tanpa meningitis bakterial. Bakteri yang seringkali ditemukan sebagai penyebab demam pada bayi berusia 0–60 hari adalah gram negatif, terutama Escherichia coli dengan persentase 60–80%.
Bakteri lain yang juga ditemukan meliputi Streptococcus grup B, Staphylococcus aureus, dan Enterococcus spp. Pada kelompok usia ini, hal yang paling ditakutkan adalah infeksi bakteri serius (IBS), karena dapat menyebabkan kematian dan morbiditas.
Penyakit yang sering ditemukan dalam IBS adalah infeksi saluran kemih (ISK), bakteremia, dan meningitis bakterial. Penyakit lain yang juga ditemukan adalah gastroenteritis, selulitis, osteomielitis, artritis septik, dan pneumonia.[1,22,26–28]
Infeksi virus
Infeksi virus yang sering ditemukan sebagai penyebab demam pada bayi usia 0–60 hari adalah respiratory syncytial virus (RSV) sebagai penyebab tersering bronkiolitis, enterovirus, virus influenza A dan B, Rotavirus, virus dengue, serta virus herpes simplex (HSV).
Selain itu, etiologi lain yang juga ditemukan adalah human Parechovirus (HPeV). Infeksi HPeV dapat menyebabkan demam dengan meningitis dan encephalitis pada bayi, dengan klinis lebih berat dan sering memerlukan penanganan suportif di intensive care unit (ICU).[23,28]
Infeksi lainnya
Infeksi lainnya yang dapat menyebabkan demam pada bayi usia 0–60 hari adalah infeksi jamur atau parasit. Penyebab infeksi jamur paling sering adalah spesies Candida spp. Sedangkan Malassezia, Zygomycetes, dan Aspergillus juga dapat ditemukan, tetapi angka kejadiannya lebih jarang.[29]
Infeksi parasit seperti Ancylostoma duodenale, Enterobius vermicularis (EV) dan malaria dapat ditemukan pada bayi usia 0–60 hari, terutama bayi yang tinggal didaerah tropis.[30,31]
Infeksi Maternal
Pada bayi baru lahir, penyebab infeksi maternal sering ditemukan dan dapat menyebabkan infeksi kongenital dengan mortalitas dan morbiditas yang tinggi adalah infeksi TORCH. Infeksi TORCH terdiri dari Toxoplasmosis, Other (sifilis, varicella–zoster, parvovirus B19 and newer pathogens such as Zika), Rubella, Cytomegalovirus dan virus herpes simplex (HSV).[8]
Non Infeksi
Etiologi non infeksi demam pada bayi berusia 0–60 hari dibagi menjadi akut dan kronik. Onset akut seringkali terjadi 24–48 jam post vaksinasi, seperti vaksinasi Difteri, Tetanus, Pertusis (DTP), Haemophilus influenzae tipe B (Hib), vaksin Pneumococcus (PCV), dan Rotavirus.[2,21,32,33]
Sedangkan demam kronis seringkali ditemukan pada dehidrasi, penyakit vaskuler, keganasan seperti leukemia, gangguan imunologi, fever without source (FWS) dan fever unknown origin (FUO). Fever without source (FWS) dan FUO adalah 2 hal yang berbeda, dimana FWS adalah demam yang penyebabnya belum jelas setelah dilakukan anamnesis dan pemeriksaan awal.
Sedangkan FUO adalah demam ≥38,3°C yang tidak diketahui penyebabnya walaupun pasien sudah dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pada saat kontrol maupun saat dirawat, dengan cut off durasi 1–3 minggu. Etiologi non-infeksi dicari bila etiologi infeksi telah jelas disingkirkan.[2,21,34]
Faktor Risiko
Faktor risiko penyebab demam seperti faktor lingkungan, faktor maternal, dan neonatal.[2,6,8]
Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan yang berperan menyebabkan demam antara lain seperti area tropis yang menyebabkan patogen penyebab infeksi menjadi lebih mudah berkembang biak, atau penyakit yang sering ditemukan pada area tropis, seperti demam dengue dan malaria.
Faktor lingkungan seperti cuaca yang panas, pakaian yang terlalu tebal, serta asupan air susu ibu (ASI) yang kurang dapat memicu dehidrasi dan hipertermia atau dikenal pula dengan heat stroke. Hal ini harus dibedakan dengan demam, karena memiliki tata laksana yang berbeda.[35–37]
Faktor Maternal
Faktor maternal yang menjadi faktor risiko demam adalah infeksi pada ibu yang ditransmisikan melalui plasenta atau kontaminasi cairan amnion dan infeksi pada saat persalinan per vaginam lewat genitalia ibu. Contoh faktor maternal adalah infeksi saluran kemih (ISK) pada ibu, korioamnionitis, ketuban pecah dini (KPD), infeksi ketika pemotongan tali plasenta, dan infeksi pada tindakan sesar.[6,8,36]
Faktor maternal lainnya adalah kurangnya atau keterlambatan perawatan antenatal, riwayat kesehatan ibu termasuk diabetes, hipertensi, penyakit tiroid, dan penyalahgunaan opioid (hidrokodon) oleh ibu maupun penyalahgunaan antipsikotik oleh ibu, seperti golongan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) seperti sertraline.[8,36,38]
Faktor Neonatal
Faktor neonatal yang membuat bayi lebih mudah terserang demam adalah bayi prematur, bayi dengan berat badan lahir rendah, bayi yang dirawat di neonatal intensive care unit (NICU) dan bayi yang kontak dengan orang yang menderita infeksi terutama infeksi saluran pernapasan akut.[29,36]