Epidemiologi Demam pada Bayi
Berdasarkan data epidemiologi, angka kejadian infeksi bakteri serius (IBS) pada bayi usia 0–60 hari yang demam adalah 3,75 per 1000 kelahiran hidup di Amerika. Penyebab demam yang paling sering ditemukan adalah infeksi, seperti infeksi saluran kemih (ISK) dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Epidemiologi meningkat di daerah tropis dan mortalitas paling banyak terjadi pada bayi prematur serta berat badan bayi lahir rendah (BBLR).[1,2,39]
Global
Data epidemiologi global menunjukkan bahwa demam pada bayi berusia 0–30 hari seringkali berhubungan dengan infeksi, seperti infeksi saluran kemih (ISK) dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).[1,2]
Berdasarkan studi yang dipublikasi Aronson PL, et al. di American Academy of Pediatrics (AAP) melibatkan 35.070 bayi usia 0–90 hari, estimasi persentase demam mencapai 22% neonatus, 43% pada usia 29–56 hari, dan 35% pada usia 57–89 hari. Persentase IBS pada kelompok ini adalah 8,4%, dimana usia <28 hari merupakan yang paling banyak menderita IBS (11%).
Penyakit yang paling banyak menyebabkan demam pada bayi kelompok usia <90 hari adalah ISK sebanyak 5%, diikuti bakteremia atau sepsis sebanyak 2,4%, kemudian meningitis 0,3%, dan infeksi virus herpes simpleks (HSV) yaitu 0,06%. Dari seluruh bayi pada studi ini, sebanyak 6 bayi meninggal, dimana 3 di antaranya berusia ≤28 hari dan sisanya berusia 29–56 hari.[40]
Indonesia
Sampai saat ini, belum ada data epidemiologi untuk demam pada bayi berusia 0–60 hari. Akan tetapi, karena laju mortalitas bayi yang tinggi di Indonesia (20 per 1.000 kelahiran hidup) bila dibandingkan dengan angka di Amerika Serikat (5 per 1.000 kelahiran hidup), maka dapat diperkirakan bahwa kenaikan ini disebabkan karena peningkatan kejadian infeksi pada bayi.
Di Indonesia, angka kejadian ISPA sebagai salah satu penyakit yang sering menyebabkan demam, mencapai estimasi 7,4% dari bayi berusia 0–11 bulan. Sedangkan pneumonia yang juga menjadi salah satu penyebab demam, ditemukan mencapai estimasi 2% pada bayi <12 bulan.[41]
Pada kelompok usia 0–11 bulan ini, ditemukan pula kejadian hepatitis dengan persentase 0,45% dan diare sebanyak 9%. Infeksi tuberkulosis yang juga menjadi salah satu penyebab demam mencapai 0,1% pada kelompok usia <12 bulan.
Sedangkan malaria juga terjadi pada 0,1% kelompok usia <12 bulan. Persentase ini diambil berdasarkan jumlah peserta yang dapat diwawancara Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), yaitu dengan total 36.259 bayi.[41]
Mortalitas
Mortalitas secara global karena demam pada bayi berusia 0–60 hari belum diketahui secara pasti angkanya. Akan tetapi, berdasarkan studi Aronson et al. yang dipublikasi di AAP, dari 37.907 bayi yang datang ke unit emergensi, 2,4% mengalami bakteremia dan sepsis, 0,3% meningitis, dan 0,02% meninggal. Dari yang meninggal, setengah di antaranya berusia ≤28 hari dan sisanya berusia 29–56 hari.[40]
Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF), sebanyak 5,0 juta anak di bawah usia 5 tahun meninggal. Ini berarti 13.800 anak di bawah usia 5 tahun meninggal setiap hari pada tahun 2020. Secara global, penyakit menular, termasuk pneumonia, diare dan malaria, tetap menjadi penyebab utama kematian balita, kelahiran prematur dan komplikasi terkait intrapartum.[42]