Epidemiologi Enterobiasis
Data epidemiologi menunjukkan bahwa prevalensi enterobiasis cenderung lebih tinggi pada pasien anak usia sekolah, berusia <18 tahun. Infestasi cacing E. vermicularis juga dikenal sebagai cacing kremi atau pinworm ini relatif jarang terjadi pada anak <2 tahun. Enterobiasos juga banyak ditemukan pada orang dewasa yang sering bersinggungan dengan anak-anak, misalnya pengasuh.[1]
Global
Enterobiasis merupakan infestasi cacing paling umum di dunia, termasuk negara maju. Kondisi ini paling sering ditemukan pada anak berusia kurang dari 18 tahun. Prevalensi enterobiasis pada anak berkisar 0,2–20%. Rute infestasi yang paling banyak dilaporkan adalah fekal-oral.
Pada orang dewasa, enterobiasis umum ditemukan pada orang tua berusia 30–39 tahun yang mengalami penularan dari anaknya. Prevalensi enterobiasis meningkat pada populasi yang hidup dalam kondisi padat, seperti asrama dan panti asuhan. Pada populasi ini, prevalensi enterobiasis dapat mencapai 50%. Enterobiasis juga lebih umum ditemukan pada area perkotaan di daerah sejuk dan beriklim sedang.[4,7]
Indonesia
Belum ada data epidemiologi enterobiasis nasional di Indonesia. Secara umum, prevalensi kecacingan di Indonesia dilaporkan berkisar 60–80%. Hasil survei kecacingan pada siswa sekolah dasar di Indonesia tahun 2013 di 175 kabupaten dan kota menunjukkan bahwa angka kecacingan tertinggi adalah 85,9%, dengan rerata prevalensi 28,12%. Angka ini seharusnya akan menurun dengan peningkatan program higienitas dan sanitasi di masyarakat, termasuk kebiasaan mencuci tangan sebelum makan.[7,9]
Mortalitas
Tidak ada laporan mortalitas yang disebabkan oleh enterobiasis.