Etiologi Enterobiasis
Etiologi enterobiasis adalah infestasi cacing Enterobius vermicularis, yang dikenal juga dengan cacing kremi atau pinworm. Oleh karena penularan kondisi ini melalui jalur fekal-oral, maka tingkat higienitas dan sanitasi yang rendah menjadi faktor risiko enterobiasis[1,4]
Etiologi
E. vermicularis hidup dalam 3 tahap perkembangan, yaitu telur, larva dan cacing dewasa. Telur cacing ini berbentuk oval asimetris pada sisi panjangnya, dengan panjang 40–60 µm dan lebar 20–30 µm. Larva infektif berkembang dengan cepat dalam telur.
Cacing dewasa memiliki bentuk tabung putih panjang dengan ekor lancip. Cacing dewasa jantan berukuran panjang 1–4 mm dan lebar 0,2–0,4 mm dengan bagian posterior melengkung ke ventral. Cacing dewasa betina berukuran lebih besar dengan panjang 8–13 mm dan lebar 0,3–0,6 mm dan memiliki ekor ramping dan lancip.[1,4,7]
Siklus Hidup Cacing E. vermicularis
Siklus hidup E. vermicularis dimulai dari tertelannya telur oleh penderita melalui reinfestasi (deposit telur di kuku penderita akibat menggaruk daerah perianal) atau paparan pada telur dari lingkungan (permukaan barang, pakaian, sprei yang terkontaminasi). Setelah telur tertelan, telur menetas dan mengeluarkan larva di usus halus.
Larva kemudian berpindah dan berkembang menjadi dewasa di kolon, terutama caecum. Cacing dewasa betina kemudian bergerak menuju anus dan meletakkan telur pada daerah perianal pada malam hari. Pada kondisi optimal, larva dalam telur dapat berkembang menjadi infektif dalam 4–6 jam. Proses tertelannya telur sampai deposit telur oleh cacing dewasa betina terjadi selama+1 bulan.[1,4,7]
Faktor Risiko
Faktor risiko enterobiasis, antara lain:
- Anak usia <18 tahun, terutama anak usia sekolah
- Pengasuh pasien dengan enterobiasis
- Anak dari orang tua berpendidikan rendah
- Tidak memiliki kebiasaan mencuci tangan sebelum makan
- Anak dengan kebiasaan menggigit barang, seperti mainan dan alat tulis[7,8]