Edukasi dan Promosi Kesehatan Hepatitis E
Edukasi dan promosi kesehatan terhadap hepatitis E memegang peranan penting mengingat HEV ditransmisikan secara fekal-oral dan dapat menyebabkan wabah. Edukasi dan promosi kesehatan tentang prinsip sanitasi diharapkan dapat mencegah dan mengendalikan penyakit serta penularannya.[23]
Edukasi dan Promosi Kesehatan
Petugas kesehatan perlu melakukan penyuluhan dan konsultasi agar masyarakat memperoleh wawasan dan pemahaman yang benar tentang hepatitis E. Pendekatan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) merupakan alternatif yang baik dalam pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat guna mencegah hepatitis E.[23]
Advokasi dan Sosialisasi
Advokasi dan sosialisasi dilakukan untuk memberikan pemahaman mengenai pentingnya menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan, mengingat HEV ditransmisikan secara fekal-oral dan dapat menimbulkan wabah. Kebiasaan cuci tangan perlu disosialisasikan dengan benar untuk mencegah penularan fekal-oral. Beberapa waktu yang disarankan untuk mencuci tangan adalah sebelum makan, sebelum mengolah dan menghidangkan makanan, sebelum menyusui bayi, sebelum memberi makan bayi atau balita, sesudah buang air besar atau kecil, dan sesudah memegang hewan.[23]
Intervensi Perubahan Perilaku.
Intervensi perubahan perilaku meliputi promosi kesehatan tentang bagaimana hidup sehat, antara lain perilaku hidup bersih dan sehat, kebersihan diri dan lingkungan, serta tata cara pengelolaan pangan yang higienis. Pengelolaan pangan yang higienis dilakukan dengan memperhatikan bahan, alat, dan tempat yang digunakan. Kebiasaan lain yang perlu dipelihara adalah buang air besar dengan cara-cara yang saniter, yaitu membuang tinja di jamban saniter.[23]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Pencegahan dan pengendalian hepatitis E dilakukan melalui intervensi perubahan perilaku dan vaksinasi. Ketersediaan air bersih juga penting karena jalur transmisi HEV bisa dari air yang terkontaminasi.[1,4,23]
Intervensi Perubahan Perilaku
Intervensi perubahan perilaku meliputi cuci tangan pakai sabun (CTPS) dan pengelolaan makanan yang benar. CTPS dilakukan pada 6 saat kritis, yaitu sebelum makan, sebelum mengolah dan menghidangkan makanan, sebelum menyusui, sebelum memberi makan bayi atau balita, sesudah buang air besar atau kecil, dan sesudah memegang hewan.[1,4,23]
Pengolahan Makanan
Cara pengolahan makanan yang benar, meliputi:
- Menjaga kebersihan: mencuci tangan sebelum memasak dan keluar dari toilet; mencuci alat-alat masak dan alat-alat makan; membersihkan dapur
- Memisahkan bahan makanan mentah dan makanan matang: menggunakan alat yang berbeda untuk keperluan dapur dan untuk makan; menyimpan bahan makanan matang dan mentah di tempat yang berbeda.
- Memasak makanan sampai matang: memasak makanan pada suhu minimal 85 C, terutama daging dan makanan laut
- Menyimpan makanan di suhu aman: jangan menyimpan makanan terlalu lama di suhu ruangan maupun kulkas; memasukan makanan yang ingin disimpan ke dalam lemari pendingin
- Menggunakan air bersih dan bahan makanan yang baik: memilih bahan makanan yang segar (belum kadaluwarsa) dan menggunakan air yang bersih; mencuci buah dan sayur dengan baik; pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga[1,4,23]
Dalam rangka pengendalian hepatitis E, masyarakat dapat ikut berperan aktif untuk memutus mata rantai penularan dengan tetap memelihara kesehatan lingkungan, menganjurkan kepada keluarga dan warga di lingkungannya untuk segera berobat agar tidak menjadi sumber penularan.[23]
Vaksinasi
Vaksin rekombinan telah dikembangkan di Nepal dan Cina, dengan 95% efikasi terhadap HEV genotipe 1. Vaksin tersebut dilaporkan dapat memberikan proteksi selama 4,5 tahun dan aman untuk wanita hamil, namun efikasi dan keamanan vaksin untuk pasien dengan penyakit hepar kronik dan pasien dengan terapi imunosupresan belum dapat ditentukan.
Vaksin tersebut diketahui efektif pula terhadap HEV genotipe 4, sedangkan efikasinya terhadap HEV genotipe 2 dan 3 belum terbukti. Saat ini vaksin terhadap HEV tersebut hanya tersedia di Cina dan belum disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA).[4,5,7]