Prognosis Hepatitis E
Prognosis hepatitis E umumnya baik karena bersifat self-limited dan dapat sembuh spontan dalam 2-6 minggu pada pasien yang imunokompeten. Prognosis buruk dapat terjadi pada resipien transplantasi hepar, adanya keterlibatan saraf, dan pasien yang berisiko terjadi komplikasi seperti gagal hati akut.[5,7]
Komplikasi
Mayoritas pasien hepatitis E dapat sembuh secara spontan, namun dapat juga muncul komplikasi seperti gagal hati akut, hepatitis kolestatik, atau berkembang menjadi hepatitis E kronik.[5,8]
Gagal Hati Akut
Komplikasi gagal hati akut hanya terjadi pada 0,5-4% pasien hepatitis E. Faktor risiko terjadinya komplikasi gagal hati akut antara lain wanita hamil, pasien malnutrisi, atau pasien yang telah memiliki penyakit hati sebelumnya (acute on chronic liver disease).
Pada gagal hati akut dapat ditemukan ensefalopati hepatikum, peningkatan enzim aminotransferase (disertai abnormalitas bilirubin dan alkaline phosphatase), dan fungsi sintetik terganggu (international normalized ratio/ INR melebihi 1,5). Mortalitas akan meningkat pada pasien yang tidak mendapatkan perawatan intensif dan pada resipien transplantasi hepar.[8]
Hepatitis Kolestatik
Hepatitis kolestatik ditandai dengan ikterus yang menetap sampai lebih dari 3 bulan, dengan atau tanpa pruritus. Hepatitis kolestatik dapat sembuh spontan dalam beberapa minggu-bulan, yang ditandai dengan viral clearance, peningkatan IgG anti-HEV, dan penurunan IgM anti-HEV.[8]
Hepatitis E Kronik
Hepatitis E dapat berkembang menjadi kronik pada pasien imunokompromais. Pada hepatitis E kronik, HEV RNA dapat terdeteksi di serum atau feses sampai lebih dari 6 bulan, enzim aminotrasferase meningkat secara persisten, dan temuan histologi mengarah ke hepatitis kronik.[8]
Prognosis
Setelah sembuh dari hepatitis E, tubuh akan membentuk imunitas terhadap HEV yang tidak bersifat sterilising, sehingga reinfeksi oleh HEV masih dapat terjadi meskipun kemungkinan munculnya gejala lebih rendah dibandingkan individu yang tidak memiliki imunitas terhadap HEV.[7]
Beberapa kasus melaporkan munculnya keterlibatan saraf pada hepatitis E kronik, antara lain inflammatory polyradiculopathy, sindrom Guillain-Barre, neuropati perifer, ensefalitis, dan ataksia. Pada kasus dengan keterlibatan saraf dilaporkan memiliki luaran yang buruk dengan sekuel neurologi jangka panjang hingga kematian.[5,7]
Hepatitis E pada pasien dengan penyakit hepar kronik, wanita hamil (terutama trimester kedua dan ketiga), gagal hati akut, dan resipien transplantasi hepar memiliki risiko mortalitas yang lebih tinggi.[1,4,7]