Etiologi Hepatitis E
Etiologi hepatitis E adalah virus hepatitis E (Hepatitis E Virus / HEV). Virus hepatitis E adalah salah satu penyebab paling umum dari hepatitis virus akut di negara-negara terbatas sumber daya, namun paling sedikit didiagnosis. Transmisi terjadi fekal-oral. Di Asia, genotipe 1-4 telah dilaporkan.[5,8,10]
Virus Hepatitis E
HEV termasuk ke dalam famili Hepeviridae, genus Orthohepevirus. Strain HEV dari genus Orthohepevirus dibagi menjadi 4 spesies yaitu grup A sampai D. Infeksi HEV pada manusia disebabkan oleh strain HEV dari spesies grup A, sedangkan grup B, C, dan D hanya menyebabkan infeksi pada hewan. HEV merupakan virus ribonucleic acid (RNA) sense positif beruntai tunggal, berbentuk ikosahedral tanpa amplop, dengan diameter sekitar 27-34 nm.
Strain HEV dari spesies grup A memiliki 8 genotipe, yaitu genotipe 1 sampai 8. Genotipe 1 dan 2 hanya menginfeksi manusia. Genotipe 3 dan 4 menyebabkan infeksi zoonotik pada manusia dan endemik pada babi (dilaporkan juga pada hewan primata, rusa, sapi, beruang, dan lumba-lumba). Genotipe 5 dan 6 hanya menyebabkan infeksi pada babi hutan. Genotipe 7 dan 8 menyebabkan infeksi pada unta. Genotipe 7 pernah dilaporkan menyebabkan infeksi pada manusia di Saudi Arabia. Infeksi terjadi pada satu pasien post transplantasi hepar yang rutin mengonsumsi susu dan daging unta.
Hepatitis E kronik pada manusia terutama disebabkan oleh HEV genotipe 3.[2,5,7,8-10,12]
Transmisi
Transmisi HEV terutama terjadi secara fekal-oral melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi, namun dilaporkan juga dapat terjadi melalui transfusi darah dan transmisi ibu-anak.[1,2,11]
Makanan dan Minuman Terkontaminasi
Transmisi HEV melalui makanan dan minuman terkontaminasi dapat terjadi secara waterborne maupun foodborne (zoonotik). Di daerah endemi, penyebaran HEV terjadi secara waterborne, sedangkan di daerah non-endemi, penyebaran HEV terjadi secara foodborne.[1,4]
Waterborne:
HEV genotipe 1 dan 2 terutama ditransmisikan melalui konsumsi air yang terkontaminasi virus secara fekal (dari feses hewan atau manusia yang terinfeksi). Genotipe 1 lebih sering menyebabkan wabah dibandingkan genotipe 2 (kasus sporadik).
Transmisi waterborne biasa terjadi di negara berkembang atau daerah dengan sanitasi rendah dan persediaan air bersih yang terbatas, termasuk area perang dan tempat pengungsian.[1,7]
Zoonotik:
HEV genotipe 3 dan 4 ditransmisikan secara zoonotik (dari hewan ke manusia) melalui konsumsi daging hewan terinfeksi yang mentah atau kurang matang (foodborne), seperti daging rusa, daging babi hutan, sosis babi, organ dalam hewan (jeroan), dan kerang. Termasuk juga produk hewani seperti susu sapi, baik yang mentah maupun sudah terpasteurisasi. Transmisi zoonotik biasa terjadi di negara maju atau daerah dengan persediaan air bersih dan sanitasi yang baik.[1,2]
Transfusi Darah
Transmisi melalui transfusi darah pernah dilaporkan terjadi di negara-negara Eropa (HEV genotipe 3) dan Jepang (HEV genotipe 3 dan 4). Transmisi melalui transfusi darah jarang memunculkan gejala (asimtomatik), namun dapat berkembang menjadi kasus hepatitis E kronik pada resipien yang imunokompromais.[5,7]
Transmisi Ibu-Anak
Transmisi vertikal HEV dari ibu ke bayi yang pernah dilaporkan yaitu transmisi perinatal dan transmisi melalui air susu ibu.
Transmisi Perinatal
Serial kasus yang masih terbatas melaporkan bahwa HEV dapat ditransmisikan secara vertikal dari ibu ke bayi yang dapat menyebabkan mortalitas dan morbiditas perinatal, yaitu ketuban pecah dini dan kelahiran prematur.[4,5]
Air Susu Ibu (ASI):
Data terbatas dari satu laporan kasus menunjukkan HEV ditemukan dalam ASI selama infeksi HEV fase akut.[11]
Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko terjadinya hepatitis E antara lain sanitasi rendah, kebersihan personal kurang, dan sering mengonsumsi jeroan ataupun daging yang mentah atau kurang matang.[5,7]