Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Hepatitis E general_alomedika 2022-06-06T22:20:37+07:00 2022-06-06T22:20:37+07:00
Hepatitis E
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Hepatitis E

Oleh :
dr. Putri Kumala Sari
Share To Social Media:

Etiologi hepatitis E adalah virus hepatitis E (Hepatitis E Virus / HEV). Virus hepatitis E adalah salah satu penyebab paling umum dari hepatitis virus akut di negara-negara terbatas sumber daya, namun paling sedikit didiagnosis. Transmisi terjadi fekal-oral. Di Asia, genotipe 1-4 telah dilaporkan.[5,8,10]

Virus Hepatitis E

HEV termasuk ke dalam famili Hepeviridae, genus Orthohepevirus. Strain HEV dari genus Orthohepevirus dibagi menjadi 4 spesies yaitu grup A sampai D. Infeksi HEV pada manusia disebabkan oleh strain HEV dari spesies grup A, sedangkan grup B, C, dan D hanya menyebabkan infeksi pada hewan. HEV merupakan virus ribonucleic acid (RNA) sense positif beruntai tunggal, berbentuk ikosahedral tanpa amplop, dengan diameter sekitar 27-34 nm.

Strain HEV dari spesies grup A memiliki 8 genotipe, yaitu genotipe 1 sampai 8. Genotipe 1 dan 2 hanya menginfeksi manusia. Genotipe 3 dan 4 menyebabkan infeksi zoonotik pada manusia dan endemik pada babi (dilaporkan juga pada hewan primata, rusa, sapi, beruang, dan lumba-lumba). Genotipe 5 dan 6 hanya menyebabkan infeksi pada babi hutan. Genotipe 7 dan 8 menyebabkan infeksi pada unta. Genotipe 7 pernah dilaporkan menyebabkan infeksi pada manusia di Saudi Arabia. Infeksi terjadi pada satu pasien post transplantasi hepar yang rutin mengonsumsi susu dan daging unta.

Hepatitis E kronik pada manusia terutama disebabkan oleh HEV genotipe 3.[2,5,7,8-10,12]

Transmisi

Transmisi HEV terutama terjadi secara fekal-oral melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi, namun dilaporkan juga dapat terjadi melalui transfusi darah dan transmisi ibu-anak.[1,2,11]

Makanan dan Minuman Terkontaminasi

Transmisi HEV melalui makanan dan minuman terkontaminasi dapat terjadi secara waterborne maupun foodborne (zoonotik). Di daerah endemi, penyebaran HEV terjadi secara waterborne, sedangkan di daerah non-endemi, penyebaran HEV terjadi secara foodborne.[1,4]

Waterborne:

HEV genotipe 1 dan 2 terutama ditransmisikan melalui konsumsi air yang terkontaminasi virus secara fekal (dari feses hewan atau manusia yang terinfeksi). Genotipe 1 lebih sering menyebabkan wabah dibandingkan genotipe 2 (kasus sporadik).

Transmisi waterborne biasa terjadi di negara berkembang atau daerah dengan sanitasi rendah dan persediaan air bersih yang terbatas, termasuk area perang dan tempat pengungsian.[1,7]

Zoonotik:

HEV genotipe 3 dan 4 ditransmisikan secara zoonotik (dari hewan ke manusia) melalui konsumsi daging hewan terinfeksi yang mentah atau kurang matang (foodborne), seperti daging rusa, daging babi hutan, sosis babi, organ dalam hewan (jeroan), dan kerang. Termasuk juga produk hewani seperti susu sapi, baik yang mentah maupun sudah terpasteurisasi. Transmisi zoonotik biasa terjadi di negara maju atau daerah dengan persediaan air bersih dan sanitasi yang baik.[1,2]

Transfusi Darah

Transmisi melalui transfusi darah pernah dilaporkan terjadi di negara-negara Eropa (HEV genotipe 3) dan Jepang (HEV genotipe 3 dan 4). Transmisi melalui transfusi darah jarang memunculkan gejala (asimtomatik), namun dapat berkembang menjadi kasus hepatitis E kronik pada resipien yang imunokompromais.[5,7]

Transmisi Ibu-Anak

Transmisi vertikal HEV dari ibu ke bayi yang pernah dilaporkan yaitu transmisi perinatal dan transmisi melalui air susu ibu.

Transmisi Perinatal

Serial kasus yang masih terbatas melaporkan bahwa HEV dapat ditransmisikan secara vertikal dari ibu ke bayi yang dapat menyebabkan mortalitas dan morbiditas perinatal, yaitu ketuban pecah dini dan kelahiran prematur.[4,5]

Air Susu Ibu (ASI):

Data terbatas dari satu laporan kasus menunjukkan HEV ditemukan dalam ASI selama infeksi HEV fase akut.[11]

Faktor Risiko

Beberapa faktor risiko terjadinya hepatitis E antara lain sanitasi rendah, kebersihan personal kurang, dan sering mengonsumsi jeroan ataupun daging yang mentah atau kurang matang.[5,7]

Referensi

1. World Health Organization. Hepatitis E. 2021. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hepatitis-e.
2. Centers for Disease Control and Prevention. Hepatitis E Questions and Answers for Health Professionals. 2020. https://www.cdc.gov/hepatitis/hev/hevfaq.htm#section2
3. Melgaço JG, Gardinali NR, de Mello VDM, Leal M, Lewis-Ximenez LL, Pinto MA. Hepatitis E: Update on Prevention and Control. Biomed Res Int. 2018;2018:5769201. Published 2018 Jan 9. doi:10.1155/2018/5769201
4. Remy P. Hepatitis E. Medscapem 2019. https://emedicine.medscape.com/article/178140-overview
5. Waqar S, Sharma B, Koirala J. Hepatitis E. [Updated 2021 Jul 18]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532278/
7. European Association for the Study of the Liver. EASL Clinical Practice Guidelines on hepatitis E virus infection. Journal of hepatology, 2018. 68(6), 1256–1271. https://doi.org/10.1016/j.jhep.2018.03.005
8. Sherman KE. Hepatitis E Virus Infection. Uptodate, 2021. https://www.uptodate.com/contents/hepatitis-e-virus-infection#H2164808
9. Aslan AT, Balaban HY. Hepatitis E virus: Epidemiology, diagnosis, clinical manifestations, and treatment. World J Gastroenterol. 2020 Oct 7;26(37):5543-5560. doi: 10.3748/wjg.v26.i37.5543.
10. Pallerla SR, Harms D, Johne R, Todt D, Steinmann E, Schemmerer M, Wenzel JJ, Hofmann J, Shih JWK, Wedemeyer H, Bock CT, Velavan TP. Hepatitis E Virus Infection: Circulation, Molecular Epidemiology, and Impact on Global Health. Pathogens. 2020 Oct 20;9(10):856. doi: 10.3390/pathogens9100856.
11. Rivero-Juarez A, Frias M, Rodriguez-Cano D, Cuenca-López F, Rivero A. Isolation of Hepatitis E Virus From Breast Milk During Acute Infection. Clin Infect Dis. 2016 Jun 1;62(11):1464. doi: 10.1093/cid/ciw186.
12. Lee GH, Tan BH, Teo EC, Lim SG, Dan YY, Wee A, Aw PP, Zhu Y, Hibberd ML, Tan CK, Purdy MA, Teo CG. Chronic Infection With Camelid Hepatitis E Virus in a Liver Transplant Recipient Who Regularly Consumes Camel Meat and Milk. Gastroenterology. 2016 Feb;150(2):355-7.e3. doi: 10.1053/j.gastro.2015.10.048.

Patofisiologi Hepatitis E
Epidemiologi Hepatitis E
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas kemarin, 18:00
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas kemarin, 18:49
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.