Epidemiologi Hepatitis E
Epidemiologi hepatitis E dilaporkan dari berbagai daerah di seluruh dunia, terutama daerah dengan iklim tropis, sanitasi kurang, dan kebersihan personal kurang. Jumlah kasus hepatitis E diperkirakan mencapai 20 juta kasus per tahun di seluruh dunia, dengan estimasi 3,3 juta kasus simtomatik.[1]
Global
Hepatitis E banyak dilaporkan terjadi di negara berkembang sekitar ekuator. Wabah terbesar hepatitis E pernah dilaporkan di Cina Utara pada tahun 1986-1988 dengan jumlah kasus infeksi 100.000. Tingkat prevalensi hepatitis E lebih dari 25% dilaporkan di Amerika Tengah, negara timur tengah, serta beberapa daerah Afrika dan Asia (terutama Asia Timur dan Asia Selatan).[1,4]
Kasus hepatitis E pada manusia dapat terjadi sebagai wabah, kasus sporadik, maupun kasus individual (isolated). Kejadian wabah hepatitis E terutama disebabkan oleh waterborne infection dan berkaitan dengan musim hujan, banjir, dan kepadatan penduduk. Kasus sporadik dan individual hepatitis E lebih sering terjadi di negara-negara barat, negara-negara maju dengan sanitasi dan suplai air bersih yang baik. Kasus sporadik dan individual hepatitis E lebih bersifat foodborne infection, juga berkaitan dengan penduduk yang bepergian ke daerah endemi maupun pendatang dari daerah endemi hepatitis E.[1,2,4,5]
Data Berdasarkan Genotipe
Masing-masing genotipe virus hepatitis E (HEV) memiliki epidemiologi dan populasi target yang berbeda. Keempat genotipe yang ditemukan pada manusia telah dilaporkan di Asia. Lebih spesifik, HEV genotipe 1-2 teridentifikasi di Afrika dan Asia. HEV genotipe 2 teridentifikasi juga di Meksiko. HEV genotipe 3 teridentifikasi di negara-negara maju di Asia, Amerika Utara, dan negara-negara barat. HEV genotipe 4 teridentifikasi di Eropa (Jerman, Prancis, Belanda, Switzerland) dan Asia (Cina, Taiwan, dan Jepang). HEV genotipe 7 teridentifikasi di Saudi Arabia pada 1 kasus individu (55 tahun) post transplantasi hepar yang rutin mengonsumsi susu dan daging unta.[2,4,5,7,12]
HEV genotipe 1 lebih sering menyebabkan wabah besar dibandingkan genotipe lainnya. HEV genotipe 2 dapat menyebabkan wabah juga namun dalam skala yang lebih kecil. HEV genotipe 1 dan 2 terutama menyerang populasi dewasa muda usia 15-40 tahun, sedangkan HEV genotipe 3 dan 4 menyerang populasi dewasa usia lebih dari 40 tahun, terutama pria dan pasien imunokompromais.[2,5]
Indonesia
Hepatitis E sangat jarang dilaporkan di Indonesia. Hingga saat ini belum ada angka-angka yang jelas mengenai prevalensi hepatitis E di Indonesia, khususnya mengenai endemisitas. Namun, mengingat tingginya prevalensi hepatitis E di negara berkembang, termasuk negara-negara di Asia, dapat diperkirakan bahwa hepatitis E kurang terdeteksi di Indonesia, terutama di daerah dengan sumber daya terbatas.
Mortalitas
Tingkat mortalitas hepatitis E secara keseluruhan sebesar 4%. World Health Organization (WHO) mengestimasi jumlah kematian akibat hepatitis E mencapai 44.000, yaitu 3,3% dari jumlah kematian akibat Hepatitis Viral.[1]
Pasien dengan penyakit hepar kronik yang terinfeksi hepatitis E dilaporkan dapat memiliki tingkat mortalitas sampai 70%. Wanita hamil, gagal hati akut, dan resipien transplantasi hepar juga memiliki risiko mortalitas yang tinggi.[1,4,7]
Tingkat mortalitas hepatitis E pada wanita hamil dilaporkan dapat mencapai 25%, terutama pada trimester kedua dan ketiga. Penyebab mortalitas antara lain ensefalopati, disseminated intravascular coagulation (DIC), kegagalan hepar fulminan, atau komplikasi obstetrik seperti eklamsia dan perdarahan, yang berkaitan juga dengan tingginya mortalitas infant.[4,7]