Prognosis Leismaniasis
Prognosis leismaniasis kutaneus pada umumnya baik karena bersifat self-healing, sedangkan kasus leismaniasis viseralis cukup fatal bila tidak mendapatkan terapi segera.
Komplikasi
Inflamasi kronis pada bekas luka leismaniasis kutaneus dapat menjadi predileksi kanker kulit seperti karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa. Bekas luka penyembuhan yang disebabkan leismaniasis kutaneus atau mukosa dapat menyebabkan stigma dan mengganggu kehidupan sosial pasien.[3,14,15]
Post kala-azar dermal leismaniasis (PKDL) dapat terjadi sebagai komplikasi dari leismaniasis viseralis. PKDL ditandai dengan timbulnya ruam makula, papul, atau nodul pada bagian wajah, ekstremitas atas, trunkus, mukosa oral dan bagian lain dari tubuh. PKDL dapat muncul setelah 6 bulan sampai 1 tahun setelah leismaniasis viseralis sembuh.[1,6]
Hemofagositik limfohistiositosis (HLH) merupakan komplikasi leismaniasis viseralis yang sering terjadi pada anak-anak. Leismaniasis perlu selalu dicurigai pada pasien dengan HLH, terutama pada mereka yang memiliki riwayat bepergian ke daerah endemis leismaniasis.
Diagnosis HLH dapat ditegakkan apabila terdapat 5 dari 8 kriteria berikut, meliputi demam, splenomegali, sitopenia paling tidak pada dua jenis sel, hipofibrinogenemia atau hipertrigliseridemia, hemofagositosis, kadar feritin > 500ìg/L, aktivitas sel natural killer (NK) yang menurun atau negatif, dan CD25 >2.400 U/mL.[16,17]
Prognosis
Prognosis leismaniasis tergantung pada tipe leismaniasis yang diderita. Leismaniasis kutaneus dapat sembuh spontan pada pasien dengan sistem imun yang baik.[3,6]
Pada umumnya, leismaniasis sembuh dengan cepat dalam waktu kurang lebih satu minggu setelah terapi. Tanda perbaikan leismaniasis adalah penambahan berat badan, perbaikan splenomegali, dan perbaikan parameter hematologi.
Perbaikan klinis yang terus terjadi setelah 6–12 bulan mengindikasikan bahwa penyembuhan akan terjadi. Pada kasus yang mendapatkan tata laksana secara efektif, tidak ditemui lagi parasit pada aspirat jaringan. Meskipun telah menyelesaikan pengobatan sesuai dengan rekomendasi yang dianjurkan, kasus relaps dapat terjadi dalam waktu 6 bulan. Oleh karena itu, pemantauan dalam jangka waktu panjang diperlukan.
Kasus leismaniasis viseralis yang tidak mendapatkan pengobatan bersifat fatal dengan tingkat mortalitas 10%. Risiko mortalitas meningkat terutama pada pasien dengan koinfeksi HIV.[3,6]