Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Leptospirosis irfan 2022-01-21T13:27:54+07:00 2022-01-21T13:27:54+07:00
Leptospirosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Leptospirosis

Oleh :
dr. Ghifara Huda SE AAAK
Share To Social Media:

Menurut data epidemiologi global, leptospirosis atau Weil’s disease lebih sering terjadi di daerah beriklim tropis dan subtropis. Namun, penyakit ini juga dapat terjadi di daerah dengan iklim lain. Insidensi biasanya meningkat di musim hujan karena adanya banjir.

Global

Di negara barat, leptospirosis umumnya muncul di akhir musim panas atau awal musim gugur. Sementara itu, di negara tropis, penyakit ini biasanya muncul di musim hujan akibat banjir dan longsor. Sekitar 80% penduduk di negara tropis diperkirakan memiliki serokonversi positif, yang menandakan bahwa orang tersebut pernah terinfeksi atau sedang terinfeksi Leptospira. Insidensi dilaporkan tinggi pada area urban yang padat, kurang bersih, dan berpopulasi rodensia tinggi.

Saat ini tidak ada bukti bahwa Leptospira lebih memengaruhi jenis kelamin ataupun ras tertentu. Namun, insidensi pada pria lebih sering ditemukan karena penyakit ini memiliki hubungan erat dengan okupasi, seperti petani dan peternak. Anak-anak mungkin lebih rentan karena kurang hati-hati saat bermain dengan hewan vektor atau saat berkontak dengan air dan tanah yang tercemar.[1,5,7,13]

Indonesia

Leptospirosis tersebar luas di negara yang beriklim tropis seperti Indonesia. Bakteri ini menyukai lingkungan dengan temperatur hangat, lembab, tingkat keasamaan air dan tanah netral, serta curah hujan tinggi. Menurut Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, case fatality rate (CFR) tertinggi kasus leptospirosis di Indonesia pada tahun 2016 ada di provinsi Banten (60%), Daerah Istimewa Yogyakarta (35,29%), dan Jawa Tengah (18,29%).[6]

Mortalitas

Sekitar 90% leptospirosis adalah kasus ringan yang jarang menimbulkan kematian. Namun, kasus yang berat dapat melibatkan jantung, paru, sistem saraf pusat, atau ginjal dan dapat menimbulkan kematian. Pasien dengan leptospirosis berat biasanya membutuhkan rawat inap dan pemantauan di ICU.

Rata-rata mortalitas leptospirosis adalah 10% tetapi dapat bervariasi antara 5–40%. Orang lanjut usia dan orang immunocompromised adalah orang yang paling berisiko. Mayoritas kematian terjadi akibat gagal ginjal, perdarahan masif, atau acute respiratory distress syndrome (ARDS).[1,13]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Riawati

Referensi

1. Wang S, Stobart GMA, Dunn N. Leptospirosis. StatPearls Publishing. 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441858/
5. WHO. Leptospirosis: WHO recommended standards and strategies for surveillance, prevention and control of communicable diseases. 2017. http://www.who.int/zoonoses/diseases/leptospirosis/en/.
6. Widjajanti W. Epidemiologi, diagnosis, dan pencegahan leptospirosis. Journal of Health Epidemiology and Communicable Diseases. 2020;5(2):62-68. https://doi.org/10.22435/jhecds.v5i2.174
7. Munoz-Zanzi C, Groene E, Morawski BM, et al. A systematic literature review of leptospirosis outbreaks worldwide, 1970–2012. Rev Panam Salud Publica. 2020;44:e78. https://doi.org/10.26633/RPSP.2020.78
13. Medscape. Leptospirosis. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/220563-overview

Etiologi Leptospirosis
Diagnosis Leptospirosis
Diskusi Terkait
dr. Alain Raymond Elroy
Dibalas 26 April 2021, 11:40
Pengobatan seperti apa yang tepat untuk pasien leptospirosis - Penyakit Dalam Ask The Expert
Oleh: dr. Alain Raymond Elroy
1 Balasan
Alo dr. Robert Sinto,Sp. PD-KPTIdok mau bertanya, bagaimana pengobatan leptospirosis pada pasien alergi penicillin atau bila obat tersebut tidak ada, apakah...
dr. Infithaar
Dibalas 03 Januari 2020, 16:02
Pemberian profilaksis antibiotik untuk leptospirosis
Oleh: dr. Infithaar
2 Balasan
Alo dok, saya ingin bertanya mengenai antibiotik profilaksis leptospira. Untuk resiko sedang (terdapat riwayat terkena banjir luka/lesi) apakah antibiotik...
dr. Astari Rahma Dewi
Dibalas 03 Desember 2019, 17:41
Penanganan kasus digigit tikus
Oleh: dr. Astari Rahma Dewi
1 Balasan
Dok maaf mau menanyakan sebenarnya prosedur yg benar dalam penanganan kasus akibat digigit tikus seperti apa ya? Terima kasih

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.