Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Leptospirosis irfan 2022-01-21T13:29:10+07:00 2022-01-21T13:29:10+07:00
Leptospirosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Leptospirosis

Oleh :
dr. Ghifara Huda SE AAAK
Share To Social Media:

Prinsip penatalaksanaan leptospirosis atau Weil’s disease adalah eliminasi bakteri Leptospira dengan antibiotik serta pemberian terapi suportif yang diperlukan. Mayoritas kasus leptospirosis ringan bersifat self-limiting dan belum tentu membutuhkan antibiotik. Akan tetapi, kasus yang berat umumnya perlu diberikan antibiotik.

Beberapa ahli berpendapat bahwa pemberian antibiotik tidak diperlukan pada kasus ringan, tetapi beberapa ahli lainnya berpendapat bahwa pemberian antibiotik diperlukan untuk kasus ringan dan untuk pencegahan. Pasien yang dicurigai leptospirosis ringan umumnya dapat berobat jalan saja, tetapi perlu diedukasi untuk segera ke rumah sakit apabila mengalami perburukan gejala.

Sementara itu, pasien yang dicurigai leptospirosis berat harus dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas ICU memadai. Apabila leptospirosis yang berat tidak ditangani dengan cepat dan tepat, penyakit ini dapat mengakibatkan kerusakan multiorgan yang berakhir pada kematian.[1,5,10,13,20,21]

Medikamentosa

Pemberian antibiotik terutama disarankan pada kasus leptospirosis yang berat. Namun, beberapa literatur juga menyarankan pemberian antibiotik pada kasus yang ringan.

Leptospirosis Ringan

Doksisiklin oral umumnya disarankan untuk pasien leptospirosis ringan yang dirawat jalan. Dosis dewasa yang disarankan adalah 100 mg tiap 12 jam sekali selama 7 hari, sedangkan dosis anak yang disarankan adalah 2 mg/kg/hari yang terbagi dalam dua dosis (tidak melebihi 200 mg/hari) selama 7 hari.

Pada anak-anak berusia <8 tahun yang belum dapat menerima doksisiklin, pilihan lain adalah ampicillin atau amoxicillin. Sementara itu, pada wanita hamil, opsi yang dapat diberikan adalah amoxicillin atau azithromycin.[1,5,10,13,20,21]

Leptospirosis Berat

Penisilin G intravena merupakan terapi pilihan utama untuk pasien leptospirosis berat yang dirawat inap di rumah sakit. Pasien dewasa bisa diberikan dosis 1,5 juta unit lewat jalur intravena tiap 6 jam selama 7 hari. Sementara itu, pasien anak bisa diberikan dosis 250.000-400.000 unit/kg/hari secara intravena, yang terbagi dalam 4–6 dosis. Dosis penicillin maksimal untuk anak adalah 6–12 juta unit/hari, selama 7 hari.

Pada orang dewasa, opsi lainnya adalah doksisiklin intravena, cefotaxime intravena, atau ceftriaxone intravena. Ceftriaxone merupakan sefalosporin generasi ketiga yang memiliki spektrum luas. Obat ini diketahui efektif dalam penatalaksanaan leptospirosis gejala berat. Dosis ceftriaxone yang diberikan untuk orang dewasa adalah 1–2 gram IV sekali sehari selama 7 hari.

Pada anak-anak, opsi selain penicillin adalah cefotaxime, ceftriaxone, dan azithromycin. Sementara itu, pada ibu hamil dengan leptospirosis yang berat, antibiotik yang dapat diberikan adalah penicillin G, cefotaxime, ceftriaxone, atau azithromycin.[5,10,13,20,21]

Terapi Suportif

Status cairan dan elektrolit perlu diperhatikan karena pasien leptospirosis berat dapat mengalami gangguan ginjal. Pasien yang sudah memiliki riwayat gagal ginjal kronis maupun pasien yang mengalami gagal ginjal akut akibat leptospirosis memerlukan dialisis apabila terjadi asidosis, kelebihan cairan, serta hiperkalemia.

Monitoring jantung diperlukan bila ada tanda gangguan jantung seperti miokarditis dan aritmia. Sementara itu, ventilasi mekanik diperlukan pada pasien yang mengalami acute respiratory distress syndrome (ARDS). Transfusi darah diperlukan oleh pasien yang mengalami sindrom Weil’s dan tetes mata kortikosteroid diperlukan oleh pasien yang mengalami inflamasi mata.

Pemberian kortikosteroid untuk menurunkan inflamasi secara umum masih menjadi perdebatan, tetapi diduga bermanfaat untuk menekan migrasi leukosit polimorfonuklear. Pemberian methylprednisolone dengan dosis 30 mg/kg/hari (tidak melebihi 1.500 mg/hari) sudah banyak dilakukan dan berhasil untuk pengobatan leptospirosis dengan komplikasi gagal ginjal tanpa dialisis.[1,5,10,13,20,21]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Riawati

Referensi

1. Wang S, Stobart GMA, Dunn N. Leptospirosis. StatPearls Publishing. 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441858/
5. WHO. Leptospirosis: WHO recommended standards and strategies for surveillance, prevention and control of communicable diseases. 2017. http://www.who.int/zoonoses/diseases/leptospirosis/en/.
10. CDC. Leptospirosis fact sheet for clinicians. 2018. https://www.cdc.gov/leptospirosis/pdf/fs-leptospirosis-clinicians-eng-508.pdf
13. Medscape. Leptospirosis. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/220563-overview
20. Cagliero J, Villanueva SYAM, Matsui M. Leptospirosis pathophysiology: Into the storm of cytokines. Front Cell Infect Microbiol. 2018;8:20.

Diagnosis Leptospirosis
Prognosis Leptospirosis
Diskusi Terkait
dr. Alain Raymond Elroy
Dibalas 26 April 2021, 11:40
Pengobatan seperti apa yang tepat untuk pasien leptospirosis - Penyakit Dalam Ask The Expert
Oleh: dr. Alain Raymond Elroy
1 Balasan
Alo dr. Robert Sinto,Sp. PD-KPTIdok mau bertanya, bagaimana pengobatan leptospirosis pada pasien alergi penicillin atau bila obat tersebut tidak ada, apakah...
dr. Infithaar
Dibalas 03 Januari 2020, 16:02
Pemberian profilaksis antibiotik untuk leptospirosis
Oleh: dr. Infithaar
2 Balasan
Alo dok, saya ingin bertanya mengenai antibiotik profilaksis leptospira. Untuk resiko sedang (terdapat riwayat terkena banjir luka/lesi) apakah antibiotik...
dr. Astari Rahma Dewi
Dibalas 03 Desember 2019, 17:41
Penanganan kasus digigit tikus
Oleh: dr. Astari Rahma Dewi
1 Balasan
Dok maaf mau menanyakan sebenarnya prosedur yg benar dalam penanganan kasus akibat digigit tikus seperti apa ya? Terima kasih

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.