Prognosis Malaria
Jika tidak disertai komplikasi, prognosis malaria umumnya baik. Sebagian besar pasien akan mengalami perbaikan gejala dalam 48 jam setelah pemberian antimalaria.[3]
Anemia, hipoglikemia, kejang, koma, disfungsi organ, asidosis laktat, hiperparasitemia, leukositosis, serta manifestasi klinis lain pada malaria berat (menurut WHO) merupakan faktor prognosis buruk untuk malaria.[6]
Komplikasi
Komplikasi malaria adalah sebagai berikut:
- Malaria serebral
- Hemolisis yang menyebabkan anemia berat dan jaundice
- Splenomegali yang menetap walaupun hasil tes sudah negatif (pada kasus infeksi malaria berulang)
- Gagal ginjal
- Insufisiensi adrenal
- Hipoglikemia berat
- Asidosis laktat
- Syok
Disseminated intravascular coagulation (DIC)
- Edema paru
- Koma
- Kematian[3,16,31]
Infeksi malaria selama kehamilan dapat menimbulkan komplikasi berikut:
- Abortus
- Persalinan prematur
- Berat badan lahir rendah
- Infeksi malaria kongenital
- Kematian perinatal[30]
Prognosis
Ada berbagai sistem skoring untuk menentukan prognosis malaria, khususnya untuk malaria berat. Salah satunya adalah Malaria Score for Adults (MSA) yang terdiri dari 1 (anemia berat) + 2 (gagal ginjal akut) + 3 (distres pernapasan) + 4 (malaria serebral).
Kemungkinan mortalitas sebesar 2% untuk skor MSA 0–2, 10% untuk skor MSA 3–4, 40% untuk skor MSA 5–6, dan 90% untuk skor MSA ≥7. Dari sebuah studi, sensitivitas MSA adalah 89,9% dengan positive predictive value 94,1%.[44]
Sistem skoring lain yang dapat digunakan adalah Coma Asidosis Malaria (CAM), Malaria Severity Score (MSS), dan Malaria Prognostic Index (MPI).[45]
Orang-orang yang tinggal di daerah endemis malaria bisa memiliki imunitas parsial setelah terinfeksi malaria berulang kali dalam waktu tahunan. Imunitas yang terbentuk ini dapat menurunkan risiko terjadinya malaria berat.[22]