Diagnosis Orchitis Mumps
Diagnosis orchitis mumps didapat dari klinis nyeri testis akut dengan gejala konstitusional, refleks kremaster negatif, serta riwayat paparan terhadap virus mumps dan pembengkakan kelenjar parotis. Pemeriksaan penunjang jarang diperlukan untuk diagnosis, dan umumnya hanya dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis banding.[1,4,5]
Anamnesis
Penderita orchitis biasanya datang dengan keluhan nyeri dan bengkak pada testis. Orchitis mumps sering muncul sebagai komplikasi gondongan. Orchitis mumps lebih sering terjadi pada pasien laki–laki usia pubertas dan pascapubertas.
Awalnya, infeksi muncul dengan gejala konstitusional, seperti demam, sakit kepala, malaise, menggigil, dan diikuti oleh pembengkakan kelenjar parotis unilateral atau bilateral. Gejala dapat berkembang selama 2–3 hari, kemudian menetap selama 1 minggu. Resolusi spontan biasanya terjadi dalam 1–2 minggu setelah demam turun.[1,3,5,6]
Pembengkakan dan nyeri testis mulai muncul 10 hari hingga 6 minggu setelah onset parotitis. Nyeri testis dapat bertahan >2 minggu pada 20% kasus. Nyeri yang dirasakan pada testis bervariasi mulai dari rasa tidak nyaman hingga nyeri akut yang berat. Keluhan awalnya mungkin hanya melibatkan satu testis, kemudian menyebar menjadi orchitis bilateral maupun ke seluruh skrotum.[1,3,5,6]
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik genitalia pria dapat ditemukan:
- Pembesaran testis unilateral atau bilateral
- Nyeri tekan pada testis
- Edema skrotum
- Eritema pada skrotum
- Refleks kremaster normal
- Dapat ditemukan epididimitis[1,5]
Diagnosis Banding
Nyeri dan pembengkakan pada skrotum dapat muncul pada diagnosis lain seperti torsio testis dan epididimitis.
Torsio Testis
Torsio testis merupakan kondisi emergensi yang membutuhkan eksplorasi segera. Berbeda dengan orchitis mumps, pasien torsio testis biasanya datang dengan nyeri testis yang akut dan berat. Testis yang mengalami torsio posisinya lebih tinggi (high riding testis). Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri pada elevasi testis dan refleks kremaster yang abnormal.[2,5]
Epididimitis
Gejala epididimitis adalah nyeri pada testis yang meningkat secara bertahap dan biasanya menjalar ke abdomen bagian bawah. Pemeriksaan fisik menunjukkan nyeri tekan pada epididimis, hingga bengkak dan nyeri tekan pada testis. Terdapat penurunan nyeri dengan elevasi testis (Prehn sign positif) dan refleks kremaster normal.[2]
Orchitis Bakterial
Infeksi menular seksual merupakan penyebab paling umum terjadinya epididimo–orchitis. Kondisi ini biasanya dimulai dengan epididimitis dan diikuti oleh orchitis. Swab uretra dan sampel urine dapat diambil untuk menyingkirkan infeksi saluran kemih dan mendiagnosis infeksi menular seksual sebagai sumbernya.[5,13]
Pemeriksaan Penunjang
Umumnya, diagnosis orchitis mumps cukup ditegakkan dengan pemeriksaan klinis saja. Akan tetapi, beberapa pemeriksaan penunjang yang dijabarkan di bawah ini dapat dilakukan jika ada indikasi, misalnya untuk diagnosis banding dengan torsio testis.
Ultrasonografi
Temuan khas ultrasonografi (USG) testis pada orchitis meliputi hipervaskularisasi difus, serta peningkatan volume testis dan epididimis. Secara keseluruhan, testis akan tampak hipoekoik. Temuan tersebut dapat disertai dengan pembengkakan epididimis dan pembentukan hidrokel.[1,3,5]
Orchidometry
Orchidometer Prader dapat digunakan untuk mengukur pembesaran testis dan menilai atrofi testis. Akan tetapi, hasil yang didapat tidak begitu teliti jika dibandingkan dengan ultrasonografi testis. Subjektivitas pemeriksa dan jaringan sekitar testis dapat mempengaruhi hasil pengukuran dengan orchidometer.[3]
Laboratorium
Pemeriksaan darah lengkap pada orchitis mumps seringkali menunjukkan jumlah leukosit dan hitung jenis leukosit dalam batas normal. Pada beberapa kasus ditemukan leukositosis ataupun leukopenia. Ditemukan peningkatan C–reactive protein (CRP) di atas 0,8 mg/dL pada 90% kasus.[1,3]
Pemeriksaan Lainnya
Pemeriksaan penunjang sebaiknya mencakup analisis urine, serta dengan kultur dan sensitivitas urine. Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk menyingkirkan infeksi bakteri dan infeksi menular seksual.[1,5]
Virus dapat diisolasi dari saliva, urin, darah, swab nasofaring dan cairan semen dalam waktu satu minggu setelah timbulnya gejala. Pemeriksaan RT–PCR merupakan teknik diagnostik yang cepat, sensitif dan spesifik, tetapi jarang dilakukan karena keterbatasan sumber daya dan harga yang mahal.[1]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli