Edukasi dan Promosi Kesehatan Schistosomiasis
Edukasi dan promosi kesehatan terkait schistosomiasis berhubungan dengan pencegahan penularan seperti tidak mandi di kali/sungai, cara mengonsumsi prazikuantel, dan konsumsi air bersih.
Edukasi Pasien
Edukasi pasien yang mengalami schistosomiasis adalah terkait cara konsumsi prazikuantel dan efek sampingnya seperti nyeri kepala, mual, dan rasa tidak nyaman maupun nyeri pada abdomen.
Pasien yang mengalami schistosomiasis kebanyakan memiliki riwayat kebersihan yang kurang baik, akses ke fasilitas kesehatan yang sulit, dan seringkali pada kondisi sosioekonomi yang rendah. Selain menjaga kebersihan dan tidak mandi di kali maupun sungai, pasien juga harus diedukasi untuk berkemih di jamban dan bukan perairan terbuka seperti kali/sungai/danau.[13]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Penduduk di daerah endemis dan pelancong yang akan pergi ke sana perlu mengetahui cara pencegahan, penularan, dan pengobatan schistosomiasis. Di Indonesia, area endemis ada di Dataran Tinggi Napu, Bodo, dan Lindu Kabupaten Poso dan Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.
Cara pencegahan yang bisa dilakukan adalah:
- Menghindari berenang pada lokasi endemis, kecuali air telah diklorinasi seperti pada kolam renang
- Konsumsi air bersih. Air terkontaminasi dapat mengandung parasit yang dapat menginfeksi mukosa mulut. Jika mengonsumsi air yang belum dapat dipastikan kebersihannya, disarankan air dididihkan selama satu menit atau lebih untuk mengeliminasi patogen yang ada
- Penggunaan air bersih untuk mandi. Air yang terkontaminasi dapat menginfeksi kulit secara langsung. Sama seperti air minum, air yang digunakan untuk mandi disarankan untuk dididihkan selama setidaknya satu menit untuk mengeliminasi patogen[12]
Sampai saat ini, belum ada vaksin yang tersedia untuk pencegahan schistosomiasis, walaupun beberapa penelitian pada hewan telah dilakukan.[15]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli